Ekonomi Riau Alami Peningkatan 3,42 persen

Ekonomi Riau Alami Peningkatan 3,42 persen

Riaumandiri.co - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat pertumbuhan ekonomi Riau Triwulan l mengalami peningkatan 3,42 persen ditandai dengan meningkatnya nilai impor komoditas pupuk secara (y-on-y) sebesar 38,25 persen dan secara (q-to-q) naik sebesar 5,77 persen, Senin (6/5).

Beberapa hal yang mendorong peningkatan ekonomi Riau triwulan l diantaranya program replanting kelapa sawit yang meningkatkan output perkebunan, kegiatan konstruksi meningkat disebabkan masih berlanjutnya pembangunan  JTTS, ruas Bangkinang-Pangkalan Tahap I, diikuti oleh realisasi investasi peringkat 6 nasional atau peringkat 1 di Sumatra, dengan nilai investasi 25,3 T.

"PDRB Provinsi Riau Triwulan I-2024 sebesar Rp264,23 triliun (ADHB) dan Rp138,92 triliun (ADHK).Meningkat dibanding PDRB Provinsi Riau Triwulan I-2023 sebesar Rp251,31 triliun (ADHB) dan Rp134,32 triliun (ADHK)," papar Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi.


PDRB tanpa Migas Provinsi Riau Triwulan I-2024 sebesar Rp221,32 triliun (ADHB) dan Rp122,38 triliun (ADHK). Meningkat dibanding PDRB Provinsi Riau Triwulan I-2023 sebesar Rp210,04 triliun (ADHB) dan Rp117,88 triliun (ADHK).

"Jika dilihat pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas naik sebesar 3,82 persen," jelas Asep.

Pada triwulan l 2024 sebagai besar kategori PDRB menurut lapangan usaha tumbuh positif, dengan distribusi terbesar berasal dari industri pengelolaan sebesar 27,90 persen, pertanian 26,05 persen, pertambangan 19,80 persen.

"Sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi berasal dari Adm pemerintahan besar 15,62 persen, tranportasi dan pergudangan 9,85 persen, pengadaan listrik dan gas 9,58 persen," katanya.

Jika dilihat dari sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan di Riau mengalami pertumbuhan sebesar 2,09 persen disebabkan permintaan daging ayam ras meningkat.

Sedangkan pertambangan terkontraksi sebesar 0,12 persen disebabkan produksi minyak mentah Blok Rokan menurun karena terganggunya kegiatan operasional akibat banjir diikuti menurunnya produksi batubara dari 1,14 pada triwulan lV 2023 menjadi 0,12 pada triwulan V 2024

Industri pengolahan tumbuh 2,49 persen Fenomena. dikarenakan volume dan nilai ekspor luar negeri komoditas migas meningkat diikuti oleh volume ekspor luar negeri komoditas Bubur kayu/pulp meningkat [HS 47] dan nilai ekspor luar negeri komoditas berbagai produk Kimia meningkat.

"Pembayaran Gaji ke 14 dan THR realisasi APBN/APBD untuk belanja pegawai meningkat menyebabkan administrasi pemerintahan tumbuh 15,62," ucap Asep.

Sumber pertumbuhan ekonomi terbesar Provinsi Riau menurutlapangan usaha adalahPerdagangan sebesar 0,86 persen dan Industri Pengolahan sebesar 0,81 persen dari total pertumbuhan ekonomi yang ada.

" Adapun distribusi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga (35,04 persen), PMTB (32,82 persen), Ekspor luar negeri (25,04 persen)," pungkasnya.

Sedangkan perekonomian nasional atau Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai 5,11% (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal IV-2023 sebesar 5,04% dan kuartal I-2023 tumbuh 5,04% (yoy). Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, momentum Lebaran dan Pemilu 2024.