osen Unand Kritik Keberpihakan Cendekiawan pada Kapitalis

osen Unand Kritik Keberpihakan Cendekiawan pada Kapitalis

PADANG (RIAUMANDIRI.co)-Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Dr. Zaiyardam Zubir mengkritik banyaknya cendekiawan yang berpihak pada kepentingan kapitalis bukan rakyat.

"Di tengah perlawanan terhadap perampokan hak rakyat oleh kapitalis, para ilmuwan justru lebih sibuk mengejar kepentingan pribadi dan mendukung tindakan tersebut," katanya saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Lustrum XII Unand, di Padang, Selasa (13/9)
Dalam orasi tersebut dia mengemukakan bahwa munculnya perusahaan dengan label besar atau badan usaha yang mengelola berbagai komoditas disertai dengan pengorbanan masyarakat kecil.


Sebagai contoh terkait kelapa sawit yang pada saat invasinya dengan mengambil hak dan tanah rakyat justru didukung penuh oleh ilmuwan.
Bahkan saat ini banyak doktor dan guru besar yang berlomba berinovasi terkait kelapa sawit tersebut karena dinilai sepihak menguntungkan.
Tindakan cendekiawan ini, ujar dia secara langsung atau tidak membunuh aspirasi dan hak masyarakat.



"Proyek penelitian yang dinilai inovasi terus berjalan namun kesengsaraan masyarakat juga terus terjadi," tambahnya.
Bukti keberpihakan ini terjadi saat ada seminar tentang kelapa sawit yang diinisiasi oleh Masyarakat Perkelapasawitan I/ndonesia (Maksi) beberapa waktu lalu sebagian besar ilmuwan mendukung pengembangan komoditas itu lebih lanjut.


Akan tetapi hanya segelintir yang berpandangan dampak atau kajian lain tentang kelemahan dan sisi lainnya.


Sebaliknya saat konferensi petani se dunia La Campensina, hanya segelintir juga ilmuwan yang hadir untuk mendengar aspirasi masyarakat.
"Masih banyak bukti lain yang menunjukkan ilmuwan dan cendekiawan perlu meningkatkan peranan dalam mengangkat harkat dan derajat rakyat," ujarnya.
Menurutnya sesuatu paling ironis bukti keberpihakan ini yakni banyak akademisi yang hanya duduk saja dan berjuang mengejar gelar atau jabatan tanpa memikirkan persoalan yang dihadapi rekan atau masyarakat di kalangan bawah.


Bahkan banyak akademisi hebat yang telah menimba ilmu di luar negeri tidak terpakai di Indonesia karena ketidaktahuan dengan persoalan yang ada.
Inilah kata dia persaingan yang seyogyanya untuk membangun bangsa jadi kompetisi untuk kepentingan lain yang justru mengorbankan kepentingan bersama.
"Sudah saatnya para cendekiawan khususnya yang berada pada tatanan kampus mengkaji dan menganalisis persoalan yang ada pada masyarakat dan menciptakan inovasi untuk mencarikan solusinya," ujarnya.


Sementara itu Rektor Unand, Prof Tafdil Husni menilai materi orasi ilmiah yang disampaikan Zaiyardam cukup tajam dan mengkritik keras.(ant/azw)
Namun dia mengajak kepada seluruh akademisi yang ada khususunya di Unand untuk mengintrospeksi diri agar bisa lebih berperan memajukan bangsa ke depan. (ant/azw)