Pembangunan SMA di Tumang Tergantung BPN

Pembangunan SMA di Tumang Tergantung BPN

SIAK (riaumandiri.co)-Pembangunan SMA di Kampung Tumang Kecamatan Siak merupakan kebutuhan mendesak, pemerintah kampung meletakkan usulan itu di poin pertama dalam musrembang.

 Sementara Dinas Pendidikan akan membangun sekolah itu melalui dana APBN, jika tanah yang dihibahkan bisa mengantongi sertifikat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam bulan ini, maka pembangunan SMA itu bisa terwujud.

Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Siak Nuraini Pane, Rabu (5/4) mengakui akan pentingnya pembangunan sekolah itu. Pasalnya, saat ini pihaknya sudah mendirikan kelas jauh dan berjalan dua tahun pelajaran yang mana proses belajar mengajar menumpang di SMP setempat.

"Pemasalahannya di tanah, rencananya kita bangun dari program pemerintah pusat dana APBN, ketentuanya tanah harus sertifikat dari BPN. Kita sudah survey ke lapangan, lahan itu masuk di wilayah putih. Artinya, bisa mendapat sertifikat BPN. Kita upayakan, batas akhirnya bulan ini sertifikat tanah harus keluar, jika tidak terpaksa program pembangunan dialihkan ke daerah lain," kata Nuraini Pane.

Penghulu Kampung Tumang Muhammad Taher saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan, bangunan sekolah itu kebutuhannya mendesak, selama dua tahun ajaran SMA kelas jauh dari SMAN II Swak Lanjut menumpang di SMPN 1 Satu Atap yang berada di Kampung Tumang.

"Saat ini satu rombel belajar di kelas, satu rombel belajar di bangunan kantor yang dijadikan ruang belajar. Tahun ajaran baru tingal beberapa bulan lagi, sementara tidak ada ruangan lain di SMP itu yang bisa digunakan," terang Taher
Untuk dua rombel kelas 10 dan 11 yang sudah berjalan jumlah pelajarnya 45 orang, sementara jumlah pelajar SMP yang kelas 9 saat ini mencapai 42 orang.

"Lulusan SMP kita tahun ini 42 pelajar, ditambah MTS sebanyak 3 orang. Kalau semua melanjutkan di SMA tentu tidak cukup untuk satu rombel," kata Taher.

Guna mencarikan runag belajar sementara, masyarakat setempat melakukan gotong royong dan mengumpulkan swadaya merehab bangunan lama agar anak-anak bisa melanjutkan pendidikan jenjang SMA di Kampung ini.

"Ini bukti antusias dan semangat masyarakat kami untuk memiliki sekolah SMA di Kampungnya, tidak ada ruang belajar mereka rela gotong royong merehab bangunan SD lama, gedung itu pangung terbuat dari kayu," jelas Taher.

Bangunan SD lama itu sebelumnya panggung, namun lantainya sudah hancur, masyarakat gotong royong menurunkan lantai, menambah dinding dan mengecor lantai dengan bahan seadanya.

"Ini sifatnya sementara, kita semen dengan bahan swadaya. Kita berharap pemerintah segera membangun SMA di Kampung kami," kata Muhammad Taher.

Terkait lahan untuk bangunan sekolah, M Taher mengaku, sudah mewakafkan lahan seluas dua haktar, letaknya di perbatasan antara dusun I dan dusun II.

"Dulu kami sudah dapat lahan 3 haktar untuk diwakafkan, namun lahannya ternyata di perizinan perusahaan. Sekarang saya mewakafkan 2 haktare lahannya sudah ditinjau oleh pak Camat dan Dinas Kehutanan, letaknya di kawasan Putih atau bisa dibuat sertifikat oleh BPN," terang Taher.

Untuk diketahui, dari 14.500 haktare wilayah administrasi kampung Tumang seluruhnya masuk dalam peta perizinan HTI dua perusahaan. Saat ini kementerian sudah melakukan pelepasan kawasan seluar 250 hektare di kampung itu untuk kehidupan masyarakat.

Sudah Tinjau Lahan
Camat Siak Wan Saiful Efendi saat dikonfirmasi membenarkan dia dan pihak Dinas Kehutanan sudah meninjau lahan yang diwakafkan penghulu Tumang untuk pembangunan SMA tersebut.

"Untuk administrasi agar BPN berani mengeluarkan sertifikat, dibutuhkan keterangan dari Dinas Kehutanan. Kami sudah turun meninjau titik koordinat, benar lahan itu sudah dibebaskan.," kata Wan Saiful Effendi..(lam)