Abrasi Makin Parah Kurangi Daratan Desa

Abrasi Makin Parah Kurangi Daratan Desa

TANAH MERAH (HR)-Mahadi, Tokoh Masyarakat Desa Tanah Merah Kecamatan Rangsang Pesisir, mengaku bencana abrasi yang terjadi di kawasan itu kondisinya semakin parah.

Abrasi masih terus menggempur daratan lewat ombak yang terjadi siang dan malam. Hal itu telah mengurangi luas daratan Desa Tanah Merah, demikian juga daratan di sepanjang garis pantai Utara Pulau Rangsang itu.
Kepada Haluan Riau di Selatpanjang  Rabu (20/1) kemarin mengungkapkan, musibah abrasi di desanya  dan juga belasan desa lainnya terus terjadi tanpa bisa dihempang.

"Sejauh ini masih belum ada tindakan pemerintah yang mampu menghambat derasnya ombak yang berasal dari Selat Malaka itu. Siang malam pulau terus digempur, dan daratan pulau yang terdiri dari tanah gambut, begitu mudahnya larut oleh terjangan ombak," katanya.

Daratanpun tersapu oleh genangan air yang juga memaksa perpindahan penduduk kampung secara berkesinambungan.

"Jika pemerintah masih terus membiarkan kondisi terjadinya pengurangan luas daratan tersebut, maka pada akhirnya nanti, cepat atau lambat, pulau Rangsang hanya tinggal kenangan,”sebutnya, seraya menyerukan harus ada tindakan penyelamatan pulau dari pemerintah. Baik pemerintah kabupaten, provinsi maupun pemerintahan pusat.

Mantan Kades itu menguraikan, berkurangnya luas daratan Desa Tanah Merah, dan desa-desa lainnya di sepanjang bibir pantai utara Pulau Rangsang, dipastikan akan mengurangi luas daratan kabupaten maupun provinsi serta luas wilayah NKRI.

Mahadi mengungkapkan, saat ini jarak bibir pantai dengan jalan poros desa hanya bersisa sekira 100 meter saja lagi. Sementara penggerusan daratan  itu terus terjadi siang dan malam. “Ini sangat mengkhawatirkan,”ucap dia lagi.

Menurutnya, upaya yang telah dilakukan pemerintah desa bersama masyarakat selama ini berupa penanaman pohon mangrove di pantai, tidak mampu  menahan kuatnya ombak yang datang menyapu siang dan malam.
Kekuatan ombak berasal dari Selat Malaka itu sungguh sangat dahsyat. Kedahsyatan itu justru kian bertambah, terutama karena kondisi pantai yang sudah tidak ditumbuhi pohon lagi.

Kondisi itu membuat daratan sangat rentan diobrak-abrik ombak. Kondisi akan lebih parah, jika saat turun hujan bersamaan dengan naiknya pasang. Maka bibir pantai itu dengan mudahnya merekah yang akhirnya larut bersama ombak.

Lahan perkebunan, pertanian, pemukiman bahkan pekuburan sungguh banyak yang telah hanyut. Dan luasnya pantai saat laut surut hingga belakangan ini sudah hampir 1.000 meter.

Ini menunjukkan bahwa daratan telah menjadi lautan kurang lebih sepanjang 1.000 meter, yang memanjang mulai dari Timur hingga ke Barat di sepanjang bibir pantai Utara pulau tersebut.

Luas daratan Pulau Rangsang rata-rata 15 hingga 20 meter lenyap ditelan ombak setiap tahunnya. Tanpa tindakan nyata untuk menangkal derasnya ombak yang mengakibatkan abrasi hebat itu, maka seluruh daratan Pulau Rangsang nantinya akan menjadi lautan.

"Untuk itu diharapkan kepada semua pihak baik di daerah, provinsi maupun di pusat agar melakukan tindakan nyata menangkal terjadinya abrasi di Pulau Rangsang,”sebut dia lagi.***