21 ABK WNI

Jumat, 13 Maret 2015 - 20:50 WIB
ilustrasi

Beijing (HR)- Pemerintah Taiwan berkomitmen mengalokasikan waktu selama dua bulan untuk mencari 21 ABK asal Indonesia yang hilang saat tengah melaut dengan kapal Hsiang Fu Chuen pada akhir Februari lalu. Untuk proses evakuasi ini, Argentina turut mengerahkan bantuan berupa kapal dan personel sebanyak 400 orang.
Demikian penjelasan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 Maret 2015. Taiwan juga meminta kapal nelayan yang berada di sekitar Laut Atlantik untuk ikut mencari tahu keberadaan kapal berbobot 700 ton tersebut.
"Amerika Serikat juga membantu dengan mengerahkan teknologi satelit untuk operasi evakuasi dan penyelamatan," ujar Iqbal.
Pemerintah Taiwan pun telah menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia, lantaran telat mengabarkan informasi hilangnya kapal yang diproduksi 28 tahun lalu itu. Kendati telah hilang pada akhir Februari lalu, namun Badan Perikanan Taiwan baru mengabarkan kepada perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi di Indonesia (KDEI) di Taipe pada 9 Maret lalu.
"Bu Menlu telah mengekspresikan kekecewaannya terkait lambannya penyebaran informasi dan kami telah mengomunikasikan hal itu. Mereka (Pemerintah Taiwan) telah mengakui dan meminta maaf," kata Iqbal.
Selain ABK dari Indonesia, di dalam kapal itu juga terdapat 11 warga Tiongkok, 13 warga Filipina, dua warga Vietnam, satu kapten kapal dan kapal teknisi asal Taiwan. Status keberadaan dan penyebab hilangnya kapal hingga saat ini masih belum diketahui. Namun, posisi terakhir kapal diduga berada di dekat Pulau Falkland.(viv/ivi)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler