Pengusaha Perkebunan tak Mau Berkontribusi

Sebaiknya Dijatuhi Sanksi

Sebaiknya Dijatuhi Sanksi

SELATPANJANG (riaumandiri.co)- Situasi darurat kebakaran yang terjadi di Kepulauan Meranti saat ini, dimana titik api bermunculan tanpa disadari membuat petugas pemadaman kian kalang kabut.

Sementara para pemilik kebun yakni para tauke yang memiliki luas kebun sagu atau kebun karet yang kadang hingga ribuan hektare, sama sekali tidak mau berkontribusi. Pengusaha ini hanya memonitor perkembangan lewat televisi atau media yang ada. Mereka duduk manis di rumahnya masing-masing, tanpa bersedia turun bersama tim pemadam dalam upaya berperang melawan api saat ini di berbagai titik yang ada.

"Untuk itu kepada pemerintah daerah diharapkan mampu menjatuhkan saksi bagi pengusaha kebun yang tidak berkontribusi tersebut. Padahal yang diselamatkan justru kebun sagu atau kebun karet dari para tauke itu,” ungkap Marno, salah seorang anggota pemadam kemarin.

Disebutkan Marno, para anggota pemadam sangat bersusah payah memadamkan api di lahan. Sumber air juga sangat sulit didapatkan. Suhu yang tinggi di siang hari dengan kondisi semak belukar yang kering kerontang sangat rentan dilahap si jago merah.

"Apalagi memadamkan api di lahan gambut harus penuh dengan kehati-hatian. Kita melihat di atas permukaan hanya asap, sementara di bawah tanah api sudah membara," ujar Marno.

Kadang hal ini menjadi jebakan yang mengancam keselamatan petugas lapangan. Banyaknya kendala lapangan ini belum lagi kekurangan perlatan. Bahkan untuk mendapatkan air minum petugaspun, kadang terpaksa harus meminum air redang atau air tanah gambut itu."Di sinilah sangat diharapkan kontribusi dari para pengusaha yang tidak ada. Untuk itu pemerintah layak menjatuhkan sanksi bagi para pengusaha tersebut,” kata dia lagi.(jos)