LAPORAN LANGSUNG NURMADI DARI MAKKAH

Lusa, JCH Riau Berangkat Menuju Arafah

Lusa, JCH Riau Berangkat Menuju Arafah

RIAUMANDIRI.CO, MAKKAH - Jamaah calon haji (JCH) Indonesia dijadwalkan Ahad (19/8/2018) akan di berangkat lebih dulu menuju Arafah, satu hari menjelang puncak haji pada hari Senin (20/8), atau 9 Zulhijah 1439 Hijriah. Sedangkan untuk Hari Raya Haji di Arab Saudi jatuh pada Selasa tanggal 21 Agustus atau 10 Zulhijah.

“Untuk puncak haji di Arafah itu tanggal 9 Zulhijah atau hari Senin. Sedangkan Idul Adha hari Selasa 21 Agustus, dan sudah diumumkan,” jelas ketua Kloter Agus Saputra, Jumat (17/8/2018).

Kepala Tim Peneyelenggara Haji Indonesia (TPIH) Riau, Herman Gani, menjelaskan, JCH Indonesia, termasuk Riau, sudah ditetapkan akan diberangkat satu hari menjelang puncak haji. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemacetan panjang menuju Arafah.


“Pada hari puncak tanggal 9 Zulhijah itu, seluruh jamaah dari penjuru dunia yang diperkirakan lebih tiga juta orang, akan berkumpul di Arafah. Pihak Pemerintah kita mengkhawatirkan seandainya kita berangkat di hari yang sama, akan terjadi keterlambatan. Untuk itulah kita diberangkatkan lebih dahulu ke Arafah,” ujar Herman Ghani.

Berbeda dengan jamaah lainnya atau jamaah yang menjalani haji Tarwiah, atau haji yang dijalani oleh Rasulullah SAW, berangkat menuju Arafah pada tanggal 9 Zulhijah pagi, atau usai salat subuh ke Mina, baru selanjutnya menuju Arafah. 

“Sedangkan untuk yang ikut Tarwiah, itu berangkatnya pada tanggal 9 Zulhijah, nanti mereka bergabung dengan jamaah lainnya yang juga ikut Tarwiah. Diperkirakan dari jamaah kita Indonesia kemungkinan mencapai 10 ribu jamaah yang ikut Tarwiah. Kalau dari kita Riau banyak juga, jumlah pastinya belum tahu berapa,” tambahnya.

Sementara itu, selama di Arafah, JCH telah disesuaikan tempat penginapan berupa tenda yang telah disiapkan oleh pihak Maktab. Selama dua hari berada di Arafah, untuk berdiam diri, berdoa, berzikir, dan menjalankan ibadah lainnya selama di Arafah.

“Kita sudah memberikan manasik haji selama berada di Arafah bagi jamaah yang ada di kloter 6. Begitu juga kloter lainnya juga telah diberikan pemantapan menjelang puncak haji di Arafah. Tenda-tenda kita sudah kita tinjau, dan alhamdulillah cukup baik menampung 450 JCH kita. Masing-masing maktab telah menyiapkan tenda bagi jamaah,” jelasnya. 

Sementara itu, usai melaksanakan puncak haji pada tanggal 9 Zulhijah, seluruh jamaah melanjutkan kegiatan haji lainnya yakni melontar jamarat di Mina pada 10 sampai 12 Zulhijah. Di Mina, pemondokan jamaah juga telah disiapkan, dan selama di Mina jamaah asal Indonesia juga telah ditetapkan waktu untuk melempar jamarat.

Ada waktu yang tidak boleh jamaah Indonesia untuk keluar dari tenda, atau tidak diperbolehkan melontar Jamarat. Diantaranya tanggal 10 Zulhijah pukul 06.00 - 10.30 WAS, 11 Zulhijah pukul 14.00 - 18.00 WAS, dan 12 Zulhijah pukul 10.30 - 14.00 WAS. 

“Waktu ini harus dipatuhi oleh seluruh jamaah Indonesia, untuk menjaga keselamatan jamaah, dan menghindari kemacetan. Ini sudah kesepakatan antara pihak kerajaan Arab Saudi dan seluruh negara yang jamaah naik haji termasuk Indonesia. Kita tidak Ingin terjadi kejadian tragedi Mina beberapa tahun yang lalu,” ungkapnya.

Terpisah, tim dokter JCH Indonesia, terutama dari Riau, dua hari menjelang keberangkatan ke Arfafah, seluruh jamaah diperiksa kesehatan. Jangan sampai pada saat di Arafah jemaah sakit, dan tidak bisa beribadah dengan sempurna di Arafah.

“Kita surah meminta seluruh jamaah untuk periksa kesehatan. Alhamdulillah jamaah sehat, walaupun ada juga yang batuk-batuk dan juga tensi ada yang tinggi dan rendah,” ujar dokter Nurzammi.

“Untuk itu kita menghimbau bagi jamaah untuk bisa menjaga kesehatan dalam beberapa hari ini. Agar saat berada di Arafah bisa sehat dan tidak sakit. Jamaah yang sakit sudah kita beri pengobatan, dan jamaah yang di rawat di rumah sakit nantinya akan dibawa ke Arafah dengan menggunakan ambulan,” tambah Nurzammi, yang juga bertugas sebagai Kasi di RSUD Kampar ini. 

 

Reporter: Nurmadi