Angka Laka Lantas di Riau Meningkat, Kampar Terbanyak

Selasa, 15 Mei 2018 - 18:54 WIB
Operasi Muara Takus di Indragiri Hilir.
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Operasi Patuh Muara Takus 2018 di Riau yang dimulai pada 26 April 2018 telah berakhir pada 9 Mei 2018. Dalam dua pekan pelaksanaannya, angka kecelakaan lalu lintas menunjukkan angka kenaikan dibandingkan operasi serupa pada tahun 2017 lalu.
 
Pada tahun 2018 tecatat sebanyak 29 kejadian laka lantas. Sedangkan pada tahun 2017, ada sebanyak 21 kejadian. Terjadi peningkatan 8 kejadian atau 38 persen.
 
Begitu juga dengan korban meninggal dunia yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2018, ada sebanyak 20 nyawa melayang akibat laka lantas. Di tahun 2017, sebanyak tujuh orang meninggal dunia. Meningkat sebanyak 13 orang atau 186 persen.
 
Sementara untuk korban luka, di tahun 2018, ada sebanyak 20 orang korban. Meningkat 67 persen dari tahun 2017 lalu, yaitu dengan 12 orang korban luka berat. Artinya meningkat 8 orang.
 
Berbeda dengan korban luka ringan yang mengalami penurunan. Dimana, pada tahun 2018, ada sebanyak 11 orang yang mengalami luka ringan. Sedangkan di tahun 2017, ada sebanyak 21 orang. Mengalami penurunan sebanyak 10 orang, atau turun 48 persen.
 
Lalu, untuk kerugian materil akibat kecelakaan ini juga turun. Di tahun 2018 kerugian materil mencapai Rp61 juta lebih, sedangkan di tahun 2017 sebanyak Rp140 juta lebih. Angka ini menurun sebesar Rp79,5 juta atau turun 57 persen.
 
Dari 12 kabupaten/kota yang ada di Riau, paling banyak kecelakaan terjadi di Kabupaten Kampar. Tercatat ada sebanyak 10 kejadian kecelakaan. Terbanyak kedua ada di Kabupaten Siak, dengan enam kejadian. Ketiga di Kabupaten Pelalawan, yakni empat kecelakaan.
 
Dalam operasi ini, tercatat ada sebanyak 10.261 penindakan tilang dilakukan. Jumlah ini turun dibanding tahun 2017, yakni 15.286 lembar tilang. Untuk teguran, mengalami kenaikan. Yakni pada tahun 2018, ada sebanyak 997 teguran, dan 2017 sebanyak 674 teguran.
 
Terkait data tersebut, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Riau, Kombes Pol Rudy Syafirudin, mengatakan operasi ini sejatinya dilakukan untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas. Namun, hasilnya tak seperti yang diharapkan. Dimana, angka kecelakaan malah meningkat. "Operasi ini adalah untuk menekan angka kecelakaan. Berarti kita tidak berhasil," ujar Rudy kepada Riaumandiri.co, Selasa (15/5/2018).
 
Dia menyebut, bahwa saat operasi patuh ini, terlihat adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam ketertiban dalam berlalu lintas. "Sebenarnya kesadaran masyarakat sudah semakin baik. Dari penindakan, menurun. Artinya masyarakat semakin patuh," lanjut dia.
 
Terkait dengan meningkatnya angka laka lantas ini, dia menilai karena faktor kelalaian pengendara. Dari hasil analisa masing-masing Kasatlantas Polres se-riau, bisa disimpulkan bahwa pengendara mengalami titik penurunan angka kelelahan.
 
Tingginya angka kecelakaan pada operasi ini, menjadi pelajaran bagi jajaran Polda Riau. Dia mengingatkan, agar untuk Operasi Ketupat yang digelar mulai 8 hingga 26 Juni 2018 mendatang, dapat menekan angka kecelakaan. 
 
"Untuk Operasi Ketupat, jangan sampai naik. Kawan-kawan (Personel Lalu Lintas,red) harus all out semua di lapangan. Para Kasatlantas tidak ada yang libur. Kalau libur, berarti anda tidak Kasatlantas lagi," tegas Rudy.
 
Dia juga menyebut, bahwa pada saat operasi ketupat mendatang, tidak ada penindakan sama sekali. Baik teguran maupun tilang. "Kalau tidak memakai helm, suruh pakai helm. Tidak usah menanyakan SIM dan STNK,"pungkas Rudy.
 
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Rico Mardianto

Editor:

Terkini

Terpopuler