Gembala Sapi Itu Cara yang Kuno

Jefry: Beralihlah ke RTMPE

Jefry: Beralihlah ke RTMPE

SIAK HULU (HR)–Kegiatan memelihara dan menggembala sapi itu masih cara yang kuno. Kalau gembala hanya mengharapkan tambahan daging dan anaknya, sehingga kencing dan kotorannya dibuang-buang saja, dianggap tidak berguna atau menjadi limbah.

Tetapi kalau di Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) semuanya akan dibalik. Mengolah sapi dengan penghasil utamanya kencing dan kotoran.

Demikian dikatakan Bupati Kampar H.Jefry Noer saat memberikan motivasi kepada peserta pelatihan agrobisnis di Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya (P4S) Karya Nyata Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Jumat (18/12).

Jefry menjelaskan, dari kencing 6 ekor sapi sudah bisa menghasilkan penghasilan Rp15 juta per bulan. Dari kotorannya itu bisa menghasilkan Rp2,5 juta. Di samping itu juga bisa memanfaatkan kotoran sapi untuk bahan bakar gas. "Jadi tidak perlu elpiji lagi dan bisa juga untuk ganti sumber energi PLN," beber Jefry.

Lebih lanjut, kata Jefry, yang lebih luar biasa nantinya adalah tabungan anak sapi setiap tahun. Di RTMPE anak dan daging itu dihitung sebagai limbah saja. "Apakah tidak keren bapak-bapak rasa dengan menerapkan pola RTMPE itu?" ulasnya.
Menurut Jefry, yang harus  diingat juga seseorang baru bisa dibilang keren jika betul-betul bisa menerapkannya. "Kalau tidak ya keren ya tinggal keren saja, hasilnya tetap tidak ada,”tegas Jefry.

Selain pengelolaan limbah sapi menjadi biourine dan pupuk cair serta pupuk berat, di RTMPE ini juga bisa memelihara ayam petelur, budi daya ikan lele serta tanaman Sayuran seperti cabai keriting dan bawang merah.

Untuk itu, Jefry berharap, para petani nantinya benar-benar bisa menjadi pioner-pioner, menjadi pelopor-pelopor, menjadi duta-duta buat masyarakat Kampar. "Kenapa saya anggap bapak-bapak di sini duta-duta karena bapak-bapak ini utusan dari desanya masing-masing, yang semua orang miskin tidak dapat pelatihan ini," katanya.

Kepada petani yang telah ikut pelatihan nantinya wajib satu petani menjadikan sepuluh orang petani baru. "Pulang ke desa bapak kembangkan lagi. Bapak mengembangkannya pun nati jangan cuma berteori saja, tetapi benar-benar dipraktikkan.

Selamatkan dulu diri bapak dari kemiskinan, setelah itu baru dirangkul juga orang lain,” harapnya.(adv/humas)