Hingga Awal Agustus 2023, 1.042,53 Hektare Lahan Terbakar di Riau

Hingga Awal Agustus 2023, 1.042,53 Hektare Lahan Terbakar di Riau

RIAUMANDIRI.CO - Karhutla di Riau kembali terjadi seiring masuknya musim kemarau kering akhir Juli lalu. Kemarau beriringan dengan Fenomena El Nino ini diprakirakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berlangsung hingga akhir Agustus.

Sejak akhir Juli, sudah puluhan hektare lahan menjadi abu. Kebakaran lahan terjadi di perkebunan sawit, semak belukar hingga kawasan hutan sehingga kembali menyibukkan petugas.

Selain pemadaman, penindakan juga dilakukan oleh polisi. Sejumlah terduga pembakar lahan ditangkap dan ditahan mempertanggungjawabkan perbuatannya meskipun sifatnya masih perorangan.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat hingga 2 Agustus 2023, luasan lahan yang terbakar mencapai 1.042,53 hektare. Luasan dimungkinkan bisa bertambah mengingat kondisi alam dan angin yang kencang serta tanah gambut cukup dalam.

"Namanya kita bekerja di alam jadi tidak bisa diprediksi. Anginnya kencang, kemudian bahan bakar banyak. Jadi ketika dipadamkan sebelah sini sebelah sana muncul dan itu gambutnya dalam. Jadi butuh waktu agak lama," ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Riau, Kamis (3/8/2023).

Meski begitu, ia mengklaim pihaknya tidak menemui masalah terkait personel maupun alat atau sarana prasarana untuk mengatasi karhutla. Dia menyampaikan kebakaran di lahan gambut tidak bisa segera dipadamkan. Sehingga, personel gabungan harus bekerja keras dalam memadamkan karhutla.

"Paling parah karhutla berada di Teluk Banau, Rokan Hilir. Itu tanahnya termasuk gambut. Pemicu lainnya lantaran kondisi panas serta daun dan semak kering," terangnya.

Karhutla di 12 kabupaten/kota di antaranya paling tinggi yakni Kota Dumai seluas 816,5 hektare, dan terendah Kuansing seluas 2 hektare. Urutan selanjutnya yakni Kabupaten Bengkalis 319,5 hektare, dan Rohil 180.50 hektare.

Kemudian, di Kabupaten Pelalawan 91.23 hektare, Kampar 60.52 hektare, Inhil 54.07 hektare dan Indragiri Hulu (Inhu) 48.70 hektare. Disusul oleh Siak 39.24 hektare, Pekanbaru 35.21 hektare, Rohul 26.40 hektare, dan Kepulauan Meranti 18.25 hektare.