Sumber Data Berbeda

Papan ISPU Tidak Valid

Papan ISPU Tidak Valid

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau menegaskan, bahwa kualitas udara Riau secara keseluruhan dalam dua hari terakhir berada pada level tidak sehat, bukan berbahaya, seperti yang diumumkan pada papan Indeks Standar Polutan Udara (ISPU), yang terletak di depan Kantor Walikota Pekanbaru.

Hal ini ditegaskan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau Yulwiriati Moesa, kepada Haluan Riau, Jumat (18/9). BLH mengacu pada data yang dikeluarkan badan nirlaba melalui situs aqicn.org. Hasil yang dikeluarkan situs ini dinilai cukup komprehensif secara ilmiah.

"Kami di BLH menggunakan data ini, jadi hari ini cukup jelas jika kualitas udara di Pekanbaru tidak sehat. Bukannya berbahaya." tegas Yulwiriati.
Menurutnya, data yang dipublikasi melalui papan ISPU dinilai tidak memenuhi kriteria yang diharapkan, karena merupakan data hasil pemantaun kualitas udara, yang berlaku selama 24 jam. Alias tidak diperbaharui setiap saat.

"Kategori berbahaya tersebut sebenarnya hasil pemantauan jam 15.00 WIB sehari sebelumnya. Artinya, jika dilihat pada pagi hari, maka yang muncul adalah hasil pemantauan sehari sebelumnya. Jelas sudah tidak valid lagi," tambah Kepala BLH ini.
Selama bertahun masyarakat Pekanbaru dan media selalu menggunakan papan ini sebagai acuan untuk memantau kualitas udara. Memang dibagian bawah papan tersebut tertulis 'Berlaku Pk 15.00 Hari Ini sampai Pk 15.00 Besok."

"Artinya, papan ISPU tersebut sudah tak layak lagi menjadi acuan. Karena hasil yang ada sangat berbeda, dengan hasil pemantaua setiap saat, yang menjadi pegangan BLH," tambah Yulwiriati.
Sebaliknya, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui situs bmkg.go.id juga merilis data hasil pantauan kualitas udara yang disebut konsentrasi partikulat.

"Data BMKG jauh lebih akurat jika dibandingkan data yang dirilis BLH, karena sumber data di BMKG, merupakan hasil pemantauan langsung, berdasarkan tangkapan alat milik BMKG sendiri. Kalau data yang dipegang BLH, sumbernya tak diketahui," kata salah seorang staf di Posko Satgas.
Namun demikian, sampai hari ini Posko Satgas Darurat Pencemaran Uda-ra, tetap menggunakan kedua data sebagai pembanding, untuk mengambil langkah-langkah kebijakan. Terutama dalam melaksanakan operasi.
Perbedaan data ini merupakan salah satu fenomena sehari-hari dari data-data yang terhimpun di Posko Satgas. Sampai sejauh ini, data ini memang menimbulkan berbagai penafsiran bagi kalangan media, terutama untuk mendapatkan data valid mengenai kualitas udara.***