Bupati Afni Ceritakan Konflik Agraria ke MenHAM Natalius Pigai
Riaumandiri.co - Kunjungan kerja Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai ke Kabupaten Siak menjadi momen Bupati Siak Afni Zulkifli menyampaikan sejumlah persoalan yang dirasakan masyarakatnya.
Bupati Siak Afni menyampaikan bahwa konflik agraria yang terjadi di wilayahnya ibarat bom waktu yang suatu saat akan meledak. Terbukti, saat dirinya baru saja dilantik sebagai Bupati Siak beberapa hari, konflik lahan terjadi di Kampung Tumang, Kecamatan Siak.
Meski izin hutan bukan kewenangan Bupati, namun sebagai pemimpin daerah, ia harus memastikan warganya mendapatkan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi hak atas tanah, air, udara yang bersih, pendidikan, dan kesehatan sebagai hak mendasar mereka.
“Terbukti saat saya baru saja dilantik, pecah konflik lahan antara masyarakat dengan PT SSL di Tumang,” kata Bupati Afni saat berdialog bersama Menteri HAM Natalius Pigai di Balairung Datuk Empat Suku, Komplek Rumah Rakyat, Minggu (14/12).
Bupati Afni memaparkan kondisi terkini Kabupaten Siak lewat peta kepada Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai. Warna putih tidak banyak, yang banyak hanyalah warna kuning.
“Jika kuning, artinya Hutan Tanaman Industri (HTI). Karena itu, saya ingin penyebutan kawasan industri tidak menggunakan kata hutan, karena hutan itu heterogen. Ini tidak, penamaannya cuma satu akasia,” tegas Bupati Afni.
Kawasan hutan Kabupaten Siak mayoritas, sambungnya. Kemudian sisanya ada Hak Guna Usaha (HGU). Saat ini di Siak ada dua taman konservasi yang dilindungi, yaitu rumahnya para gajah dan harimau Sumatera yang masih terjaga di Kabupaten Siak.
“Namun intervensi ilegal logging terhadap kawasan itu masih luar biasa,” kata Bupati Afni.
Bicara agraria, kata dia, menyangkut hak-hak dasar masyarakat. Di hadapan Menteri Pigai, Afni melaporkan bahwa HGU berada di 54 kampung dan 6 kelurahan. Sementara HTI dan kawasan hutan berada di 63 kampung dan ada 2 kelurahan.
“Ada 131 kampung dan kelurahan di dalamnya. Ada 1/2 juta jiwa penduduk kami di dalamnya. Belum mendapatkan hak-hak dasar, seperti akses jalan menuju sekolah yang sulit dilalui, hujan berlumpur, panas berdebu, karena dia berada di kawasan HTI,” kata Bupati Afni menceritakan.
Ia menjelaskan, persoalan tersebut ada di Kecamatan Minas, Kandis, dan Sungai Mandau, bukan karena Pemerintah Daerah tidak mau membangun, tetapi Pemda harus mengemis lintas kementerian untuk mendapatkan izin pelepasan kawasan.
“Mestinya sekolah yang ada di daerah yang sulit diakses, termasuk akses kesehatan yang menjadi hak dasar masyarakat dan hak asasi manusia, diantarkan oleh negara,” tegas Bupati Afni.
Bupati perempuan pertama di Negeri Istana itu berharap kehadiran Menteri HAM di Kabupaten Siak dapat menyerap aspirasi serta persoalan HAM yang dihadapi Pemkab dan masyarakat dapat tersampaikan dengan baik.
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mendukung penuh langkah Bupati Siak Afni untuk memperjuangkan hak-hak masyarakatnya. Ia sedang mengisi ruang kosong yang tak sempat diisi oleh negara, ia sampaikan dengan berani.
Lalu kehadiran perusahaan, dari angka statistik harus bergerak naik. Kesejahteraan, kesehatan makin membaik. Ekonomi membaik, patologi ekonomi dan sosial harus berkurang secara statistik.
“Dari video 2 menit tadi, itu contoh korporasi yang tidak mau memberikan dampak positif dan kemajuan di wilayah kerjanya. Mestinya ia hadir sebagai malaikat, bukan monster bagi masyarakat,” tegas Pigai.
Sejatinya, korporasi hadir di satu wilayah untuk melindungi dan memproteksi agar usaha yang berlangsung secara turun-temurun yang ada tetap terjaga.
Jika ia hadir tidak membawa manfaat, tapi mudarat di wilayahnya. Jika perusahaan itu hadir membawa mudarat bagi wilayah konsesi dan operasional.
“Tinggal kita tanya secara moral, untuk apa Anda datang. Apa Anda datang mengambil kekayaan yang Allah kasih? Atau Anda datang untuk membunuh rakyat? Tinggal dia jujur saja,” tutur MenHAM.
“Nyatanya kita menyaksikan akumulasi uang yang mereka dapat menjadi konglomerat dan kaya raya. Tapi jalan kecil saja dia tidak mampu bangun,” pungkas Pigai.