Riau Bergeliat Alami Inflasi 0,59 Persen

Riau Bergeliat Alami Inflasi 0,59 Persen

Riaumandiri.co -  Provinsi Riau alami inflasi sebesar 0,59 persen Angka ini menunjukkan adanya kenaikan harga secara umum dalam kategori yang diukur oleh indeks harga konsumen (IHK) Minggu (3/3).

Menurut kepala Badan statistik Provinsi Riau Asep Riyadi faktor utama kenaikkan inflasi tersebut disebabkan oleh naikkanya harga  beras dan cabai.

"Kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit disebabkan karena cuaca hujan sehingga pasokan berkurang sementara itu harga beras naik akibat perubahan cuaca hujan sehingga suplai menurun, produksi menurun, sehingga harga mengalami kenaikan," paparnya. 


Berdasarkan kelompok pengeluaran, makanan, minuman dan tembakau ambil andil inflasi sebesar 0,47 persen diikuti oleh tranfortasi dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen dan penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,07 persen dari total besarnya inflasi.

Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi berasal dari cabai merah dengan andil sebesar 0,41 persen, cabai rawit 0,06 persen, nasi dengan lauk 0,05 persen diikuti oleh ayam hidup 0,04 persen dan kentang 0,03 persen.

"Adapun komoditas penyumbang deflasi di Riau yakni wortel sebesar 0,02 persen, tomat 0,02 persen, bayam 0,02 persen," ucapnya.

Inflasi tahun provinsi Riau (Februari 2024 terhadap Februari 2023) sebesar 2,86 persen yang berasal dari kota Tembilahan sebesar 1,76 persen dengan IHK 104.00, Kabupaten Kampar 4,63 persen dengan IHK 108,56, Kota Pekanbaru 2,05 persen dengan IHK 105,51, Kota Dumai 2,86 dengan IHK 105,95.

Penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan Februari 2024 secara (y o y)  berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil 1,65 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Beras Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,40 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk, kelompok transportasi dengan andil 0,30 persen komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah mobil.

"Disisi lain,  inflasi yang terjadi di Riau Alamai sebesar 0,59 persen masih dalam batas yang wajar dan dapat dikendalikan. Namun demikian, pemerintah juga menekankan pentingnya kebijakan yang tepat guna untuk mencegah inflasi ini tidak semakin merajalela," jelasnya.

Meskipun demikian, ada optimisme bahwa kondisi ekonomi akan kembali stabil seiring dengan perbaikan cuaca dan upaya pemerintah untuk mengatasi dampak inflasi. Masyarakat pun diharapkan dapat bersabar dan tetap bijak dalam mengelola keuangan di tengah situasi yang tidak mudah ini.

Pemerintah Riau berupaya untuk mengendalikan inflasi dengan berbagai langkah, termasuk mengoptimalkan distribusi bahan makanan dari daerah produsen ke konsumen. Selain itu, pemerintah juga melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengawasi dan mengontrol harga-harga barang kebutuhan pokok melalui program pasar murah yang diadakan setiap  kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru.