ATASI KESULITAN AIR BERSIH

Pemkab Meranti akan Gandeng BPPT

Pemkab Meranti akan Gandeng BPPT

SELATPANJANG (HR)-Tampaknya kesulitan air bersih yang dialami masyarakat Meranti selama ini, tak lama lagi akan berakhir.

Sebab tak lama lagi, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti akan menggandeng Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) untuk mengatasi persoalan mendasar itu.

Dengan menggandeng BPPT, diharapkan bisa mendapatkan teknologi tepat guna dalam mengatasi persoalan kebutuhan air bersih.

Kawasan Meranti yang bertanah gambut dan berpulau dan tidak memiliki sumber air bersih, dibutuhkan teknologi sederhana dan dengan biaya murah untuk bisa mendapatkan air bersih bagi kebutuhan masyarakat.

“Dengan kondisi wilayah Meranti yang berpulau dan ketersediaan air tawarnya sedikit tentu perlu teknologi yang tepat.

 Kita akan bekerjasama dengan BPPT sehingga bisa mengatasi masalah air bersih ini,”ungkap penjabat Bupati Edy Kusdarwanto melalui Kabag Humas Ery Suhairi, kepada Haluan Riau saat mendampingi bupati melakukan kunjungan ke Pusat Pengembangan Teknologi BPPT di Serpong, Banten, Selasa (29/9) lalu.

Dikatakan Ery, dalam kunjungan pemerintah kabupaten tersebut juga didampingi Kepala Bagian Umum Tengku Azman. Kedatangan mereka disambut peneliti kimia dan lingkungan BPPT Geostech Dr Nusa Idaman Said M.Eng.

“Nusa di hadapan bupati mengaku pihaknya memiliki berbagai teknologi sederhana dalam pemrosesan air bersih seperti teknologi membran.

 Beberapa daerah berpulau sudah diterapkan dan hasilnya cukup bagus,”aku Nusa saat itu.

Dalam kesempatan itu Nusa juga menunjukkan sejumlah teknologi pemrosesan air bersih yang dikembangkan BPPT.

 Mulai teknologi sederhana menggunakan kapur dan kaporit, teknologi penjernihan air menggunakan membrane yang dibantu sepeda, sampai teknologi filterisasi membran dan kimiawi yang mampu memproses air asin menjadi air tawar yang siap diminum itu.

“Kalau airnya masih tawar namun warnanya saja tidak jernih, teknologinya murah karena prosesnya tidak sulit. Dengan teknologi mengunakan dayung sepeda ini saja sudah bisa.

 Namun kalau sudah mengolah air asin itu teknologinya yang agak mahal,” tambah Nusa, sembari menunjukkan sejumlah teknologi yang dimiliki BPPT.

Untuk kondisi Meranti yang berpulau, Nusa menyarankan agar digunakan teknologi membran sederhana yang mengolah air gambut menjadi air bersih.

Menurutnya, penggunaan teknologi tersebut bisa diajarkan pada masyarakat sehingga nantinya masyarakat bisa mengelola air bersih untuk kebutuhan sendiri.

Dia juga menyebutkan,  dengan pengelolaan mandiri oleh masyarakat itu, stasiun pengolahan air bersih di beberapa daerah pulau yang dibina BPPT sudah berjalan dengan baik.

“Pemerintah daerah cukup menyediakan peralatan awal dan bersama kita memberikan pendampingan minimal setahun kepada masyarakat.

 Teknologinya sangat mudah, nanti setelah kita latih masyarakat akan bisa menjalankan dan merawatnya sendiri seperti dalam mengganti membran filter air ini,” jelas Nusa lagi.

Sementara itu Pj Bupati Edy Kusdarwanto menjelaskan saat ini Pemkab Meranti senantiasa berupaya menyediakan air bersih sesuai potensi sumber air di setiap pulau. Dia mencontohkan pendirian SPAM (Stasiun Pengolahan Air Bersih) di Tanjungsamak Kecamatan Rangsang.

“Mungkin solusi paling baik kita menyediakan stasiun pengolahan air secara komunal. Setiap desa dibangun tempat-tempat pengolahan air bersih yang dipusatkan di masjid-masjid dengan menggunakan teknologi sederhana dan murah dari BPPT ini,”ungkapnya.

Sementara Nusa Idaman Said menambahkan, pihaknya siap berkunjung ke Meranti untuk melihat langsung kondisi wilayah dan potensi pengembangan air bersih di daerah tersebut.(adv hms)