TURUT PADAMKAN API

Pj Bupati Rela Tidur di Bedeng

Pj  Bupati Rela Tidur di Bedeng

SELATPANJANG (HR)-Penjabat Bupati Kepulauan Meranti Edy Kusdarwanto ikut berusaha keras mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Desa Tanjungperanap yang sudah meluas hingga 100 hektare. Bahkan ia rela tidur di bedeng pekerja, semalaman bersama masyarakat untuk memadamkan api tersebut.

Pria yang juga Asisten Administrasi Umum Pemprov Riau itu menuju lokasi kebakaran yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Selatpanjang, Sabtu (24/10) sore, menggunakan sepeda motor.

Mengendarai sendiri motor jenis offroad dia masih harus menapaki jalan setapak menuju Desa Tanjungperanap. Setibanya di Tanjungperanap, Edy disambut Kades Aswandi, Camat Tebingtinggi Barat Rizki Hidayat, Danramil Tebingtinggi Mayor Bismi Tambunan, serta sejumlah masyarakat tempatan.

Mereka berkumpul di pondok yang disebut bedeng oleh penjaga kebun yang jaraknya tidak jauh dari jalan. Bedeng ini sudah difungsikan sebagai posko oleh tim pemadam.

Jarak dari bedeng ini ke lokasi kebakaran sekitar empat kilometer. Jalan menuju lokasi kebakaran sendiri tidak bisa ditempuh dengan kendaraan apa pun selain jalan kaki. Sementara dari kejauhan masih terlihat asap yang membumbung tinggi.
“Saya siap kalau harus jalan kaki ke dalam,” cetus Edy, kepada Kades dan Camat. Merekapun menempuh perjalanan kaki menerobos semak belukar, kebun sagu, maupun hutan menuju titik api yang harus dipadamkan tersebut.

Edy melihat langsung petugas pemadam kebakaran (Damkar) Pemkab Meranti dibantu tim pemadam dari PT National Sago Prima (NSP), personel TNI dari Koramil Tebingtinggi yang langsung dipimpin Danramil Mayor Bismi Tambunan, Satpol PP, Dinas Kehutanan dan Perkebunan dibantu masyarakat peduli api (MPA), tetap berjibaku memadamkan api.

Mengingat situasi sudah hampir gelap pandangan dilokasipun semakin temaram oleh gelapnya malam, Penjabat Bupati Edy dan rombongan terpaksa harus kembali ke Bedeng atau bedeng. Sementara sebagian petugas pemadam api terpaksa harus menginap berdekatan titik api. Meski malam hari secara bergantian para petugas tersebut terus memadamkan api.

Malam itu Edy tidak tidur dalam bedeng. Dia tidur di kursi yang terbuat dari sekeping papan di teras bedeng. Ditemani Kades, Camat dan masyarakat setempat mereka sempat berbincang-bincang mengenai penyebab munculnya api dan upaya pemadaman yang dilakukan.

Suasana bedeng benar-benar gulita tanpa penerangan sedikitpun. Satu-satunya penerangan hanya senter yang dibawa petugas. Menjelang dini hari suara bincang-bincang itu pun hening. Edy terlelap di atas sekeping papan.

Sekitar pukul 7.00 WIB, Edy dan rombongan kembali menuju lokasi titik api. Dia melihat api di titik tersebut mulai mereda. Sementara beberapa petugas terlihat kelelahan, banyak dari mereka merebahkan diri di semak-semak dan pohon.

Sekitar pukul sembilan pagi itu baru sejumlah petugas bantuan dari instansi terkait seperti Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) tiba di lokasi. Mereka menggantikan petugas yang sudah kelelahan. Terlihat pula Asisten I Bidang Pemerintahan Alizar dan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemdes Ikhwani dan Kepala Dinas Sosial Izhar tiba di lokasi.

Saat itu langsung dilakukan rapat di lokasi. Edy meminta semua instansi bersama masyarakat bekerja sama dengan berusaha keras memadamkan karlahut tersebut.(adv/humas)