Webinar Literasi Digital: Menjadi Masyarakat Pancasilais di Era Digitalisasi

Kamis, 12 Agustus 2021 - 16:12 WIB

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU Narasumber pertama, bapak Ir. Prarudy Widyanto, MM. Beliau adalah seorang Professional Bussiness Coach. Beliau menyampaikan materi tentang Jaga Bersama Ruang Digital Kita. Jadi perkembangan internet dimulai dari 1970 dan juga dulu untuk mengembangkan internet ini sangat mahal dan setelah tahun 70 mulailah ada email lalu di tahun 2003 internet sudah mulai berkembang apalagi di 10 tahun belakangan ini sudah sangat berkembang, Perkembangan Internet adalah suatu jaringan komunikasi yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu media elektronik dengan media elektronik yang lain dengan cepat dan tepat. Jaringan komunikasi tersebut, akan menyampaikan beberapa informasi yang dikirim melalui transmisi sinyal dengan frekuensi yang telah disesuaikan. Dan sekarang semua sudah ada di genggaman kita apalagi di saat pandemic ini aktivitas kita sehari- hari ini berhubungan dengan internet

 

Narasumber kedua yaitu ibu Dr. Anak Agung Sri Mahyuni, SE, M.Agb. Beliau adalah seorang Dosen Universitas Bali Dwipa. Beliau menyampaikan materi tentang mengulik fitur keamanan di aplikasi dan media sosial. Belakangan ini kita sering dengar banyaknya kejadian peretaasan, maka dari itu kita harus bisa membuat password dan kita juga hrus memahami bagai mana cara mengamankan perangkat kita, dengan cara mengaktifakan fitur TFA di beberapa medsos, Keamanan data pengguna kini menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama setelah isu peretasan yang terjadi belakangan ini. Salah satu fitur keamanan yang saat ini digunakan yaitu password namun belum cukup. Saat ini berbagai platform media sosial sudah banyak tersedia fitur keamanan tambahan yaitu Two Factor Authentication (TFA) untuk meningkatkan keamanan akun. Bentuk dari fitur TFA biasanya adalah mengirimkan OTP (One Time Password) ke nomor ponsel pengguna. Nomor OTP itu kemudian yang dipakai untuk bisa login ke akun yang dimaksud. Meski sudah lama diterapkan, fitur TFA ini jarang diketahui oleh pengguna.

 

Narasumber ketiga yaitu ibu Dr.Hj. Nurhafni, M.Pd. Beliau adalah seorang Kepala sekolah di SMAN 7 Pekanbaru. Beliau menyampaikan tentang budaya digital menumbuhkan semangat Pancasila . Literasi digital ada 6 literasi dsar, literasi baca tulis semua mungkin sudah melakukan program ini, literasi sains, literasi financial, literasi kebudayaan dan kemasyarakatan, literasi digital. Jadi kita akan menjelasikan tentang literasi digital literasi bukan hanya di ucap atau didengarkan kita juga harus menelaah lalu dicermati lalu dilaksanakan. Jadi pengertian literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memanfaatkan media digital untuk membina komunikasi, interaksi, dan memberikan informasi kepada oranglain. Literasi digital merupakan respons terhadap perkembangan teknologi dalam menggunakan media agar meningkatkan keinginan masyarakat keinginan masyarakat untuk membaca, dalam konteks Pendidikan, digitalisasi atau juga sering disebut sebagai kemampuan untuk mengubah berbagai aspek dan proses Pendidikan ke dalam beragam varian digital.


 

Narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya dari ibu Ade Hartati Rahmat, M.Pd. Beliau adalah seorang KAHMI Prov. Riau. Beliau menyampaikan tentang menjadi masyarakat Pancasila di era digital. Era digital ini telah menumbuhkan distrubsi sehingga terjadinya sebuah inovasi dan perubahan secara besar-besaran dan fundamental, dan juga saat perubahan ini ada ada juga dampak negatifnya di internet contohnya hoax jadi kita harus berhati-hati dan kita dapat melakukan saring sebelum shareing jadi Ketika kita menerima sebuah informasi kita harus memriksanya apakah informasi yang saya dapatkan ini benar atau tidak lalu jika benar kita bisa share jika tidak kita bisa mereportnya lalu ada juga dengar sebelum judgeing jadi kita harus mendengarkan sesuatu sampai akhir agar tidak terjadi salah paham karena hal ini sangat sering terjadi saat ini lalu kita juga harus peduli dan peka. 

 

  1. Andre Ravael memberikan pertanyaan kepada bapak Ir. Prarudy Widyanto, MM.

Q : Dalam kehidupan kita,kita tidak terlepas dari yang namanya internet mulai dari informasi yang kita dapatkan dan berbagai macam yang lainnya.Apa dampak yang kita dapat/rasakan jika dalam sehari saja internet tidak ada di zaman digital seperti ini?

A : ada yang tidak terganting dengan internet tetapi baik-baik saja tetapi ada juga yang tidak bisa terlepas dengan internet jadi ini bisa tergantung dengan aktivitas kita apakah tergantung dengan internet atau tidak. 

 

Kegiatan webinar literasi digital pada hari Kamis, 12 Agustus 2021, pukul 09.00 WIB, dengan tema “MENJADI MASYARAKAT PANCASILA DI ERA DIGITAL” dibuka oleh moderator Sahira Zahra Ghassani. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 10 menit sebelum acara dimulai. Kemudian, moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kerumunan.  Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Kemudian, moderator mempersilahkan Dirjen Aptika KEMKOMINFO, bapak Samuel A. Pangerapan untuk memberikan sambutan. Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu @fikrihkl. Beliau adalah seorang TV Host, MC, Comedian, Media Consultant.

Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, bapak Ir. Prarudy Widyanto, MM. Beliau adalah seorang Professional Bussiness Coach. Beliau menyampaikan materi tentang Jaga Bersama Ruang Digital Kita. 

Jadi perkembangan internet dimulai dari 1970 dan juga dulu untuk mengembangkan internet ini sangat mahal dan setelah tahun 70 mulailah ada email lalu di tahun 2003 internet sudah mulai berkembang apalagi di 10 tahun belakangan ini sudah sangat berkembang, Perkembangan Internet adalah suatu jaringan komunikasi yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu media elektronik dengan media elektronik yang lain dengan cepat dan tepat. Jaringan komunikasi tersebut, akan menyampaikan beberapa informasi yang dikirim melalui transmisi sinyal dengan frekuensi yang telah disesuaikan. Dan sekarang semua sudah ada di genggaman kita apalagi di saat pandemic ini aktivitas kita sehari- hari ini berhubungan dengan internet dan kita juga bisa memanfaatkan internet ini tetapi ada hal yang merusak internet atau hal negative yang berkembang seperti hoax ini bisa terjadi karena ada misinformasi, disinformasi, dan malinformasi, lalu ada penelitian bahwa berita yang paling banyak hoaxnya ada di sosial politic karena ini persaingan maka banyak sekali orang yang inngin menjatuhkan lalu seperti apakah bentuk hoax ini menurut data yang paling banyak digunakan seperti gambar,foto, atau video lama yang di posting Kembali, lalu ada dalam bentuk tulisan. Jadi kita harus berfikir positif bahwa kita berada di kerangka kesatuan Negara Republic Indonesia.

Menjaga Ruang Digital, Orang tua dan anak dapat menentukan batasan dan prinsip privasi masing-masing supaya dapat saling menghargai dan tetap terkontrol, Jangan sembarangan membagi informasi diri yang bersifat pribadi sehingga bisa disalah gunakan orang lain, Lindungi diri dengan menggunakan fitur privasi, Jangan sign in menggunakan gawai umum, atau jika terpaksa jangan lupa untuk sign out setelah menggunakan, Lakukan verifikasi dua langkah untuk melindungi data kita. Lalu cara mengamankan ruang digital, pemerintah republic Indonesia kominfo juga bertanggung jawab di dunia digital ini seperti upstream Gerakan Nasional Literasi Digital Siber Kreasi Kominfo yang menyasar pada 12,4 juta masyarakat setiap tahunnya, hingga mencapai akumulasi 50 juta masyarakat terliterasi pada tahun 2024, middle stream Kominfo take down konten yang tidak sesuai bersama penyelenggara konten, downstream Kominfo Dan Kepolisian Republik Indonesia UU ITE No. 11 Thn 2008, UU no. 19 tahun 2016. 

Dan juga kita dapat menjaga ruang digital sesuai Pancasila, yang pertama ketuhanan yang maha ESA Saling menghormati, menghargai antar pemeluk agama. Mencipatakan suasana yang rukun dan damai. Kemanusiaan yang adi dan beradab, kedua Dalam ruang digital kita juga ingin diperlakukan adil dan santun, maka kita harus juga memperlakukan orang lain, baik sebagai warganegara di negara kita maupun di negara lain. Tidak menjadi pelaku bullying, persatuan Indonesia Pejuang bangsa, rela gugur di medan perang untuk menyatukan bangsa. Kita, sebagai penerus tidak perlu sampai gugur. Yang perlu kita lakukan adalah semudah dengan tidak menyampaikan hal-hal yang memecah belah persatuan, NKRI harga mati. Kerakyatan yang pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan Hikmah teknologi adalah cepat adaptif dalam penggunaan teknologi  dalam ruang digital dan dalam kehidupan sehari-hari. Think before you type. Jejak digital sangat menakutkan, tidak menjadi provokator. Bijaksana dalam melakukan sharing dan upload di media sosial. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

 

Kemudian, setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu ibu Dr. Anak Agung Sri Mahyuni, SE, M.Agb. Beliau adalah seorang Dosen Universitas Bali Dwipa. Beliau menyampaikan materi tentang mengulik fitur keamanan di aplikasi dan media sosial.

Belakangan ini kita sering dengar banyaknya kejadian peretaasan, maka dari itu kita harus bisa membuat password dan kita juga hrus memahami bagai mana cara mengamankan perangkat kita, dengan cara mengaktifakan fitur TFA di beberapa medsos, perilaku aman bermedia sosial, menjaga sikap dan etika gunakan bahasa yang baik dan benar, tidak mengandung unsur sara,hindari penggunaan kata-kata bersifat provokatif, gunakan untuk sarana personal branding bisa memanfaatkan fitur-fitur canggih untuk postingan untuk hal yang lebih terarah  karena bisa membuka peluang untuk mendapatkan penghasilan, menjaga privasi saring dulu sebelum sharing, batasi dalam membagikan informasi detail tentang diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Membatasi penggunaan media sosial gunakan media sosial sesuai kebutuhan saja, gunakan waktu untuk kegiatan lainnya, hindari akun negatif / toxic jika menemukan akun yang negatif langsung hindari atau memblokir akun tersebut.

Keamanan data pengguna kini menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama setelah isu peretasan yang terjadi belakangan ini. Salah satu fitur keamanan yang saat ini digunakan yaitu password namun belum cukup. Saat ini berbagai platform media sosial sudah banyak tersedia fitur keamanan tambahan yaitu Two Factor Authentication (TFA) untuk meningkatkan keamanan akun. Bentuk dari fitur TFA biasanya adalah mengirimkan OTP (One Time Password) ke nomor ponsel pengguna. Nomor OTP itu kemudian yang dipakai untuk bisa login ke akun yang dimaksud. Meski sudah lama diterapkan, fitur TFA ini jarang diketahui oleh pengguna.  Maka dari itu berikut akan dipaparkan beberapa daftar aplikasi yang sudah menggunakan TFA dan cara mengaktifkannya. 

Ketentuan membuat konten promosi di aplikasi dan media sosial, yang pertama kita harus focus Konten yang dibuat harus fokus pada topik yang sesuai dengan produk bisnis anda untuk memudahkan konsumen. KUALITAS Produk dan konten harus sama-sama berkualitas. Konten yang banyak akan kalah dengan  satu konten yang berkualitas. ETIS Tulisan, gambar, caption atau apapun yang berkaitan dengan konten yang akan dipublikasi harus dibuat secara etis. JUJUR Kondisi produk harus sesuai dengan kenyataannya sehingga konsumen percaya bahkan mau merekomendasikan kepada teman atau keluarganya sehingga penjualan terus meningkat.  INTENSITAS Jangan terlalu banyak dan terlalu sering sehingga konsumen bosan, jangan juga terlalu pasif sehingga membuat orang tidak tertarik. INTERAKSI Setelah memposting konten, pantau perkembangannya, bangun interaksi dengan para followers dan ciptakan hubungan yang positif. 

 

Kemudian, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu ibu Dr.Hj. Nurhafni, M.Pd. Beliau adalah seorang Kepala sekolah di SMAN 7 Pekanbaru. Beliau menyampaikan tentang budaya digital menumbuhkan semangat pancasila. 

Literasi digital ada 6 literasi dsar, literasi baca tulis semua mungkin sudah melakukan program ini, literasi sains, literasi financial, literasi kebudayaan dan kemasyarakatan, literasi digital. Jadi kita akan menjelasikan tentang literasi digital literasi bukan hanya di ucap atau didengarkan kita juga harus menelaah lalu dicermati lalu dilaksanakan. Jadi pengertian literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memanfaatkan media digital untuk membina komunikasi, interaksi, dan memberikan informasi kepada oranglain. Literasi digital merupakan respons terhadap perkembangan teknologi dalam menggunakan media agar meningkatkan keinginan masyarakat keinginan masyarakat untuk membaca, dalam konteks Pendidikan, digitalisasi atau juga sering disebut sebagai kemampuan untuk mengubah berbagai aspek dan proses Pendidikan ke dalam beragam varian digital.

Digitalisasi Pendidikan 3 aspek yang cukup baik dalam merespon Pendidikan berbasis digital, regulasi,pengajar atau guru, dan siswa. Persoalan utamanya adalah infrastrutur penunjang yang dibutuhkan untuk bisa menyelenggarakan digitalisasi Pendidikan secara menyeluruh, pola komunikasi siswa pbm daring ada tata Bahasa, waktu, etika,  sopan santun, kepekaan. dan ciri-ciri pelajar Pancasila adalah, beriman,bertakwa kepada tuhan YME, mandiri, berkhebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar atau berfikir kreatif dan juga ada ada 8 etika bermedia sosial yang harus kita pahami agar menjadi pengguna media sosial yang baik dan dapat terhindarkan dari konten negative.

etika menggunakan jejaringan sosial, menggunakan kata-kata yang layak dan sopan, tidak menyebarkan informasi yang berhubungan degan sara, pornografi dan kekerasan, konformasi kebenaran berita, cerdas dalam menangkap sebuah informasi, mengharigai karya oranglain mencantumkan sumber informasi, membatasi informasi pribadi, jangan terlalu mengummbar hal pribadi.

 

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya dari ibu Ade Hartati Rahmat, M.Pd. Beliau adalah seorang KAHMI Prov. Riau. Beliau menyampaikan tentang menjadi masyarakat Pancasila di era digital.

Era digital ini telah menumbuhkan distrubsi sehingga terjadinya sebuah inovasi dan perubahan secara besar-besaran dan fundamental, dan juga saat perubahan ini ada ada juga dampak negatifnya di internet contohnya hoax jadi kita harus berhati-hati dan kita dapat melakukan saring sebelum shareing jadi Ketika kita menerima sebuah informasi kita harus memriksanya apakah informasi yang saya dapatkan ini benar atau tidak lalu jika benar kita bisa share jika tidak kita bisa mereportnya lalu ada juga dengar sebelum judgeing jadi kita harus mendengarkan sesuatu sampai akhir agar tidak terjadi salah paham karena hal ini sangat sering terjadi saat ini lalu kita juga harus peduli dan peka. 

Lalu ada 3 aspek penting dalam membangin budaya digital yang pertama ada, participation bagaimana masyarakat berpartisipasi memberikan kontribusi untuk tujuan Bersama, remediation bagaimana merubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebi bermanfaat, bricolage bagaimana memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru. 

Lima dasar yang akan ditanamkan dalam digital culture, pengetahuan dasar akan Pancasila serta bhineka tunggal ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia. Membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila pada mesin telusur. Pentingnya mengetahui multikuralisme dan kebhinekaan, mendorong prilaku mencintai produk dalam negeri, serta memahami hak atas akses kebebasan berpartisipasi dan hak atas kekayaan intelektual didunia digital.

 

Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Andre Ravael memberikan pertanyaan kepada bapak Ir. Prarudy Widyanto, MM.

Q : Dalam kehidupan kita,kita tidak terlepas dari yang namanya internet mulai dari informasi yang kita dapatkan dan berbagai macam yang lainnya.Apa dampak yang kita dapat/rasakan jika dalam sehari saja internet tidak ada di zaman digital seperti ini?

A : ada yang tidak terganting dengan internet tetapi baik-baik saja tetapi ada juga yang tidak bisa terlepas dengan internet jadi ini bisa tergantung dengan aktivitas kita apakah tergantung dengan internet atau tidak.

 

  1. Syarifah Ulya memberikan pertanyaan kepada ibu Dr. Anak Agung Sri Mahyuni, SE, M.Agb.

Q : Sekarang marak nya modus dengan berkedok " terpilih sebagai pemenang " dengan meminta sebuah kode, yang ternyata kode tersebut merupakan kode otp akun. Bagaimana dengan orang yang minim informasi terhadap modus penipuan tersebut dan terlanjur mengirim kan otp kepada penipu dan akun kita sudah di ambil alih? Atau melalui modus lain, bagaimana jika kita sudah terlanjur mengirimkan kode otp ke penipu? Apa tindakan yang harus kita ambil? Apakah akun kita bisa kembali kepada kita lagi?

A : kita harus bisa menghindari undian-undian tetapi ada juga yang resmi jadi kita bisa memastikan pesan melalui hp itu bisa berbahaya, dan yang bisa kita lakukan kita bisa memblokir akun kita Jadi kita harus waspada jadi kita bisa melatihnya untuk tidak tergantung dengan internet.

 

  1. Parmawati memberikan pertanyaan kepada ibu Dr.Hj. Nurhafni, M.Pd.

Q : Bagaimana menghadapi siswa  atau orang tua yang tidak merespon cepat pembelajaran yang kita sampaikan?

A : kita bisa mensosialisasikan kepada orang terdekat yang telah kita pelajari, dan juga kita membuat grup dengan orangtua lalu memberitahu apa saja yang akan dipelajari oleh anak, jadi orangtua itu bukan tidak peduli teatapi tidak tahu jika orangtua tau maka insyaallah akan ditanggapi jadi ini tugas para pendidik untuk menghubungi orangtua murid.

 

  1. Niken Qowaminna memberikan pertanyaan kepada ibu Ade Hartati Rahmat, M.Pd.

Q : apa konsekuensi jika kita menggunakan karya orang lain tanpa izin?

A : ada point yang harus kita pahami kita sudah memiliki UU hak cipta jadi kita harus berhati-hati jika ingin mengkonsumsi sesuatu milik orang apalagi yang sudah mempunyai hak cipta. 


 

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, @fikrihkl . Menurut beliau, sosial media itu merupakan data kita jadi kita harus mengamankan dan kita juga harus detail dalam membuat password lalu tentang hoax kalau kita tidak bisa mencari data yang real maka kita tidak bisa mengedukasi orang lain lalu kita sebagai pengguna yang cakap kita harus bisa mengedukasi orang terdekat kita dan juga kita harus menjaga cara berbicara kita saat mengedukasinya. Ketika kita bisa memaksimalkan sosial media jadi mari kita mengenali diri kita sendiri, dan kita bisa mengulik Ketika kita telah mengenali diri kita. Jadi Ketika kita membuat konten kita harus mengikuti diri kita jangan hanya mengikuti orang lain yang bukan diri kita.

Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital. 

Editor: M Ihsan Yurin

Terkini

Terpopuler