Jika Terjadi Reshuffle, Jamiluddin Ritonga: Yang Salah Bukan Menteri, Justru yang Angkat

Jika Terjadi Reshuffle, Jamiluddin Ritonga: Yang Salah Bukan Menteri, Justru yang Angkat

RIUMANDIRI.CO - Pengamat komunikasi politik M Jamiluddin Ritongan mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memarahi dan menyindir para menterinya di depan publik.

"Sebagai presiden, tak elok bila menunjukkan amarah dan memyindir pembantunya di hadapan rakyat. Seorang emimpin seharusnya mampu mengendalikan amarah di depan umum, Pemimpin yang tak mampu mengendalikan amarahnya akan menurunkan wibawanya sendiri," kata Jamil kepada media ini, Sabtu (26/3/2022). 

Apalagi soal reshuffle, kata Jamil, itu menjadi hak prerogatif presiden. Karena itu, tak sepatutnya amarah dan menyindir pembantunya dikaitkan dengan reshuffle kabinet.

"Kalau presiden menilai kinerja pembantunya rendah maka langsung saja reshuffle tanpa terlebih dahulu mempermalukannya di depan umum. Dengan begitu, presiden mengangkat menteri dengan baik dan memberhentikannya juga dengan cara baik," kata Jamil.

Lagi pula, kata Jamil, kalau reshuffle terlalu sering, orang akan bertanya, yang salah presidennya atau menterinya.

Karena kata Jamil, bisa saja seleksi menteri yang tidak ketat, sehingga kualitasnya memang tak layak menjadi menteri.

"Kalau ini yang terjadi, tentu yang salah bukan sang menteri, tapi justru yang memilihnya," kata pengajar Univetsitas Esa Unggul itu.

Tapi lanjut Jamil, ada juga kemungkinan, kualitas menteri cukup handal. Hanya saja arahan terhadapnya yang tak jelas, sehingga sang menteri tak dapat bekerja maksimal.