Kampar Tampilkan Kebesaran Singgasana Raja Kampa pada Pawai Taaruf MTQ Riau

Kampar Tampilkan Kebesaran Singgasana Raja Kampa pada Pawai Taaruf MTQ Riau

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Kesultanan Kampa merupakan salah satu kerajaan besar pada masa lalu. Pusat pemerintahannya waktu itu berada  di wilayah Kecamatan Kampa dan Tambang saat ini. Saat ini, pusat kesultanan itu tengah direstorasi oleh Pemerintah Kabupaten Kampar.

Pemerintah Kabupaten Kampar mengangkat kebesaran Kesultanan Kampa pada acara Pawai Ta'aruf Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-37 Provinsi Riau di Pekanbaru, Rabu (12/12/2018).

Pawai dilepas secara resmi oleh Gubernur Riau Wan Thamrin  Hasyim. Pawai Ta'aruf  diikuti 12 kabupaten/kota se-Provinsi Riau.


Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Setda Kampar, Ahmad Yuzar hadir mewakili Bupati Kampar. Hadir juga pada kesempatan tersebut, Kepala Kementerian Agama Kampar, Drs Alfian, M. Ag, Kajari Kampar Dwi Antoro, Kabag Kesra Setda Kampar, Ketua LPTQ Kabupaten Kampar H. Yurmailis Saruji, SE.  

Menyertai rombongan Pawai Taaruf Kampar mobil hias, pasukan panglima Kampa dan 20 dubalang, silat, kafilah MTQ, jambau dulang kaki tigo, pengantin khas Kampar, ninik mamak. Dilanjutkan dengan rombongan dikiu gubano, sunat rasul, balimau kasai, kompang, santri/santriwati, asmaul husna, camat, dan OPD di lingkungan Pemkab Kampar.

Pada kesempatan tersebut Kafilah Kampar menyerahkan cendramata berupa Keris sebagai simbol atas perjuangan dan kegigihan masyarakat Kampar dalam memperjuangkan Kampar lepas dari penjajahan.

Setda Kampar Ahmad Yuzar usai pelepasan Pawai Taaruf menyampaikan tema yang diangkat Pemkab Kampar pada acara pawai cukup bagus.  

"Saya ucapkan terima kasih kepada Kabag Kesra dan seluruh pihak terkait atas suksesnya pelaksanaan. Semoga kita meraih juara," kata Ahmad Yuzar. 

Sebagaimana diketahui, dari catatan sejarah Kesultanan Kampa berdiri sezaman dengan Kerajaan Melaka. Pusat kerajaan (Istana Sultan) berdiri di Koto Perambahan yang bermitra dengan Kerajaan Pagaruyung bersama ninik mamak Koto Lindung Bulan yang pernah menobatkan Raja Buyung.

Selanjutnya perkembangan terus terjadi, ninik mamak Limo Koto menobatkan Raja Malaka Mahmud Syah sebagai sultan yang bertempat di Istana Koto Perambahan dengan gelar Sultan Mahmud Syah Akhirul Zaman.

Untuk melanjutkan kejayaan itu, agar tak melayu hilang di bumi, maka atas niat bersama masyarakat adat dan masyarakat Kampar menobatkan Azis Zaenal sebagai pewaris Sultan Kampa yang ke-14 dengan gelar Sultan Mahmud Syah Akhirul Zaman.  


Reporter: Herman Jhoni



Tags MTQ