Perekonomian Riau Alami Deflasi dan NTP Naik

Perekonomian Riau Alami Deflasi dan NTP Naik

Riaumandiri.co - Provinsi Riau pada Oktober secara M to M mengalami deflasi sebesar 0,03%, angka tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya  sedangkan Nilai Tukar Petani (NTP) naik sebesar 0,82% Rabu (1/10).

Secara Y on Y Provinsi Riau dari gabungan tiga kota mengalami inflasi mencapai 2,65%, jauh lebih rendah dibanding inflasi pada Oktober 2022 lalu yakni 6,17% dan mengalami meningkat dibandingkan bulan-bulan lalu sebesar 1,82%.

Penanggung Jawab Kegiatan Statistik Distribusi BPS Provinsi Riau Fitri Hariyanti mengatakan komoditas penyumbang utama deflasi Oktober adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau  sebesar -0,14% dan menjadi penyumbang utama inflasi tahunan Oktober secara  Y on  Y sebesar 1,56%.


Komoditas penyumbang utama deflasi pada Oktober di antaranya adalah cabai merah, telur ayam ras,tomat, kentang, ikan nila, bawang putih, dan jeruk. 

"Untuk komoditas penyumbang utama inflasi tahunan di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, mobil, tarif kontrak rumah, emas perhiasan, dan tarif sewa rumah," ujarnya 

Sementara itu nilai Tukar petani pada Oktober sebesar 152,50 angka tersebut naik 0,82% dibanding bulan sebelumnya dengan indeks harga terima petani naik 0,78% yakni sebesar 176,68 dan Indeks harga bayar petani sebesar 115,86, angka tersebut menurun sebesar 0,03%.

"Untuk perkembangan nilai tukar usaha petani Provinsi Riau pada Oktober 2023 mengalami kenaikan 0,78% atau senilai 147,85% dengan indeks harga BPPBM 119,50," papar Fitri 

Pada Oktober, Riau menerima kunjungan wisman sebanyak 3,472 kunjungan, namun mengalami penurunan kunjungan secara M to M sebesar 20,71%.

Sementara itu realisasi panen padi di Provinsi Riau selama  Januari - September 2023 sebesar 41,33 ribu hektare.

"Alhamdulillah realisasi panen padi di Riau mengalami peningkatan sekitar 1,90 ribu hektare atau 4,82 persen dibandingkan Januari - September 2022 yang mencapai 39,43 ribu hektare," jelasnya 

BPS memperkirakan Produksi padi pada 2023  sebesar 209,19 ribu ton GKG, angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 4,37 ribu ton GKG atau 2,04 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 213,56 ribu ton GKG.

Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 120,06 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 2,51 ribu ton atau 2,05 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 122,56 ribu ton.