Dumai Berstatus Endemis DBD

Ditemukan 168 Pasien DBD

Ditemukan 168 Pasien DBD

DUMAI (HR)- Sejumlah kawasan di Kota Dumai masih berstatus endemis DBD. Sebab, Sampai pertengahan September ini, tercatat 168 kasus penyakit mematikan tersebut, hingga Kamis (17/9).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Paisal Kamis (17/9), mengatakan hingga saat ini belum ada yang meninggal dunia akibat DBD dan jumlah tersebut belum termasuk kategori kejadian luar biasa (KLB).

"Faktor utama DBD di Kota Dumai adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut berkembang biak dibak-bak penampungan air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lainnya," ujarnya.

Kadis menjelaskan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti hingga saat ini masih berhubungan erat dengan beberapa faktor, seperti kebiasaan masyarakat menampung air hujan untuk keperluan sehari-hari, jauh dari prilaku hidup bersih dan sehat, sanitasi lingkungan yang kurang baik dan penyimpanan air bersih yang lama hingga akhirnya dijadikan media untuk berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti.

"Untuk memutus mata rantai perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti kami mengajak seluruh lapisan masyarakat Kota Dumai untuk ikut serta mensukseskan program 3M yaitu menutup bak penampungan air, menguras atau membersihkan bak penampungan air dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air. 3M merupakan cara yang efektif dan efisien mencegah DBD dengan cara memutus mata rantai perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti," jelasnya.

Masih kata Paisal, Kota Dumai merupakan Kota endemis DBD, dari 7 kecamatan ada 3 kecamatan yang ditetapkan sebagai kawasan endemis DBD yaitu Kecamatan Dumai Barat, Dumai Timur dan Kecamatan Dumai Selatan.

"Warga khususnya masyarakat yang tinggal di kecamatan endemis DBD harus waspada dengan penularan DBD. Tidak hanya iklim yang meningkatkan perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti, tetapi pola hidup masyarakat yang jauh dari sehat pun menjadi faktor utama DBD," ingat Paisal.***