Dualisme Kepengurusan, Agus Widayat Sebut Hanura Riau Solid

Dualisme Kepengurusan, Agus Widayat Sebut Hanura Riau Solid
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Agus Widayat menanggapi santai dinamika yang terjadi di tubuh DPD Partai Hanura Provinsi Riau akibat dualisme yang terjadi di tingkat pusat. Menurutnya, saat ini kader partai tetap solid dan fokus menghadapi sejumlah agenda politik, baik Pilkada tahun 2018 maupun Pileg pada 2019 mendatang.
 
Kisruh di tubuh partai yang dibidani Wiranto itu terkait dualisme kepengurusan di DPP Hanura. Dua kubu yang berseteru, yakni Oesman Sapta Odang (OSO)-Herry Lontung Siregar, dan Daryatmo-Sarifuddin Sudding, turut mempengaruhi susunan pengurus partai di tingkat daerah.
 
Di Provinsi Riau, selain Agus Widayat, kader partai Hanura lainnya, Muhammad Haris alias Haris Kampai, turut mengaku sebagai Ketua DPD Hanura Riau.
 
Terkait hal ini, Agus Widayat mengaku pihaknya tidak terpengaruh dengan adanya klaim pihak Haris Kampai. Menurutnya, kader dan simpatisan Partai Hanura di Riau tetap solid. Saat ini, pihaknya masih disibukkan dengan Pilkada di Provinsi Riau tahun 2018, dan penjaringan bacaleg untuk pesta demokrasi tahun 2019.
 
"DPD Hanura Riau masih disibukan dengan penerimaan penjaringan calon legislatif. Sementara para kader masih sibuk Pilkada Riau, dimana kami mengusung pasangan nomor 4 (Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno)," ungkap Agus Widayat, Rabu (4/4/2018).
 
Kesolidan kader seperti ini, sebut mantan Walikota Dumai itu sangat penting dijaga. Apalagi, kata Agus, pihaknya menargetkan adanya minimal satu kader Hanura setiap daerah pemilihan (dapil) di Riau, duduk sebagai anggota legislatif. Dengan begitu, dia berharap akan adanya kader Hanura yang duduk sebagai pimpinan di DPRD Riau maupun DPRD kabupaten/kota di Riau.
 
"Untuk itu dalam penjaringan, kita memiliki kriteria khusus dan tidak sembarangan. Insya Allah akan mengerucut namanya (caleg) pada April (2018) ini," lanjutnya.
 
Adapun kriteria yang dimaksud, caleg dari Hanura harus dikenal masyarakat. "Kader kita tak boleh bohong, sombong, pecundang dan melakukan tindakan transaksional di masyarakat. Kalau transaksional, calon koruptor namanya," tegas Agus seraya mengatakan pihaknya tetap memprioritaskan menunjuk kader sebagai caleg, dan memastikan tidak mahar politik dalam penjaringan bacaleg.
 
"Sebelum kita tetapkan, akan ada survei internal dari kami. Kalau kader tak dikenal masyarakat  untuk apa diusung," sambungnya.
 
Disinggung mengenai Hanura yang terpecah menjadi dua kubu, Agus pun menjawab singkat. "Tak ada kubu-kubuan. Semua kader terbaik kita. Kalau masalah hukum kita serahkan kepada DPP. Kalau berkaca kepada SK Oesman Sapta, kami (Agus Widayat) masih Ketua DPD (Hanura Riau)," pungkas Agus Widayat.
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Rico Mardianto