Jokowi Cerita Jasa Bapak Perfilman RI

Kamis, 11 November 2021 - 08:58 WIB
Jokowi menghadiri Festival Film Indonesia 2021 (dok. MPI)

RIAUMANDIRI.CO – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri anugerah Piala Citra, Festival Film Indonesia (FFI) 2021. Pada kesempatan itu Presiden Jokowi mengulas jasa Usmar Ismail bagi perfilman Indonesia, yang disebutnya Bapak Perfilman Indonesia.

"66 tahun yang lalu Bapak Haji Usmar Ismail dan Bapak Jamaludin Malik memprakarsai penyelenggaraan Festival Film Indonesia sebagai perayaan dan apresiasi tertinggi bagi perfilman Indonesia. Karena itu, tahun ini, pagi tadi, sebagai wujud penghargaan tertinggi untuk para pejuang kebudayaan, atas nama bangsa dan negara, saya menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Bapak Haji Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia," kata Jokowi dalam sambutannya di Piala Citra FFI 2021, Rabu (10/11).

Jokowi meminta agar jasa para pahlawan kebudayaan dan perfilman dijaga. Caranya dengan menghadirkan karya-karya berkualitas.

"Semangat perjuangan para pahlawan, para pejuang kebudayaan, dan Bapak Perfilman Indonesia harus kita jaga dengan menciptakan karya-karya berkualitas, yang menunjukkan keunggulan dan karakter jati diri kita sebagai bangsa dengan kekayaan budaya yang tidak tertandingi," ucap Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengaku bangga dengan karya yang diraih para pelaku industri film Tanah Air. Jokowi menyebut prestasi mereka membuat Indonesia unggul dari negara-negara di Asia Tenggara.

"Saya bangga di masa pandemi industri film Indonesia meraih banyak prestasi yang gemilang di dunia film internasional, prestasi yang mengungguli negara-negara lain di Asia Tenggara," sebutnya.

Jokowi memberikan kredit tersendiri untuk film yang sempat diputar saat acara. Menurutnya, film tersebut bisa menunjukkan sisi lain kehidupan, yang bahkan tak terpikirkan.

"Dan saya lihat memang bermacam-macam arah sudut, cerita yang diambil seperti tadi baik, mengenai syariah yang ada di Provinsi Aceh," ujar Jokowi.

"Kemudian juga ada tadi mengenai perempuan, wanita-wanita yang ada di penjara, yang melahirkan anak, Invisible Hope, dan lain-lainnya yang menurut saya, sudut-sudut yang diambil yang kadang-kadang kita tidak mempunyai pikiran ke arah itu. Ini saya kira sebuah pandangan yang tajam, yang diwujudkan sebuah film yang sangat apik," imbuhnya menjelaskan.

Editor: Nandra F Piliang

Tags

Terkini

Terpopuler