Pimpin Golkar, Novanto Rangkul 7 Eks Caketum

Rabu, 18 Mei 2016 - 10:04 WIB
Ade Komaruddin menyalami Setya Novanto, setelah Novanto ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar dalam Munaslub di Bali.

BALI (riaumandiri.co)-Setya Novanto akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar, dalam Munaslub yang digelar di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). Seiring dengan jabatannya itu, Novanto mengatakan ia akan merangkul tujuh eks calon ketua umum lainnya, untuk bersama-sama membesarkan partai berlambang pohon beringin itu.

Tidak hanya itu, Novanto juga telah menunjuk Idrus Marham sebagai Sekjen dan ketua harian dijabat Nurdin Halid. Sedangkan mantan Ketua Umum Aburizal Bakrie, sebelumnya telah disepakati ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pembina.

Pimpin Saat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada acara penutupan Munaslub, Setya Novanto meminta bantuan para eks caketum untuk bersama-sama membesarkan partai.
"Ini bukan kemenangan saya pribadi dan tim, tapi kemenangan kita semua, kemenangan Partai Golkar," ujarnya.

Novanto berhasil memenangkan pemilihan Ketum Golkar, setelah Ade Komarudin mundur secara sukarela. Pada voting pertama, Novanto meraih 277 suara disusul Ade Komarudin dengan 173 suara. Dengan demikian, hanya dua calon ini yang bisa meraih suara hingga 30 persen. Sesuai aturan, pemilihan dilanjutkan dengan voting putaran kedua. Namun voting kedua urung digelar, setelah Ade Komarudin menyatakan mundur secara sukarela.

"Saya sampaikan penghargaan kepada caketum, walau kita berkompetisi, tapi kita tetap bersaudara. Mari kita bekerja sama. Saya tidak bisa memimpin partai besar ini tanpa bantuan dari saudara-saudara semua," tambahnya.

"Bantuan saya harapkan juga dari kader-kader Golkar termasuk yang di daerah. Ini saatnya kita bangkit. Oleh karena masa bakti kepengurusan tinggal tiga tahun, kita perlu lakukan akselerasi atau percepatan," sambungnya.

Novanto berjanji untuk melepaskan jabatannya sebagai Ketua Fraksi Golkar. Selain itu dia mencanangkan program kerja 100 hari untuk jangka pendek.

"Saya pastikan rekonsiliasi dapat berjalan dengan baik dari pusat hingga daerah. Rekonsiliasi harus total. Saya akan siap, 24 jam telepon saya akan nyalakan. Silakan telepon," kata Novanto.

Dalam kesempatan itu, Novanto juga mengungkapkan, bahwa pihaknya telah menentukan kader Golkar untuk mengisi jabatan strategis. Untuk formatur lainnya akan disusun dalam waktu sekitar dua pekan usai Munaslub ditutup.

"Untuk Sekjen Bapak Idrus Marham, Bendum Bapak Robert Kardinal, Ketua Harian Nurdin Halid. Formatur ini akan bekerja paling lambat maksimal 15 hari, Sabtu kita akan rapat," lanjutnya mengumumkan.

Kemudian Novanto meminta Idrus, Robert, dan Nurdin untuk menampung segala masukan-masukan terkait susunan formatur atau kepengurusan Golkar. Terutama untuk mereka yang terlibat dalam Munaslub dan proses pemenangannya.

Acara penutupan Munaslub ini dihadiri oleh Mendagri Tjahjo Kumolo yang mewakili Presiden Joko Widodo untuk menutup munaslub. Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang dan mantan Ketum Golkar yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina, Aburizal Bakrie.


Sama halnya dengan Novanto, Aburizal juga mengharapkan Novanto memasukkan tujuh eks caketum terswebut ke jajaran elite Golkar. Menurutnya, para eks caketum perlu diakomodasi oleh Novanto masuk ke struktur kepengurusan Golkar yang baru.

Saat penutupan Munaslub, tak semua eks caketum tampak hadir. Terlihat ada Syahrul Yasin Limpo dan Aziz Syamsuddin. Ada pula Mahyudin yang berposisi sebagai Wakil Ketua MPR duduk di jajaran kursi depan. Sedanmgkan Ade Komarudin, tak nampak hadir.

Legowo
Sementara itu, Ade Komarudin mengaku legowo Setya Novanto menjadi ketum baru dengan alasan menunjukkan demokrasi.

"Ya begini, ini demokrasi. Harus efisien, demokrasi itu harus produktif, demokrasi itu harus untuk memperkuat persatuan bukan untuk bercerai berai. Jadi demokrasi kalau diperlihatkan kepada menuju perpecahan, ya kita harus mengendalikan demokrasi itu dengan baik," ujarnya.

Akom mengaku tak pernah terpikir mendapatkan perolehan  173 suara dalam pemungutan suara pertama bersama 7 bakal caketum lainnya. Perolehan suara tersebut sudah memenuhi syarat minimal 30 persen untuk maju ke putaran kedua.

"Jadi kalau saya melanjutkan (putaran kedua), saya pikir tidak akan rekonsiliatif," tuturnya.

Selain itu Akom juga ingin menunjukkan sikap kesatria, siap menang siap kalah. Hal ini menurutnya sangat sulit ditemukan dalam persaingan politik di internal parpol atau pun pemilihan lainnya.

Novanto pun mengapresiasi kebesaran hati Akom tersebut. "Bangga kepada sosok Ade Komarudin selaku Ketua DPR untuk memberikan apa yang mestinya menjadi dua putaran tapi dengan penuh rasa rela dan kebesaran hatinya memberikan ini satu putaran. Luar biasa," ujar Novanto. (bbs, dtc, kom, ral, sis)

Editor:

Terkini

Terpopuler