Krisis TBS Diperkirakan hingga Akhir Tahun

Krisis TBS Diperkirakan hingga Akhir Tahun

PEKANBARU (HR)-Pengamat ekonomi Riau, Viator Butar-butar memprediksi, anjloknya harga tandan buah segar di tingkatan petani sawit di Riau, akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Kondisi ini diprediksi akan membuat ekonomi petani sawit di Riau makin terpuruk.

Kepada Haluan Riau, Rabu (19/8), Viator menuturkan, anjloknya harga TBS di tingkatan petani, tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dunia saat ini.

Di antaranya, permintaan crude palm oil (CPO) saat ini memang sedang menurun. Hal itu yang membuat tandan buah segar (TBS) juga ikut menurun harganya.
 
Selain itu, perkembangan tentang kurs mata uang dunia juga ikut berpengaruh. Di mana saat ini dolar Amerika terus menguat atas mata uang lain seperti Euro, Yuan, Rupee dan lainnya.

Tidak hanya di Indonesia, kondisi perekonomian di Eropa, Cina, India juga cenderung melemah. Begitu pula Cina. Padahal Cina telah berupaya melakukan devaluasi mata uangnya, Yuan, agar bisa mempertahankan ekspornya. "Tetap saja tidak ada pergerakan dan masih seperti itu juga," ungkap Viator.
 
Menurutnya, kondisi ini juga sangat berdampak pada ekonomi lokal masyarakat Riau. Yakni penurunan pendapatan khususnya petani sawit. Dampak ikutannya, kegiatan konsumsi masyarakat akan tertekan turun. Sehingga pertumbuhan ekonomi Riau bisa melambat.

Tentang pemerataan pembangunan di riau, sebetulnya tidak sejelek di tempat lain. Hampir semua kabupaten kota mengalami perbaikan pembangunan ekonomi, khususnya kalau dibandingkan keadaan tahun 80-90 an.

Tetapi memang harus diakui bahwa masih ada perbedaan yang cukup signifikan antara Kota Pekanbaru dengan kabupaten/kota lainnya. Khususnya dalam hal ketersediaan infrastruktur dan fasilitas umum, pendidikan, kesehatan dan peluang ekonomi.

Hal ini juga dipicu dengan adanya perubahan paradigma perencanaan pembangunan, seperti APBD Riau seharusnya menjadi instrumen fiskal yang bisa memacu pembangunan dan menekan perbedaan antar daerah di Riau.

"Jadi kalau realisasi APBD rendah, maka gerak ekonomi juga akan melambat. Apalagi dengan kelesuan ekonomi yang terjadi tahun ini. Kita berharap Pemprov bisa mencari terobosan baru guna mempercepat realisasi APBD agar gerak ekonomi sedikit tertolong," pungkasnya. (nie)