Anies Serahkan Persoalan Bus Zhong Tong ke Dirut Transjakarta

Anies Serahkan Persoalan Bus Zhong Tong ke Dirut Transjakarta

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pihaknya tak lagi melakukan pembelian bus untuk Transjakarta. Ia menegaskan Pemprov DKI Jakarta hanya membeli jasa yang disediakan PT Transjakarta.

Oleh karena itu, sambungnya, terkait pengoperasian kembali bus merek Zhongthong oleh Transjakarta adalah wewenang manajemen terkait.

Untuk diketahui, bus buatan China ini pernah diberhentikan operasinya di masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lantaran memiliki rekam jejak buruk.


"Coba kasih [pertanyaan itu] ke Pak Dirut [Transjakarta] ya. Karena, kalau Pemprov DKI Jakarta itu sudah tidak lagi membeli bus, jadi Pemprov DKI Jakarta itu membeli jasa," ujar Anies saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).

Anies menjelaskan dalam pembelian jasa Transjakarta, pemprov DKI menentukan standar pelayanan minimal (SPM) dalam operasi pelayanan.

Terkait rekam jejak bus yang buruk Anies mengatakan pihaknya tidak bertanggung jawab. Ia pun mengatakan di kontrak kerja sama pasti sudah ada aturannya ketika dalam pengadaan ada persoalan.

"Jadi selebihnya tanggung jawabnya dengan pengelola," kata Anies.

"Pasti ada kontrak kerja samanya. Di dalam kontrak itu ada aturannya," tambahnya.

Sebelumnya, pengoperasian kembali bus Zhong Tong oleh Transjakarta mengundang polemik. Pasalnya, bus merek China itu sempat diperintahkan gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk tak digunakan lagi karena rekam jejak yang bermasalah.

Salah satunya, pada Maret 2015 lalu, bus Transjakarta merek Zhong Tong pernah terbakar saat melintas di depan gedung PMI, di Jalan Gatot Subroto. Kondisi tersebut terjadi lantaran buruknya kualitas bus pada komponen kelistrikan yang mengakibatkan bus terbakar. Ahok saat masih menjadi gubernur pun dibuat kesal dan mengganti bus merek itu.

"Kami akan beli bus baru terus," kata Ahok di Jakarta, Kamis, 21 Mei 2015 lalu.

Buruknya kualitas bus TransJakarta ini menurut Ahok karena ulah oknum pegawai di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2013. Padahal saat masih jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, ia sudah meminta agar bus yang didatangkan produsen bus ternama.

"Tapi mereka (oknum di Pemprov DKI) mainkan. Makanya yang selalu menang bus yang jelek dari Tiongkok," kata Ahok kala itu.

Untuk diketahui, Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono dihukum 13 tahun penjara karena terjerat kasus korupsi pengadaan bus TransJakarta pada tahun 2012 dan 2013. Pasalnya bus Zhongtong jadi objek korupsinya.

Setelahnya PT Transportasi Jakarta, meninggalkan bus-bus yang dianggap tidak aman dan beralih ke merek bus yang lebih aman dan nyaman untuk masyarakat.

Terkini, Direktur Utama Transportasi Jakarta (Transjakarta) Agung Wicaksono menyatakan terkait perawatan selama digunakan sebagai armada Transjakarta, Agung menyebut bakal menjadi urusan Agen Pemegang Merek (APM) Zhongtong. Lebih dari itu Agung tidak ingin memberikan jawaban.

Menurut Agung pengadaan bus Zhongtong diserahkan sepenuhnya kepada Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), selaku penyedia bus. Ia tidak mau banyak berbicara soal jumlah unit bus China yang kembali digunakan sebagai armada Transjakarta.

Terpisah, PPD mengklaim seluruh armada bus Transjakarta merek Zhong Tong telah memenuhi standar keamanan penumpang. PPD menyatakan bus Zhong Tong yang kini mengaspal itu adalah hasil pengadaan 2016. Dari 59 unit,sebanyak 21 unit di antaranya telah beroperasi kembali sejak Jumat (11/10).

Manager Operation Perum PPD Hendri Dunan mengatakan klaim kelaikan dan keamanan armada meliputi pengadaan sepuluh unit alat pemadam api ringan (Apar) yang tersimpan empat unit di kabin penumpang, satu unit di bawah kursi supir dan lima unit alat pemadam api otomatis di mesin bus.

"Apar akan bekerja secara otomatis jika ada percikan api atau perubahan suhu yang sangat ekstrem di dalam ruang mesin, dia langsung menyemprot," katanya, Rabu (16/10) seperti dilansir Antara.

Selain itu, di dalam ruang mesin juga dipasang kamera pengawas (CCTV) untuk melihat kinerja mesin serta aspek keamanannya.

"Kita juga menyiapkan tangga darurat jika terjadi keadaan darurat," kata soal spesifikasi penunjang keamanan di bus Zhong Tong.