Disdik Riau Dorong Daerah Vaksin Usia 6-11 Tahun di Sekolah

Disdik Riau Dorong Daerah Vaksin Usia 6-11 Tahun di Sekolah

RIAUMANDIRI.CO - Dinas Pendidikan Provinsi Riau mulai mengintruksikan kepada seluruh sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK baik negeri maupun swasta untuk menjalankan program vaksinasi bagi pelajar. Terutama bagi siswa usia 6-11 tahun yang sudah dimulai dalam beberapa hari ini.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kamsol mengatakan, sesuai arahan dari Mendagri dan Gubernur Riau, untuk menjalankan program vaksinasi bagi anak-anak usia 6-11 tahun harus dilakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menjalankan program vaksinasi di sekolah.

“Sekarang kan sudah mulai vaksinasi bagi anak-anak usia 6-11 tahun. Kalau kita di Kabupaten Kota sudah menggesa anak sekolah siswa SMA/SMK, dan sudah berjalan. Untuk program khusus anak sekolah SD dan SMP menjadi kewenangan  dinas pendidikan daerah, tapi kita ikut mendorong bagaimana menjalankan vaksinasi di sekolah bagi anak-anak usia 6-11 tahun,” ujar Kamsol, Selasa (21/12/2021).


Dijelaskan Kamsol, sejauh ini, pelaksanaan vaksinasi di sekolah SMA/SMK berjalan lancar, bahkan sudah hampir mencapai 90 persen. Namun data lengkapnya masih didata, daerah mana saja yang belum menyelesaikan vaksin. Selain itu, dalam pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas juga berjalan aman dan lancar, sesuai dengan aturan protokol kesehatan yang ketat.

“Dalam pelaksanaan sekolah tatap muka, Prokes siswa sekolah sangat ketet, sudah ada aturan dari Kementerian bagaimana dalam rangka menjaga prokes. Sudah ada ketentuan menjalankan prokes yang dijalankan. Sejauh ini velum ada yang terkonfirmasi positif dalam pelaksanannya,” kata Kamsol.

“Jadi, melalui koordinasi yang kuat dengan kabupaten/kota untuk menjalankan progran vaksinasi khusus untuk anak-anak. Stratgei nanti lewat MKKS dan berkoordinasi dengan dinas setempat menkoordinir pelaksanaan. Sesuai dengan syarat ketentuan vaksin yang digunakan, dalam mendukung program, sesuai arahan Mendagri dan Gubernur, kita harapkan dalam dua minggu ini tuntas. Kalau disekolag tidak sulit, tapi yang khawatirkan libur sekolah ini,” tambahnya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya kembali penyebaran kasus positif Covid-19 di sekolah boarding school maupun di Pesantren, Kamsol juga meminta kepada yayasan untuk memasang program PeduliLindungi. Pemasangan barcode pedulilindungi ini untuk memastikan setiap orang yang masuk ke dalam sekolah maupun ke Pesantren, dalam keadaan sehat dan tidak terkonfirmasi positif Covid-19.

“Selain menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan. Sekolah yang boarding school maupun Pesantren pasang peduli lindungi di sekolah. Ini agar bida mendeteksi orang datang, dan keluar masuk ke sekolah. Kita akan buat surat edarannya seluruh sekolah, orang yang keluar masuk pakai pedulilindungi seperti masuk dalam mal-mal,” ujar Kamsol.

“Di PeduliLindungi ini kan tinggal mengambil data dan bisa melihat laporan, di pedulilindungi akan muncul termasuk orang yang antigen dan PCR. Kami anjurkan memakai ini, apalagi sekolah boarding school. Termasuk antisipasi setelah libur sekolah, untuk memastikan orang yang keluar masuk sehat,” tambahnya.

Dijelaskan Kamsol, kejadian yang terjadi di salah satu sekolah boarding school di Pekanbaru ini, karena kurang ketatnya pengawasan terhadap orang yang keluar masuk. Mulai dari pengurus yayasan, guru-guru, wali murid maupun orang luar yang masuk.

“Sejauh ini, untuk sekolah umum belum ada yang terkonfirmasi. Kalau boarding school sudah terjadi. Kalau siswa yang sekolah di dalam masih aman, tapi yang orang keluar masuk ini yang dikhawatirkan,” jelasnya.

“Bisa saja dari wali murid, guru-guru dan tenaga kerja yang membantu di sekolah. Untuk itulah pengurus yayasan lebih selektif dalam keluar masuk orang ke sekolah. Selektif menerima yang keluar masuk. Kasus ini tidak muncul sendirinya ada yang membawa,” ungkap mantan Sekda Kabupaten Meranti ini.



Tags Vaksinasi