Dispora Gelar Pelatihan Organisasi

Dispora Gelar Pelatihan Organisasi

PEKANBARU (HR)-Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau menggelar pelatihan peningkatan mutu pengelolaan organisasi kepemudaan 2015 di Hotel Ameera Jalan Ahmad Yani Pekanbaru, 15-18 Oktober 2015 di Hotel Ameera Pekanbaru.  
Sebanyak  30 pengurus anggota aktif organisasi kepemudaan, berusia 16 sampai 30 tahun ikut kegiatan ini.
Kegiatan ini dibuka oleh Kasi Anak dan Remaja Dispora Riau, Tengku Syarif Fadillah yang mewakili Kadispora Riau, Eddie Yusti.
"Pelatihan ini untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan pengurus organisasi kepemudaan dalam mengelola organisasi," ujar Tengku Syarif Fadillah didampingi  Panitia Pelaksana Yuniati Bulawan T.
Selain itu, pelatihan ini juga untuk meningkatkan pengetahuan pengurus organisasi kepemudaan tentang ilmu dan strategi pengelolaan organisasi kepemudaan yang lebih modern, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pengurus organisasi kepemudaan dalam mengelola organisasi serta menjalin kerjasama antar organisasi dan mengembangkan jaringan organisasi secara bersama.
Dispora Provinsi Riau mendatangkan narasumber yang memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan pelatihan dari unsur Kemenpora RI,  Unsur Dispora Riau, Ketua KNPI, Ketua PCMI, Forum Pemuda Pelopor, Forum Wirausaha Muda dan motivator.
Sementara itu, Kadispora Riau, Eddie Yusti meminta peserta memanfaatkan pelatihan ini dengan sebaik mungkin. "Diharapkan pengurus organisasi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai dalam mengelola organisasi kepemudaan dan membenahi internal organisasinya agar menjadi organisasi yang lebih mandiri," ujarnya saat dihubungi.
Pelatihan Peningkatan Mutu Pengelolaan Organisasi Kepemudaan Tingkat Daerah menggunakan metode andragogi, yaitu pembelajaran orang dewasa. Pelatihan ini menganggap peserta adalah manusia dewasa yang mampu berpikir secara logis dan telah memiliki konsep diri, memiliki akumulasi pengalaman, memiliki kesiapan untuk belajar, dan yang berharap dapat segera menerapkan perolehan ilmu dan ketrampilan baru.
Metode partisipatif ini menyaratkan adanya komunikasi dua arah yang membutuhkan partisipasi dari peserta. Dengan demikian narasumber tidak hanya memberikan materi semata tetapi mendapatkan input dari peserta untuk dapat merencanakan bersama dalam sebuah studi kasus untuk menyelesaikan tugas kelompok. Yang perlu diperhatikan adalah adanya keakraban antara fasilitator dengan para peserta dan antar peserta pelatihan.
Pelatihan tersebut ditutup oleh Kabid Pemuda, Yusfar, Minggu (18/10). Dalam sambutannya, Yusfar mengharapkan peserta yang sudah mengikuti kegiatan ini dapat mengimplementasikannya dalam organisasinya masing-masing. (pep)