Webinar Literasi Digital: Menjadi Mahasiswa Cerdas Digital

Webinar Literasi Digital: Menjadi Mahasiswa Cerdas Digital

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU- Pukul 09.05, Webinar literasi digital dibuka oleh moderator yaitu Guntur Eka Saputra dengan mengucapkan salam, tagline webinar literasi, dan menyapa para narasumber, peserta, dan Key Opinion Leader, serta berdoa bersama-sama. Setelah acara dibuka oleh moderator, acara selanjutnya adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, selanjutnya sambutan oleh Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika Kementerian. 

Moderator menyapa Key Opinion Leader yaitu @tysanovennysariosa – News Anchor TV One “Kabar Petang”. Dilanjutkan dengan moderator menyapa keempat narasumber webinar literasi digital pada pagi hari ini. Setelah menyapa para narasumber, moderator membacakan tata tertib peserta webinar literasi digital.

Pukul 09.21, Moderator mempersilahkan narasumber pertama yaitu Muhamad Ikbal, S.Pi., M.Si. – Akademisi dan Master Mentor SIGAP Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan tema “Kemampuan Digital dalam Pembelajaran Online”. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di era pandemi ini benar-benar merubah cara berpikir dan cara pelaksanaannya. Di era revolusi industri 4.0, sebagian besar perusahaan menjual produk mereka secara online. Indonesia perlu meningkatkan kualitas juga kemampuan iptek dan inovasi dengan teknologi digital. Penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh melalui digital akan memiliki peran strategis dalam pemerataan akses pendidikan di Indonesia di era Revolusi Industri 4.0. Pemerintah meluncurkan sebuah program Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) untuk meningkatkan pembelajaran yang bermutu di Perguruan Tinggi.


Disrupsi membawa perubahan paradigma dalam pembelajaran. Orientasi kurikulum perlu diperbarui, agar para lulusan akademis bisa kompetitif. Tidak hanya cukup literasi lama (membaca, menulis, dan matematika) sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat. Para mahasiswa harus meningkatan literasi data –kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital. Selain itu, literasi teknologi – memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, dan engineering principles), dan literasi manusia (humanities, komunikasi, dan desain).

Lanjut pemaparan materi kedua oleh narasumber Aulia Siska, S.Sos. – Chief Financial Officer (CFO) PT Digital Solusi Entrepeneur, dengan tema “Fitur Keamanan di Berbagai Aplikasi Pembelajaran Online”. Hasil survei Group Chief Economist dalam kemitraan dengan Forum Ekonomi Dunia (WEF) platform online pada Juni 2020, membuktikan bahwa penggunaan alat digital oleh anak muda Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) meningkat 87 persen selama pandemi COVID-19.

Selama kita di dunia digital, hal apa saja bisa terjadi. Kita harus rajin memperbarui aplikasi kita. Buatlah kata sandi yang kuat. Juga lakukan autentikasi dua faktor seperti kirim kode verifikasi ke ponsel kita. Yang termasuk aset kita adalah data perangkat, data aplikasi, dan data akun platform. Periksa dan memastikan akun bebas peretasan melalui situs http://haveibeenpwned.com/ dan http://periksadata.com/ .

Tips aman menjaga privasi saat menggunakan Wi-Fi publik:

  1. Menyambungkan Wi-Fi secara manual

  2. Perhatikan nama jaringan Wi-Fi

  3. Hindari mengakses informasi sensitif

  4. Perhatikan HTTPS atau kode gembok

  5. Gunakan enskripsi kata sandi

  6. Aktifkan firewall

  7. Perlu memasang antivirus

Lanjut pemaparan materi ketiga oleh narasumber Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom. –  Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, dengan tema “Cerdas Digital Kaum Intelektual”. Penetrasi pengguna internet di Indonesia meningkat. Hasil survei membuktikan bahwa para pengguna internet bisa menghabiskan waktu lebih dari delapan jam dalam sehari untuk berselancar di dunia digital.

Yang diharapkan pemerintah, mahasiswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas secara digital. Karena mahasiswa sebagai kaum intelektual merupakan duta keluarga dan duta masyarakat. Fungsi mahasiswa, yaitu: iron stock (penerus estafet pembangunan negeri); agent of change (agen perubahan); guardian of value (perawat yang menjaga nilai-nilai luhur di tengah masyarakat); moral force; dan social control. Cerdas digital kaum intelektual tidak hanya dengan kemampuan organisasi dan ilmu yang ditekuni, melainkan juga dengan kemampuan digital.

Lanjut pemaparan materi keempat oleh narasumber Dr. H. M. Ridwan Hasbi, Lc., M.A. – Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau, dengan tema “Budaya Digital Junjung Budi Pekerti”. Budaya merupakan hal-hal yang bersangkutan dengan akan dan cara hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Budaya kegiatan pendidikan berubah di era digital ini. Adat istiadat digital pun juga memiliki budaya, budi pekerti, dan digital. Budi pekerti adalah bagian yang paling mahal dari diri kita. Jika hendak mengenal orang yang berbangsa, lihatlah kepada budi dan bahasa. Indonesia terkenal dengan budaya timur yang sopan santun.

Budaya rukun berdigital:

  1. Untuk menyelesaikan masalah cari puncaknya

  2. Untuk menyelesaikan sengketa cari simpulnya

  3. Untuk menyatukan orang cari kesamaannya

  4. Untuk memelihara silaturahmi mana yang sama dijadikan tali

  5. Saling menghormati walaupun berbeda pendapat

Masuk kepada sesi tanya jawab peserta kepada narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money bagi yang beruntung.

  1. Dwi Nova Safitri

Seberapa penting digital literasi saat ini dan masa depan? Apa dampak positif dan negatif? Apakah dapat menjamin kualitas para pelajar untuk meningkatkan mutu pendidikan pada saat pandemi ini?

 

Narasumber – Muhamad Ikbal, S.Pi., M.Si.

Kita harus bisa beradaptasi dengan cepat. Hampir di sebagian negara sudah menerapkan pembelajaran secara online. Sebelum memposting sesuatu, pikirkan terlebih dahulu apakah postingan ini berdampak positif atau negatif. Maka dari itu, kita harus punya budaya dan nilai. 

 

  1. Zulia Safitri

Apakah pembelajaran secara online ini mempengaruhi ekonomi para pengajar dan orangtua?

 

Narasumber – Aulia Siska, S.Sos. 

Pastinya itu akan berpengaruh. Karena akan ada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk melakukan pembelajaran secara online ini, seperti pembelian kuota internet, komputer, handphone, dan lainnya. Pemerintah sudah membagikan kuota gratis dan Wi-Fi gratis ke masyarakat, akan tetapi para pelajar harus tetap berhati-hati untuk menyambungkan jaringannya ke Wi-Fi gratis.



 

  1. Bayu Cipto

Bagaimana car akita memperbaiki norma kesopanan, sedangkan kita sudah tau masalah norma sosial adalah cerita lama, apakah masalah yang menjadi penghalang ini bisa kita lalui bersama dengan merubah norma kesopanan menjadi lebih baik cerdas digital?

 

Narasumber – Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom.

Kita adalah agen intelektual yang harus merubah ini semua, dimulai dari diri pribadi. Kita adalah penghubung masyarakat. Kita bangsa besar yang menjunjung tinggi sopan santun. Mari kita beretika dan santun di dunia internet.

 

  1. Ulfi Nur Afni

Bagaimana menjadi mahasiswa yang aktif dan kreatif baik secara online maupun offline, sedangkan mahasiswa terbiasa aktif di dalam kegiatan secara offline?

 

Narasumber – Dr. H. M. Ridwan Hasbi, Lc., M.A.

Seorang mahasiswa tidak boleh kurang pergaulan yang hanya fokus dengan gawainya saja. Jadikan grup online ini secara produktif. Tidak hanya cukup menggunakan kartu tanda mahasiswa, tapi mahasiswa harus turut aktif dalam masyarakat. Ada batas ada ruang. Kita bisa mengambil pelajaran yang banyak. Perbaiki tingkah laku. Karakter ini terbagi menjadi dua, yaitu akhlak dan kinerja. Keduanya harus disatukan agar menjadi karakter yang baik dan berkualitas.

Pukul 11.38, masuk kepada sesi diskusi dengan key opinion leader yaitu @tysanovennysariosa – News Anchor TV One “Kabar Petang”.

Apapun mata kuliahnya, dibutuhkan literasi digital. Ini merupakan sebuah langkah yang baik. Kita membutuhkan mata kuliah khusus, yaitu Literasi Digital. Karena semua berubah, seperti psikologi dan pola komunikasi. Gunakanlah dunia digital secara bijak. Kontrol emosi itu sangat penting. Jika kita kurang teliti, pisahkanlah antara gawai yang bersifat privat, seperti mobile banking, dengan gawai untuk hiburan.

Sebelum mencerdaskan orang lain, kita harus mencerdaskan diri kita sendiri. Mana yang boleh dan mana yang tidak. Yang bisa menjadi perisai adalah diri kita sendiri. Apa yang bisa kita lakukan dan apa yang tidak. Tidak ada yang aman dan bersifat privat jika sudah masuk ke dunia digital. Tidak semua hal bisa disebarkan ke dunia digital.

Moderator menutup acara webinar dengan memberikan kesimpulan. Pukul 11.44 webinar selesai.