Makan Gorengan Saat Buka Puasa, Dokter Gizi: Cukup Satu Saja

Makan Gorengan Saat Buka Puasa, Dokter Gizi: Cukup Satu Saja

RIAUMANDIRI.CO - Selain kolak dan kurma, sajian favorit berbuka puasa di Indonesia adalah gorengan. Rasanya yang gurih, kriuk, dan tersedia dalam berbagai macam jenis ini menjadi godaan. Namun, gorengan juga dikenal sebagai makanan yang tidak sehat.

Gorengan biasanya terbuat dari campuran tepung dan digoreng di minyak yang banyak, apalagi jika membeli gorengan di pinggir jalan yang minyaknya jarang diganti, kolesterol auto datang.

"Kalau digoreng sendiri di rumah, otomatis relatif lebih sehat karena minyaknya baru, yang digoreng kita tahu isinya apa saja. Kalau di luar, apa lagi yang minyaknya sampai hitam sudah melewati titik asap, lemaknya sudah berubah menjadi lemak trans," jelas ahli gizi Mochammad Rizal dalam program e-life detikcom beberapa waktu lalu.


Sebenarnya memakan gorengan masih diperbolehkan asal tidak menyantap secara berlebihan karena dapat mengganggu kesehatan dan bisa membuat kolesterol meningkat.

"Makan gorengan cukup satu saja," kata dr Diana Suganda, dokter spesialis gizi di Rumah Sakit Pondok Indah.

"Tidak setiap hari, misalnya frekuensinya dikurangi, dari yang tadinya setiap hari, jadi seminggu dua kali," lanjutnya.

Selain itu, jika mengonsumsi gorengan sebaiknya juga dibarengi dengan konsumsi sayur-sayuran karena dengan mengkonsumsi sayur, gorengan tidak akan menyerap kolesterol terlalu tinggi.

"Makan gorengan dengan serat, misalnya sayur-sayuran, karena serat menghambat penyerapan lemak," ucapnya.

Contohnya saat makan bala-bala atau tahu mendoan, detikers bisa juga dibarengi dengan konsumsi sayur bayam. Tidak lupa untuk mengkonsumsi buah yang berserat tinggi saat puasa.


 



Tags Kesehatan