Webinar Literasi Digital: Menjadi Pintar di Era Digital

Webinar Literasi Digital: Menjadi Pintar di Era Digital

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Medhanita Dewi Renanti, S.Kom., M.Kom memaparkan Menurut beliau Internet Adalah kumpulan jaringan di seluruh dunia yang menghubungkan jutaan bisnis, pemerintahan, institusi Pendidikan, dan individu.

 

Jimi N. Mahameruaji, M.Si memaparkan Menurut beliau proses komunikasi yang menggunakan teknologi digital dan jaringan internet. Media Digital adalah Transformasi dalam proses Produksi, Ditribusi, hingga Konsumsi konten, ada beberapa Karakteristik Data Digital.


Nugroho Noto Susanto, SIP memaparkan Menurut beliau, Tantangan kita terdapat pemanfaatan ruang digital seperti media sosial, yang semakin meningkatkan dan bermanfaat positif, namun terdapat pula ruang digital yang bersisi negatif sehingga membuat “disrupsi sosial”. 

Muhammad Ahyaruddin, SE., M.Sc., Ak., memaparkan Menurut beliau, , Ada tren perubahan era dan kita perlu sesuaikan, Di Abad 19 “Century of Entrepreneurship”. Abad 20 “Century of Management”, Abad 21 Century of Governace. 

Faniemaulida : Di Indonesia Kemampuan Membaca kita Itu Sangat Lemah, Kebanyakan Orang Indonesia itu hanya melihat Highline, Saya (Kak Fani) juga Harus meningkatkan Minat Baca dengan Membaca dengan tidak terburu buru

 

Muhammd Ihsan memberikan pertanyaan kepada Jimi N. Mahameruaji, M.Si

Q : Bagaimana cara yang harus kita lakukan agar tidak menjadi korban dari pemanipulasian data?

A : Pembuat berita Hoax bukan sekedar orang iseng, Pembuat Berita Hoax adalah Profesi Juga. Siapa yang menginformasikan informasi tersebut? Selevel Prabowo pun bisa kena berita hoaxs, Untuk menghindari informasi Hoax adalah kita harus memastikan berita tersebut, Ketika kita ada berita Hoax lebih baik tidak meng-share terlebih dahulu sebelum memastikannya apakah beritanya. Pemerintah yang bisa menghapus berita hoax adalah Keminfo

 

Kegiatan webinar literasi digital pada hari Jumat, 09 Juli 2021, pukul 09.00 WIB, dengan tema MENJADI CERDAS DI ERA DIGITAL dibuka oleh moderator Lovenia Viona Gultom Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 5 menit sebelum acara dimulai. Kemudian moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital, serta mengingatkan para hadirin untuk selalu menjaga protokol kesehatan, menjaga jarak, mencuci tangan dan selalu memakai masker. Rangkaian acara pertama yaitu pemutaran lagu Indonesia Raya. Setelah itu dilanjutkan kembali oleh moderator untuk mempersilahkan sambutan dari Dirjen Aplikasi dan Informatika KEMENKOMINFO, bapak Samuel A. Pangarepan. 

Setelah itu moderator membuka acara dengan menyapa para hadirin terutama yang berasal dari RIAU, PEKANBARU. Kemudian, menyapa Key Opinion Leader yaitu @faniemaulida, beliau adalah seorang Social Netword Marketer, HDI enterpriser, Pengusaha @ayamtangkapblangbintang, Owner @ramestudio20, @fantastical.id. Kemudian moderator membacakan tata tertib bagi para peserta kegiatan webinar ini.

 

Setelah itu moderator menyapa dan mempersilahkan narasumber pertama yaitu Medhanita Dewi Renanti, S.Kom., M.Kom. Beliau adalah seorang Dosen Sekolah Vokasi IPB Sekretaris Program Studi Manajemen Informatika. Beliau meyampaikan materi dengan tema “Internet Positif dan Aman bagi Pelajar”. Menurut beliau Internet Adalah kumpulan jaringan di seluruh dunia yang menghubungkan jutaan bisnis, pemerintahan, institusi Pendidikan, dan individu. Dan ada beberapa manfaat dari Internet, Antara lain:

  • Konektivitas, komunikasi, sharing

  • Mengizinkanorang untuk berbagi informasi,knowledge,pembelajaran

  • Membantu orang menemukan alamat, mapping, kontak

  • Menjual dan menghasilkan uang

  • Bangking, bills,shopping

  • Donasi dan pendanaan

  • dll 

Dan Ada perubahan perilaku dan gaya hidup akibat dari kemajuan internet

  • Phubbing

  • Melihat smartphone setiap 4 menit, fomo (fear of missing out)

  • Online game

  • Kecanduan atas pujian & pengakuan (likes, share, love)

Terdapat 3 komponen kreatifitas pada manusia yaitu keahlian, pengeta huan teknikal,prosedural dan intelektualitas. Kecakapan berpikir kreatif:Menentukan bagaimana fleksibilitas dan imajinasi manusia menyelesaikan persoalan. Motivasi:keinginan besar yang muncul dari dalam diri manusia untuk menyelesaikan persoalan dengan lebih kreatif yang melebihi kehendak sekedar mendapatkan imbalan.

Internet sehat dan Aman dalah suatu program dari pemerintah Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kemkominfo) dengan tujuan untuk mensosialisasikan penggunaan internet secara sehat dan aman melalui pembelajaran etika berinternet secara sehat dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Dalam Berinternet kita juga harus memiliki Etika dalam menggunakan Internet:

  • Interaksi, seperti dengan manusia pada umumnya

  • Gunakan kata-kata yang sopan, hindari menyingung perasaan, perhatikan emoticon, uppercase

  • Stop hoax

  • Hindari memberikan data privasi

Setelah itu, moderator beralih ke narasumber kedua yaitu Jimi N. Mahameruaji, M.Si. Beliau adalah Dosen Prodi Televisi dan Film Fikom Unpad. Beliau menyampaikan materi dengan tema “Kerentanan Keamanan pada Website dan Aplikasi Digital” . Menurut beliau Media Digital adalah proses komunikasi yang menggunakan teknologi digital dan jaringan internet. Media Digital adalah Transformasi dalam proses Produksi, Ditribusi, hingga Konsumsi konten, ada beberapa Karakteristik Data Digital, Antara Lain :

  • Data digital menjadi lebih mudah untukdipindahkan dalam beragam format media yang berlainan

  • Data digital menjadi mudah untukdimanipulasi, dalamartian ditambahkan, dikurangi, diperbanyak(diduplikasi, direproduksi), dll.

Dan Jenis Media Digital Secara Umum adalah :

  • Web Base (Website)

  • Application Base (Aplikasi)

Jenis Media Digital Berdasarkan Konten

  • Email Platform

  • Corporate Identity

  • Portal Berita

  • Content Aggregator

  • Media Sosial

  • Platform Streaming

  • Instant Messenger

  • DLL.

Keamanan Menggunakan Media Digital

Hasil riset tahun 2020 (Revilia, 2020) kepada pengguna media sosial di kalangan generasi milenial (26-33 thn) hasilnya adalah masih h rendahnya literasi terhadap ancaman keamanan dan privasidalambermedia sosial. Unsur-unsur yang termasuk fitur keamanan adalah:

  • Password

  • Privasi

  • Term and Condition

Berdasarkan UU No 11 Tahun 2016 (revisiUU ITE), dalammenangani konten negatif, dilakukan klasifikasi untuk kemudahan pengelolaannya.


 

Setelah narasumber kedua selesai memaparkan materinya, moderator mempersilahkan narasumber ketiga yaitu Nugroho Noto Susanto, SIP. Beliau adalah Komisioner KPU Prov.Riau. Beliau akan menyampaikan materinya dengan tema“Etika Digital Bagi Pengguna Media Sosial”. Menurut beliau, Media Sosial adalah sesuatu yang dianggap Free/Bebas, Tapi apakah benar Media Sosial adalah sesuatu yang bebas? Menurut saya Tidak.

Menurut Beliau, Tantangan kita terdapat pemanfaatan ruang digital seperti media sosial, yang semakin meningkatkan dan bermanfaat positif, namun terdapat pula ruang digital yang bersisi negatif sehingga membuat “disrupsi sosial”. Mengapa Terjadi Niretika di Ruang Digital

  • Kesenjagan Literasi

  • Post Truth Society

  • Tindakan Tidak Etis Berorientasi Bisnis dan Politis

Etika Digital untuk siapa? 

  • Platform Media Sosial, Subyek Digital lain

  • Content Creator

  • User, Media Sosial, Ruang Digital Lainnya

  1. Netiket Dalam Berinteraksi di Dunia Maya

  1. Ingatlah Keberadaan Orang Lain

  2. Taat Kepada Standar Perilaku Online Yang Sama Kita Jalani Dalam Kehidupan Nyata

  3. Berpikir Dulu Sebelum Berkomentar

  4. Hormati Waktu & Bandwidth Orang Lain

  5. Gunakan Bahasa Yang Sopan Dan Santun

  6. Bagilah Ilmu Dan Keahlian

  7. Menjadi Pembawa Damai Dalam Diskusi Yang Sehat

  8. Hormati Privasi Orang Lain

  9. Jangan Menyalahgunakan Kekuasaan

  10. Maafkan Jika Orang lain Membuat Kesalahan

 

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber keempat yaitu Muhammad Ahyaruddin, SE., M.Sc., Ak.. Beliau adalah Komisioner KPU Prov.Riau. Beliau menyampaikan materi dengan tema “Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”. Menurut beliau, Ada tren perubahan era dan kita perlu sesuaikan, Di Abad 19 “Century of Entrepreneurship”. Abad 20 “Century of Management”, Abad 21 Century of Governace. 

Digital Culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari hari. 

Area dan Indikator Digital Culture

  1. Pengetahuan dasar akan nilai nilai Pancasila dab Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasa kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara

  2. Digitalisasi Kebudayaan melalui pemanfaatan TIK

  3. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktof lainnya.

  4. Hak Digital (Digital rights). Yaitu hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan menyeberluaskan media digital. Indikator Hak Digital mencakup persoalan akses, kebebasan berekspresi, perlindungan atas data privasi, dan ha katas kekayaan intelektual di dunia digital

         Manusia di Balik Budaya Digital

  • Dunia Digital sulit untuk dipisahkan dari kehidupan manusia

  • Transformasi digital adalah pintu masuk terjadinya perubahan

  • Manusia sebagai agen perubahan dalam budaya digital

 

Sumber/Media untuk mendapatkan informasi

  • Media Sosial 76%

  • Televisi 59.5%

  • Berita Online 25.2%

  • Situs Web Resmi Pemerintah 14%

  • Media Cetak (Koran, Majalah, Dll) 9.7%

  • Radio 2.6%

  • Tidak mengakses informasi sama sekali 1.6%

  • Lainnya 0.4%

 

Sumber : Katadata (2020)

Sumber yang paling percaya untuk mendapatkan informasi

  • Televisi 49.5%

  • Media Sosial 20.3%

  • Situs Web Resmi Pemerintahan 15.3%

  • Berita Online 7%

  • Media Cetak (Koran, Majalah, Dll) 4%

  • Tidak Mengakses Informasi Sama Sekali 2.7%

  • Radio 0.9%

  • Lainnya 0.3%

 

Sumber : Katadata (2020)

Setelah selesai pemaparan materi dari keempat narasumber selanjutnya masuk kepada sesi tanya jawab. Ada beberapa peserta yang memberikan pertanyaannya yang berkesempatan untuk hadiah voucher e-money sebesar 100 ribu rupiah.

  1. Putri Amelia memberikan pertanyaan kepada Medhanita Dewi Renanti, S.Kom., M.Kom. 

Q : Pada era digital seperti internet skrg ini, sebagai pemanfaatan teknologi untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu di manfaat kan untuk pembelajaran online. Menurut ibu, bagaimana cara agar pelajar dapat membuat kegiatan belajar menjadi efektif, produktif dan tidak mudah bosan, pada masa pandemi saat ini? Karena sebagaimana diketahui banyak sudah pelajar yg sudah mulai bosan dan merasa tidak efektif dengan pembelajaran online ini.

A : Ada Aplikasi Scracth (Animasi, Game), untuk Belajar dan Main, kita bisa ubah metode pembelajaran seperti AR, VR, Dan Ketika Seorang Siswa/Mahasiswa mendapat Juara, Seorang Guru Sebaiknya memberi Achievment atau Penghargaan untuk Siswa/Mahasiswa yang Juara

 

  1. Muhammd Ihsan memberikan pertanyaan kepada Jimi N. Mahameruaji, M.Si

Q : Bagaimana cara yang harus kita lakukan agar tidak menjadi korban dari pemanipulasian data?

A : Pembuat berita Hoax bukan sekedar orang iseng, Pembuat Berita Hoax adalah Profesi Juga. Siapa yang menginformasikan informasi tersebut? Selevel Prabowo pun bisa kena berita hoaxs, Untuk menghindari informasi Hoax adalah kita harus memastikan berita tersebut, Ketika kita ada berita Hoax lebih baik tidak meng-share terlebih dahulu sebelum memastikannya apakah beritanya. Pemerintah yang bisa menghapus berita hoax adalah Keminfo

 

  1. Nur Fatimah memberikan pertanyaan kepada Nugroho Noto Susanto, SIP.

Q : saat ini semua usia sudah mengakses internet. Lalu bagaimana cara kita sebagai generasi muda mengedukasi orangtua agar mampu menyaring berita hoax, karna seringnya orangtua terlalu mudah percaya kepada headline berita yang clickbait dan langsung menyebarkan tanpa mengecek terlebih dahulu apakah itu hoax atau fakta. Terima kasih

A : Sebanarnya Platform tersebut mengerti apakah berita itu hoax atau tidak tetapi demi bisnis. Belajar di Uni Eropa yaitu serikat pengguna sosial media, data bagian dari label, negara amerika belum mau untuk A : menerapkan yang dilakukan uni eropa. Yang harus dilakukan adalah literasi, Literasi itu apa? Literasi itu kita melek itu informasi benar atau salah, contohnya berita vaksin corona, kit acari tahu dulu tanggal, hari, bulan dan tahun kita juga harus tau juga apakah informasi itu benar atau salah

 

  1. Akbar Setya memberikan pertanyaan kepada Muhammad Ahyaruddin, SE., M.Sc., Ak.

Q : Saat ini banyak anak-anak yg sudah diberikan alat komunikasi oleh orang tua nya, maka dari mereka banyak yang  masih labil dan terbawa arus negatif di era media sosial. Berapakah kira2 umur si anak untuk orang tua berikan alat komunikasi?

A : Yang perlu dipahami untuk level sekolah dasar, tk itu harus pengawasan orang tua,

Banyak orang tua yang sulit untuk mengawasi anaknya, tetapi itu tanggung jawab untuk kita semua, Ketika kita tidak mengawasi anak itu bisa merusak masa depan anak, itu dampak era digital. Jangan sampai memberi kebebasan kepada anak 

 

Setelah sesi tanya jawab, masuk kepada sesi bincang-bincang moderator kepada Key Opinion Leader. Menurut @faniemaulida Saya juga pernah mendapatkan berita hoax dari WhatsApp Grup dari Orang Tua, Saya meminta orang tua saya untuk memastikan apakah berita tersebut benar atau tidak, contoh ada berita yang foto dan informasi berita itu berbeda.

Di Indonesia Kemampuan Membaca kita Itu Sangat Lemah, Kebanyakan Orang Indonesia itu hanya melihat Highline, Saya (Kak Fani) juga Harus meningkatkan Minat Baca dengan Membaca dengan tidak terburu buru


 

Selesai acara webinar moderator menutup acara dengan mengucapkan terimakasih kepada para narasumber dan kepada para peserta webinar. Salam Literasi, Indonesia Makin Cakap Digital!