Banyak Parit Warga Tersumbat, Wako Pekanbaru: Gotong Royonglah!

Banyak Parit Warga Tersumbat, Wako Pekanbaru: Gotong Royonglah!

RIAUMANDIRI.CO - Banjir masih menjadi masalah serius bagi Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Sejumlah titik terendam saat hujan lebat dengan waktu yang cukup lama dan intensitas curah hujan tinggi.

Salah satu penyebab banjir adalah tersumbatnya parit di lingkungan masyarakat sehingga tidak bisa mengalirkan air hingga ke anak sungai. Banyak parit mati akibat tumpukan sampah dan endapan sedimen pada dasar parit.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, meminta kepada seluruh camat untuk menghidupkan parit di lingkungan masing-masing. Dirinya menyebut banyak parit lingkungan yang tidak berfungsi baik.


"Di dalam parit banyak sampah. Bagaimana air tidak tergenang, airnya tidak lancar. Ini mesti digerakkan. Tidak bisa menunggu PUPR, pegawai PUPR itu berapa orang. Kalau soal di lingkungannya, gotong royonglah," kata Firdaus, Minggu (30/1/2022).

Firdaus menyebut, seharusnya camat dan lurah harus mengajak RT/RW dan warga untuk aktif bergotong royong. Terutama dalam menghidupkan kembali aliran parit di lingkungan.

"Ajak warga gotong royong. Buang sampah yang ada di dalam parit. Apalagi ada juga (warga) yang tidak peduli," ulasnya.

Ia menilai, jika menanti pasukan kuning dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pekanbaru bakal memakan waktu lama. Apalagi dengan jumlah petugas yang terbatas.

Camat bisa menggerakkan warga nya untuk aktif bergotong royong. Parit lingkungan harus dihidupkan. Parit harus saling terhubung untuk mengalirkan air.

"Bagus pun parit kita diatas, tapi kalau di bawah tersumbat ya tergenang juga. Saya juga sudah minta kepala dinas PUPR, komunikasikan camat lurah supaya masyarakat mesti mendukung. Untuk parit yang melewati tempat mereka, mereka (warga) jangan tutup," terangnya.

"Berdasarkan masterplan penanganan banjir, ada total 371 titik banjir di Kota Pekanbaru. Program penanganan banjir terus berlanjut tahun ini," tambah Kepala Dinas PUPR Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.

Menurutnya, proses penanganan banjir berpedoman pada masterplan penanganan banjir. Banjir juga melanda sejumlah pemukiman yang berada di sepanjang bantaran sungai.

Sejumlah sungai telah mengalami pendangkalan. Ada pulau pulau kecil yang berada di tengah sungai. Sehingga sungai tidak mampu menampung debit air dalam jumlah banyak.

Dinas PUPR telah menganggarkan Rp20 miliar untuk memperbaiki titik-titik banjir pada tahun ini. Penanganan titik banjir itu dilakukan sesuai masterplan.