Said Usman Dampingi Dastrayani Bibra

Selasa, 20 September 2016 - 08:06 WIB

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Perubahan besar terjadi menjelang detik-detik akhir masa pendaftaran calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, yang diusung melalui partai politik.

Pasangan Dwi Agus Sumarno-David Chalik, yang sehari sebelum ini Said digadang-gadang akan diusung PDI Perjuangan dan Partai Hanura, bisa dipastikan batal. Sebagai gantinya, muncul nama pasangan Dastrayani Bibra yang berpasangan dengan Said Usman Abdullah. Pasangan ini diusung PDIP dan PPP.

Ketua DPC PPP Kota Pekanbaru, Said Usman Abdullah, memastikan dirinya akan mendampingi calon Walikota Pekanbaru yang diusung PDI Perjuangan, Dastrayani Bibra, pada Pilwako 2017 mendatang.

Said Usman mengaku sudah menerima informasi dari DPC PDIP Kota Pekanbaru, yang mengatakan bahwa DPP PDIP telah menunjuk Dastrayani Bibra-Said Usman untuk maju dalam ajang Pilwako 2017 mendatang.

"Sudah ada konfirmasi dengan PDIP bahwa mereka sepakat untuk berkoalisi, saya berpasangan dengan Ide (panggilan akrab Dastrayani, red). Kami menjadi poros tengah yang nantinya bisa masyarakat memilih dari dua pasang calon yang telah ada," bebernya.

Sementara terkait klaim dari Partai Hanura yang sudah terlebih dahulu menyatakan berkoalisi dengan PDIP dan mengusung pasangan Dwi Agus Sumarno-David Chalik, Said Usman mengaku tidak mempermasalahkannya. Menurutnya, kondisinya sekarang telah berubah, karena Dwi Agus sudah menyatakan mundur dari pencalonan.

"Dwi sudah mundur dan berkemungkinan kita berkoalisi tiga partai, PDIP, PPP dan Hanura. Pasangan yang diusung adalah Ide dan saya. Hampir 70 persen Hanura sudah sepakat," tegasnya.

Hal senada juga dilontarkan Wakil Ketua Pemenangan Pemilu DPW PPP Riau, Husaimi Hamidi. "Kita baru pulang semalam sore dari Jakarta. PPP sudah mengeluarkan rekomendasi untuk Ide dan Said Usman. Barusan tadi ditelepon dari Jakarta. PDIP sudah. Sekjen DPP PDIP sudah tanda tangan. Insya Allah, PPP-PDIP akan berkoalisi," ujarnya.

Husaimi juga berharap Partai Hanura ikut bergabung dalam koalisi ini. Jika hal itu terwujud, maka koalisi ini diyakini akan kuat. PPP memiliki 4 kursi di DPRD Pekanbaru dan PDI Perjuangan dengan 5 kursi. Sementara Hanura memiliki 4 kursi.

"Jadi nanti kita bisa 13 kursi di parlemen kota. Jadi tidak ada masalah lagi. PPP komit. PDIP sudah komit," lanjutnya. Pilihan PPP tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, Dastrayani Bibra dan Said Usman Abdullah, mampu menjadi alternatif bagi masyarakat Pekanbaru dalam menjatuhkan pilihannya.

Ide merupakan sosok yang bersih dan tidak ada terjerat masalah hukum. "Dia dari IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri,red). Dia sudah paham kota (Pekanbaru) ini. Kemudian dia Ketua LAM (Lembaga Adat Melayu, red) Kota Pekanbaru," sebut Husaimi.

Sedangkan Said Usman Abdullah merupakan sosok yang sudah teruji. Said Usman, sudah tiga kali menjadi anggota DPRD Kota Pekanbaru dari tiga  daerah pemilihan berbeda.

"Seorang politisi, itu sangat berani dia pindah dapil. Artinya dia mampu. Nah ini kan barometer juga bagi kita. Said Usman juga punya massa. Terakhir dia pindah ke Tenayan Raya. Dapil baru, daerah baru. Juga duduk dengan suara lumayan. Rasanya PPP rugi tidak mendukung dia," yakin Husaimi Hamidi.

Bubar Terpisah, Ketua Tim Pilkada DPP Partai Hanura, Agus Salahuddin, membenarkan bahwa PDIP telah membatalkan koalisi dengan Partai Hanura dalam mendukung pasangan Dwi Agus Sumarno-David Chalik. Dikatakan Agus, kabar pembatalan ini diterima pihaknya secara sepihak dari PDIP.

"Mendadak kita di Hanura diberitahukan PDIP batal mengusung Dwi Agus Sumarno. Sehingga paslon yang sudah kita sepakati, Dwi Agus (Sumarno)-David Chalik kita batalkan," ungkapnya.

Kendati demikian, Agus Salahuddin menegaskan bahwa partainya tetap mengusung David Chalik, yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura dalam Pilwako Pekanbaru mendatang. Menurutnya, koalisi dengan PDIP masih terbuka, sambil menunggu nama yang akan diajukan  partai yang dipimpin Megawati tersebut.

Menurutnya, Partai Hanura belum mau berspekulasi untuk tetap berkoalisi dengan PDIP, jika partai itu mendukung pasangan Firdaus-Ayat Cahyadi, yang tak lain adalah incumbent.

"Kita tunggu saja. Masih ada bakal calon lain yang memungkinkan dipasangkan dengan David Chalik. Karena berdasarkan survei internal Partai Hanura terhadap David (Chalik),  elektabilitasnya tetap tinggi, baik sebagai bakal calon Walikota maupun Wakil Walikota," tutupnya.

Usung Birokrat Sementara itu, Ketua DPD PDIP Riau, Kordias Pasaribu, ketika dikonfirmasi mengatakan, sejauh ini pihaknya belum ada menyatakan pasangan calon yang akan didukung. Karena resminya masih menunggu surat resmi dari DPP PDIP.

"Begini saja, besok (hari ini, red) saja kami umumkan karena SK-nya baru kami terima besok. Jika ada partai yang lain mengklaim, ya silahkan saja. Biasa itu," ujarnya. Dikatakan, jika PPP dan Hanura sama-sama mengklaim mempunyai pasangan yang berbeda, tentu tidak akan mungkin dipasangkan.

"Tak mungkinlah dua-duanya dicalonkan, pasti satu. Tapi bisa saja ketiganya bersatu mencalonkan satu pasang. Besoklah (hari ini, red) kita umumkan dan serentak didaftarkan ke KPU tanggal 21," tambahnya.

Disinggung mengapa PDI P tidak mendukung kader sendiri, Kordias mengatakan calon yang diusung PDIP akan menjadi kader sendiri. Walaupun yang diusung adalah orang birokrat.

Ketika ditanya apakah birokrat yang dimaksud Dastrayani Bibra atau Dwi Agus Sumarno, Kordias belum bersedia mengungkapkannya. "Yang kami usung itu wajib nanti menjadi kader PDIP. Nah dari sini kan sudah terbaca siapa yang kami usung," tutupnya.

Dihubungi terpisah, Ketua DPC PDIP Pekanbaru, Robin H Hutagalung, mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Robin berdalih masih berada di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, bersama kontingen Riau dalam helat Pekan Olahraga XIX di Jabar.

"Aku tak tahu perkembangan. Aku lagi di Sukabumi. Karena cabor (cabang olahraga, red) tinju kan di Sukabumi," sebut Robin.

Lebih lanjut, Robin mengaku bahwa dirinya belum menerima surat rekomendasi dari DPP PDIP. "Kita standby saja. Kalau ada telepon dari DPP (PDI Perjuangan) untuk ambil rekomendasi. Itu saja," pungkasnya.

Seperti dirilis sebelumnya, sejauh ini baru dua pasangan calon yang sudah dipastikan bakal maju dalam ajang Pilwako Pekanbaru. Keduanya adalah pasangan Ramli Walid-Irvan Herman, yang diusung Partai Golkar, PAN dan Nasdem. Sementara pasangan lainnya, Firdaus MT-Ayat Cahyadi diusung Partai Demokrat dan PKS.

Sebelumnya, tiga pasangan lain juga ikut mendaftar dari jalur independen. Ketiga pasangan itu adalah Dr Syahril-Said Zohrin, Herman Nazar-Deviwarman dan Ali Syahbana-Kander. Namun ketiga pasangan itu dinyatakan tidak lolos verifikasi faktual yang dilakukan KPU Pekanbaru.

Sementara untuk pasangan yang diusung partai politik, pendaftaran akan dibuka KPU Pekanbaru mulai 21 September besok. (nur, dod)

Editor:

Terkini

Terpopuler