Pertumbuhan QRIS Dukung Perekonomian Riau

Pertumbuhan QRIS Dukung Perekonomian Riau

Riaumandiri.co - Pertumbuhan Quick Response Code Indonesian Standard dukung perekonomian Riau, hingga saat ini tercatat jumlah pengguna QRIS mencapai 730 Ribu Selasa (5/12).

Dengan pembayaran yang semakin efisien, cepat dan handal. Bank Indonesia terus berupaya berinovasi dan bersinergi untuk menciptakan sistem elektronifikasi pembayaran yang terintegrasi dalam mewujudkan ekonomi yang inklusif.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Sudiro Pambudi mengatakan, perekonomian Riau mengalami dorongan positif melalui transformasi sistem pembayaran yang semakin efisien, cepat, dan handal.


“Bank Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam berinovasi dan bersinergi guna menciptakan sistem pembayaran elektronik yang terintegrasi, menjadi fondasi bagi terwujudnya ekonomi yang inklusif,” katanya.

Pada periode Jan-September 2023, jumlah transaksi menggunakan QRIS di Riau telah mencapai sekitar 15 juta transaksi, didorong oleh sekitar 730 ribu masyarakat pengguna aktif dengan jumlah merchant mencapai sekitar 600 ribu.

"Kontribusi Pemerintah Daerah melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) semakin memperkuat elektronifikasi melalui penguatan kanal pembayaran digital, khususnya pada penerimaan retribusi dan pajak daerah," ujarnya.

Pada tahun 2023, TP2DD di Provinsi Riau berhasil meraih prestasi sebagai TP2DD Provinsi Terbaik Se-Sumatera dan TP2DD Kabupaten Kampar sebagai TP2DD Kota Terbaik Se-Sumatera.Ke depan, terdapat beberapa tantangan yang berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi Riau.

Tantangan pertama terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia khususnya di Riau yaitu masih tingginya tensi geopolitik di beberapa negara yang berdampak kepada kondisi global yang terfragmentasi dan cenderung mengarah pada tren deglobalisasi.

Efek yang terjadi adalah penurunan volume perdagangan global dan laju pertumbuhan ekonomi dunia yang berpotensi menahan kinerja ekspor Riau pada periode mendatang. Tantangan kedua adalah perubahan iklim global. Curah hujan rendah akibat fenomena El Nino telah kita alami dalam beberapa bulan terakhir di 2023, sehingga dapat memengaruhi produksi berbagai komoditas termasuk kelapa sawit. 

Dengan memerhatikan berbagai perkembangan terkini baik dari faktor domestik maupun eksternal, serta respons kebijakan yang forward-looking, ekonomi Riau pada tahun 2024 diperkirakan tetap tumbuh tinggi dalam kisaran 4,0 - 4,8%. 

"Dari sisi permintaan, konsumsi domestik Riau akan terdampak positif dari penyelenggaraan pesta demokrasi tahun 2024. Sementara, kinerja ekspor diperkirakan terdorong oleh permintaan produk olahan sawit dari pasar nontradisional seperti Afrika dan Timur-Tengah," jelasnya.

Dari sisi sektoral, investasi pabrik paperboard, berlanjutnya eksplorasi sumur minyak blok Rokan, dan pembangunan jalan tol akan mendorong kinerja sektor industri, pertambangan, dan konstruksi.

Sementara dari sisi kestabilan harga, ekspektasi masyarakat yang terjaga melalui komunikasi efektif dan peran TPID akan menjaga inflasi Riau tetap rendah dan stabil. 

Inflasi Riau tahun depan diperkirakan akan dapat mencapai target 2,51%, sesuai dengan target inflasi nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk mewujudkan hal tersebut, sinergi TPID akan terus diperkuat dalam upaya menjaga ketersediaan pasokan pangan melalui berbagai program, seperti operasi pasar murah, intensifikasi dan ekstensifikasi Kerjasama Antar Daerah (KAD).