Ketua MPR Minta Pemuda Asia Afrika Implementasikan Dasasila Bandung

Ketua MPR Minta Pemuda Asia Afrika Implementasikan Dasasila Bandung

RIAUMANDIRI.CO -  Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melantik pengurus Asian African Youth Government atau Organisasi Pemuda Asia Afrika Periode 2021-2026 dengan Presiden Saddam Al-Jihad, di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (11/3/22)

Bamsoet berharap Asian African Youth Government berperan dan berkiprah di kancah internasional, khususnya di kawasan Asia-Afrika, agar semakin signifikan dan bermakna strategis di tengah derasnya arus globalisasi serta kompleksnya dinamika zaman.

Peran penting Pemuda Asia Afrika tersebut dapat dimanifestasikan dalam beberapa dimensi, antara lain stabilitas politik dan keamanan, penyelesaian krisis kemanusiaan, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran masyarakat di Asia Afrika.

Dengan kapasitas kelembagaan yang dimiliki Organisasi Pemuda Asia Afrika (Asian African Youth Government), kiranya dapat dibangun sinergi dan kolaborasi  dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan prinsip Dasasila Bandung sebagai legasi yang diwariskan oleh momentum kesejarahan Konferensi Asia Afrika Bandung tahun 1955.

"Spirit Dasasila Bandung harus terus menjiwai semangat juang segenap pemuda Asia Afrika dalam mewujudkan keadilan sosial, kesetaraan, dan perdamaian abadi," ujar Bamsoet yang dipercaya sebagai ketua dewan kehormatan organisasi tersebut.

Dasasila Bandung pada prinsipnya meletakkan dasar-dasar norma internasional yang mengamanatkan adanya penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia, penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial, pengakuan terhadap kesetaraan antar bangsa, menjauhi intervensi terhadap persoalan domestik suatu negara serta penghormatan terhadap hak untuk mempertahankan diri.

Selain itu, menghindari penyalahgunaan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif, menentang adanya agresi dan pelanggaran terhadap integritas wilayah dan kemerdekaan politik, mengedepankan jalan damai dalam setiap perselisihan internasional, memajukan kepentingan bersama dan kerjasama serta menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional.

Ditegas Bamsoet, meskipun Dasasila Bandung adalah suara regional dari negara-negara di Asia dan Afrika yang dianggap sebagai dunia ketiga, namun perlu diingat dua hal. Pertama, bahwa Konferensi Asia Afrika di Bandung dihadiri oleh 29 pemimpin dari Asia dan Afrika, yang merupakan representasi dari separuh penduduk dunia. Kedua, bahwa muatan materi Dasa Sila Bandung adalah nilai-nilai universal yang berlaku bagi setiap bangsa yang selaras dan senafas dengan nilai-nilai universal yang dijunjung tinggi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa.

"Tanpa mengesampingkan berbagai pencapaian yang telah diraih oleh bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, dunia masih dihadapkan pada beberapa fakta miris," kata Bamsoet.