Silat Lintau

Tak Bisa Dianggap Remeh

Tak Bisa Dianggap Remeh

PEKANBARU (riaumandiri.co)- Silat merupakan salah satu budaya warisan nenek moyang Indonesia yang perlu kita lestarikan di Negeri sendiri.

Silek atau silat Lintau merupakan beladiri tertua asli Indonesia yang masih eksis dan kian berkembang di daerah-derah nusantara. Silat Lintau bahkan berkembang sampai ke manca negara.

Silat Lintau telah menjadi gaya hidup dan olahraga yang telah dipertandingkan di IPSI. Olahraga ini juga mulai dilirik di berbagai daerah sebagai seni beladiri praktis yang disegani.

Salah satu cara untuk mengembangkan silat agar tidak punah negerinya sendiri adalah dengan menjadikannya ekstra kurikuler di sekolah-sekolah.

Salah satu sekolah yang memasukan sSilat Lintau menjadi ekstra kurikulernya adalah SMA Taruna Pekanbaru, yang terletak di Jalan Lili, Sukajadi.

Latihan mulai dari mulai latihan fisik, teknik bertarung sampai memainkan senjata tajam jenis golok dan kurambik.

Disebutkan pelatih silat Lintau Yance Widyanto Rosi,  dirinya telah membina olahraga silat di SMA Taruna kurang lebih 2 tahun belakangan ini.

"Silat Lintau SMA Taruna bahkan meraih juara 2 pada Popda di Kampar tahun ini. Sebelumnya pada O2SN silat SMA Taruna meraih juara 3. Di Popda Inhu kita juga meraih juara 3 dan masih banyak lagi," ujar Yance Widyanto Rosi.

Silat Lintau di Riau  sendiri diketua Riyono Gede Tri Soko yang juga pemilik taman Wisata Alam Mayang.
Tahun 2007 Silat Lintau ini diperkenalkan Yance Widyanto Rosi di Pekanbaru dan berpusat di alam mayang. "Pada saat itu masih tradisinya saja," papar Yance yang juga merupakan wasit juri IPSI Nasional.

"Namun berjalannya waktu silat Lintau di Pekanbaru mulai mendaftarkan diri ke IPSI tahun 2010. Semoga silat menjadi raja di negerinya sendiri," tutup Yance.***