Neraca Perdagangan Riau Surplus 1,3 Miliar

Neraca Perdagangan Riau Surplus 1,3 Miliar

Riaumandiri.co - Provinsi Riau mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif, ditandai dengan surplus neraca perdagangan sebesar U$S 1,31 Miliar pada Januari 2024. Data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau menunjukkan bahwa, ekonomi Riau terus tumbuh secara stabil, didorong oleh kinerja yang positif dalam sektor perdagangan Senin (19/2).

Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi mengatakan bahwa, nilai kondisi neraca perdagangan Riau yang surplus, dipicu oleh sektor nonmigas sebesar US$ 1,18 miliar dan sektor migas sebesar US$ 125,94 juta.

"Jika dilihat dari sisi volume perdagangan, pada Januari 2024 Neraca Perdagangan Provinsi Riau mengalami surplus sebesar 1,83 juta ton diikuti oleh nilai total ekpor dan impor Riau sebesar 1,306,57 Juta U$S," ujarnya 


Sementara itu nilai impor Riau tercatat sebesar 201,71 Juta U$S, atau mengalami kenaikan 22,74 secara M to M (Januari 2024 terhadap Desember 2023).

"Impor non Migas pada Januari sebesar 166,24 atau naik 3,36 persen dari bulan sebelumnya yakni, sebesar 160,83 juta U$S dan impor migas sebesar 35,47 juta U$S, atau naik 911,79 persen dari nilai impor bulan sebelumnya yakni sebesar 3,51 Juta U$S," papar Asep.

Namun secara Y o Y (Januari 2024 terhadap Januari 2023), impor Riau mengalami penurunan 39,23 persen dengan total nilai impor pada 2024 sebesar 201,71 Juta U$S dan tahun sebelumnya senilai 331,91 Juta U$S

"Impor non migas menyumbang 82,41 persen dari jumlah total nilai impor yang ada," ucapnya.

Impor Riau Januari 2024, menurut penggunaan barang bahan baku atau penolong sebesar 123,39 juta U$S, barang modal modal 58,13 juta U$S, dan konsumsi sebesar 20,19 juta U$S. 

"Pangsa pasar impor Riau berasal dari Asean sebesar 26,92, juta U$S atau 16,20 persen, kemudian dari negara Uni Eropa sebesar 46,28 juta U$S atau 27,84 persen," ujarnya.

Nilai impor Riau, berkontribusi terhadap impor nasional pada Januari 2024 sebesar 1,09 persen, atau mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dari bulan sebelumnya yakni 0,86 persen.

Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh sektor perdagangan Riau. Salah satunya adalah fluktuasi harga komoditas di pasar global yang dapat mempengaruhi pendapatan ekspor. Selain itu, adanya regulasi baru terkait dengan keberlanjutan lingkungan juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha di Riau.

Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk terus meningkatkan daya saing dan diversifikasi ekonomi wilayah tersebut. Langkah-langkah strategis akan diambil untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada guna menjaga pertumbuhan perdagangan yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh masyarakat Riau.