Hendra Yani, SE, MM

Anak Petani tak Jadi Halangan Suskes Berkarier di Politik

Anak Petani tak Jadi Halangan Suskes Berkarier di Politik

Keterbatasan ekonomi keluarga tidaklah menjadi  halangan bagi seseorang untuk menggapai sukses termasuk terjun di dunia politik. Begitu juga latar belakang dari keluarga petani yang hidup dengan segala keterbatasan hendaknya bisa menjadi cambuk untuk menggapai impian.

Hal itu pulalah yang mengilhami Hendra Yani, SE, MM untuk terus berjuang menggapai cita-citanya dan berbuat untuk orang banyak.
Hendra Yani merupakan salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kampar periode 2014-2019 dari Daerah Pemilihan (Dapil) I yang terdiri dari Kecamatan Kampar, Kampar Timur, Kampar Utara, Rumbio Jaya dan Tambang.

Pria yang juga Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan ini juga dipercaya  duduk sebagai  Ketua Fraksi PPP DPRD Kampar dan Sekretaris Komisi IV DPRD Kampar.

Hendra Yani adalah salah satu politikus yang memulai karier dari nol. Halangan dan rintangan tidak pernah lepas dari perjalanan hidupnya. Baik sejak masa kecil ketika menjadi pelajar, mahasiswa,  ketika aktif di organisasi,  meniti karier di beberapa perusahaan maupun berkecimpung di dunia politik.

Ia seakan tak pernah berhenti  berjuang, berpacu dengan waktu menggapai setiap asa meski dengan segala keterbatasan.   Hendra kecil adalah anak seorang anak petani yang hidup pas-pasan. Ia juga anak desa. Lahir di Desa Rumbio pada  10 Mei 1978.  

Namun keterbatasan ekonomi keluarganya membuat ia tak patah semangat. Karena keadaan itu pula membuat jiwa mandiri Hendra sudah terasah sejak kecil.

Sejak SD ia sudah mengenal bagaimana harus bisa bekerja keras untuk menghadapi kerasnya tantangan hidup.
"Dari kecil saya memang sudah terbiasa bekerja diajarkan oleh orang tua. Semasa SD saya sudah bekerja sebagai tukang cat di perabot Pak Amin, di  Kampung Tengah, Rumbio," ungkap Hendra mulai berkisah.

Upaya mengumpulkan rupiah dengan jerih payah dan keringat sendiri juga kembali dilakoni Hendra saat ia   menjadi siswa  MTs Muhammadiyah Penyasawan. Ia bukanlah tipikal anak yang malu bekerja sambil sekolah.

Masa-masa menjadi pelajar di MTs Muhammadiyah Penyasawan ini bahkan   Hendra  dikenal sebagai seorang seorang "tukang kawin", namun bukan orang yang sering kawan atau mengawinkan orang tetapi ia bekerja  mengambil upah mengawinkan atau mengokulasi bibit berbagai tanaman buah seperti membuat bibit durian, bibit rambutan dan bibit mangga di desa tempat tinggalnya di  Rumbio.

"Keahlian saya dapat dari seseorang bernama Hayatnur biasa dipanggil Pak  Taja. Hal ini saya lakukan untuk membantu ekonomi keluarga dan memenuhi kebutuhan sekolah," kenang Hendra.

Kebiasaannya membantu ekonomi keluarga dan mencari uang tambahan untuk pendidikannya terus berlanjut hingga menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi. "Saya juga pernah menunggu kolam pancing saat kuliah dan banyak lagi pekerjaan lain semasa sekolah yang saya lakukan," ungkap pria yang hobi bersepeda, jogging, mendengarkan  musik dan  membaca itu.
Menurut Hendra, makna dari semua pekerjaan itu bahwa hingga hari ini dirinya sudah  terbiasa untuk bekerja.

Dengan segala keterbatasan ekonomi sejak masa kecil itu pulalah maka  terbentuk karakter Hendra seorang pekerja keras.
Bicara kariernya yang cukup mulus di panggung poltik, menurutnya juga tak terlepas dari kehendak Allah SWT dan tekad maupun kerja kerasnya.

Hendra mengakui, sebagai anak yang  lahir di sebuah desa, tentu perjuangan di dunia politik bukanlah hal yang mudah.
"Karena saya tidak punya faktor penunjang seperti faktor finansial, faktor keluarga yang punya background politik. Politik ini memang saya rintis dari bawah. Atas kondisi itulah saya merasa tertantang untuk terus berkiprah di dunia politik," tutur suami dari  Debbie Ricardo, SE dan ayah dari  Alika Henbie Putriana dan M Kevin Henbie Putra tersebut.

"Perjalanan hidup saya  itu membuktikan seseorang yang berasal dari desa, seorang anak petani juga bisa berkiprah di dunia politik," imbuhnya.Hendra menceritakan, latar belakang dirinya  masuk di dunia politik cukup panjang.

Sebelum berkecimpung di politik, ia telah berkarier di sektor swasta lebih kurang 11 tahun bekerja di beberapa perusahaan.
Ia  kembali ke Kampar setelah menjalani pendidikan perguruan tinggi hingga jenjang S1 dan bekerja di beberapa perusahaan pada tahun 2005. Ia  tertarik masuk politik karena ingin berbuat untuk masyarakat terutama di kampung halaman tercinta.
"Dari sini kita tahu bahwa parpol adalah salah satu wadah  pengabdian kepada negara dan masyarakat," bebe alumni S2 Universitas Riau ini.

Melalui Parpol kata Hendra, kita bisa lebih berbuat untuk kepentingan masyarakat banyak.
Awal masuk berkecimpung di dunia politik Hendra hanya sebatas  simpatisan PPP. Namun dengan bekal pengalaman menjalankan roda organisasi semasa kuliah, maka ia dipercaya rekan-rekannya   sebagai Ketua Ranting PPP Desa Rumbio.

"Atas dasar ingin memperjuangkan masyarakat itulah, saya berkomitmen untuk meneruskan eksistensi di dunia politik," ulasnya.

Setelah sekian lama menjadi pengurus partai,  pada pemilihan legislatif (Pileg) Pemilihan umum (Pemilu) 2009 ia maju menjadi calon anggota legislatif dari PPP.  

Kemudian pada tahun 2012 Hendra Yani diberi kesempatan untuk menjadi salah seorang anggota DPRD Kampar sebagai pengganti antar waktu (PAW) hingga berakhirnya masa tugas DPRD Kampar periode 2009-2014.

Lantas, pada pemilihan legislatif (Pileg) 2014 ia kembali mencalonkan diri dari PPP dan berhasil mendapatkan kursi dari Dapil I dan kembali mengemban amanah sebagai anggota DPRD Kampar periode  2014-2019.

Saat ini ia juga  diamanahkan sebagai Ketua Fraksi PPP di DPRD Kampar dan juga sebagai  Sekretaris Komisi IV DPRD Kampar yang membidangi infrastruktur dan lingkungan hidup. (hir)