Webinar Literasi Digital: Jaga Bersama Ruang Digital

Webinar Literasi Digital: Jaga Bersama Ruang Digital

RIAUMANDIRI.CO, ROHUL - Webinar literasi digital pada siang ini, Senin, 06 September 2021 dimulai pukul 13.59 yang dibuka oleh moderator, Chindy Puri Salsabilla. Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada siang ini adalah “Jaga Bersama Ruang Digital Kita”. Moderator memersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo. 

Dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader, Nina selaku designer. Moderator berbincang dengan key opinion leader pada pukul 14.09.


Nina: Media sosial saya gunakan untuk mengembangkan bisnis dan kebutuhan sehari-hari.

Moderator melanjutkan dengan membacakan tata tertib selama berjalannya webinar literasi digital. Setelah membacakan tata tertib, pukul 14.14 narasumber pertama yaitu, Dr. Muhtadi, M.Si membawakan materi. Beliau adalah seorang Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta. Materi yang disampaikan adalah “Cakap Dalam Bermedia Digital”.

Summary: Di media social terdapat banyak informasi atau berita hoax, hoax dapat berdampak pada mengganggu kerukunan masyarakat, potensi meningkatkan kriminalitas, praktik pembodohan, dan menghambat pembangunan. Namun hoax dapat diidentifikasi dengan judul informasi spekta maupun provokatif, tidak adanya sumber referensi, too good to be true atau too bad to be true, minta disebarkan sampai viral, manipulasi foto juga gambar, cocoklogi, dan URL website yang meragukan.

Kita berada di masa digital yang memuat big data, dimana mengharuskan kita untuk lebih kreatif dan memiliki banyak inovasi. Untuk mengetahui atau memanfaatkan era big data untuk kepentingan digital, harus memahami dahulu mengenai digital skill.

Digital skill sendiri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi. Ruang lingkup pada digital skill berhubungan dengan langskap digital, internet, dan dunia maya. 

Digital skill membuat kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan media sosial secara cerdas, mendukung dunia kerja modern dengan profesi yang modern sesuai tuntutan era digital, dan meningkatkan promosi.

Fungsi media sosial untuk conversations, identity, sharing, presence, relationship, dan group. Dan manfaatnya adalah berderma, belajar, berbisnis, dan menginspirasi.

Di media social terdapat banyak informasi atau berita hoax, hoax dapat berdampak pada mengganggu kerukunan masyarakat, potensi meningkatkan kriminalitas, praktik pembodohan, dan menghambat pembangunan. Namun hoax dapat diidentifikasi dengan judul informasi spekta maupun provokatif, tidak adanya sumber referensi, too good to be true atau too bad to be true, minta disebarkan sampai viral, manipulasi foto juga gambar, cocoklogi, dan URL website yang meragukan.

Internet juga bermanfaat untuk dunia pendidikan seperti menjadikannya sebagai sarana mencari informasi, referensi, maupun pembelajaran, mendorong kreativitas serta kemandirian, sarana penyimpanan informasi juga data, dan mendorong penguasaan bahasa asing.

Pemaparan selesai pada pukul 14.33 WIB.

Narasumber kedua yaitu, Harry Sanjaya, S.Sos, M.Si menyampaikan materi pada pukul 14.36. Beliau adalah seorang Kepala seksi pelayanan informasi publik Diskominfotik. Materi yang disampaikan berjudul “Jaga Bersama Ruang Digital Kita”. 

Summary: Selalu cek kebenaran informasi, cek bagaimana cara penulisannya, laporkan ke layanan konten aduan hoaks, pastikan siapa penulis maupun narasumbernya, dan gunakan fact checking atau cek media lain yang memberitakan.

 Survei Mastel (2019):

(941 Responden. Disebar ke publik 1 s.d 15 Maret 2019)

  • Berita bohong yang disengaja (88%)

  • Berita yang menghasut (49%)

  • Berita yang tidak akurat (61%)

  • Berita ramalan (15%)

  • Berita yang menyudutkan (14 %)

  • Berita yang menjelekan orang lain (31%)

Hoaks dapat berdampak pada mengganggu kerukunan masyarakat, potensi meningkatkan kriminalitas, praktik pembodohan, dan menghambat pembangunan.

Hoaks juga dapat diidentifikasi dengan judul informasi spekta maupun provokatif, tidak adanya sumber referensi, too good to be true atau too bad to be true, minta disebarkan sampai viral, manipulasi foto juga gambar, cocoklogi, dan URL website yang meragukan.

Menjadi pengguna media sosial yang ceras dengan memahami UU ITE dan sanksinya, think before post maupun think before share.

Selalu cek kebenaran informasi, cek bagaimana cara penulisannya, laporkan ke layanan konten aduan hoaks, pastikan siapa penulis maupun narasumbernya, dan gunakan fact checking atau cek media lain yang memberitakan.

Selain itu terdapat tiga gangguan informasi (hoaks) yaitu mis-informasi, dis-informasi, dan mal-informasi. Maka dari itu lawan hoax dengan membaca informasi secara utuh, lebih detail meneliti isinya, tanyakan kepada penyebar informasi konfirmasi dari mana asal informasi, cek sumber informai, dan pastikan melalui search engine.

Jangan disebar berita atau informasi yang terdeteksi hoax, cek apakah ada yang aneh atau tidak dari link infonya, usahakan cari dulu di Google benar tidak narasumbernya, cek provokatif atau tidak, coba cari dibeberapa web media massa online yang mungkin sudah ada pemberitaan, dan segera lapor ke adukonten.id – turnbackhoax.id – jalahoaks – jabarsaberhoax – patrolisiber.id .

Pemaparan oleh narasumber kedua selesai pada pukul 15.01 WIB.

Materi selanjutnya disampaikan oleh narasumber ketiga yaitu Andi Saputra, S.I.Kom pada pukul 15.05. Beliau selaku Researcher at Insight Institute. Materi yang disampaikan adalah “Etika Digital: Jaga Bersama Ruang Digital Kita”. 

Summary: Jangan melakukan ghibah, fitnah, mamimah, dan penyebaran permusuhan. Hindari juga bullying, ujaran kebencian, serta permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antar golongan. Dan jangan menyebarkan hoax, pornografi, maupun penyebaran konten yang benar tetapi tidak sesuai tempat.

Di dalam dunia digital kita harus memiliki etika digital, dimana berfungsi untuk menilai apakah apakah tindakan-tindakan yang dilakukan dalam berinteraksi dengan sosial, apakah benar atau salah. Apakah Baik atau buruk apakah sesuai atau bertentangan dengan norma dan ketentuan yang berlaku didalam sebuah lingkungan sosial.

Etika pada penggunaan internet bersifat konsep umum, tidak mengikat, bebas diadopsi siapapun dan diadaptasi sesuai kebutuhan masing-masing sebagaimana; “Siapapun tanpa terkecuali, ketika online harus menjunjung tinggi dan menghormati nilai kemanusiaan, kebebasan berekspresi, perbedaan, keberagaman, keterbukaan, kejujuran, hak individu atau lembaga, hasil karya pihak lain, norma masyarakat serta bertanggung jawab.

8 etika komunikasi digital untuk diterapkan:

  1. Selalu ingat “tulisan” adalah perwakilan dari kita

  2. Yang diajak berkomunikasi adalah manusia

  3. Mengendalikan emosi

  4. Menggunakan kesantunan

  5. Menggunakan tulisan dan bahasa yang jelas

  6. Menghargai privasi orang lain

  7. Menyadari posisi kita

  8. Tidak memancing perselisihan

Jangan melakukan ghibah, fitnah, mamimah, dan penyebaran permusuhan. Hindari juga bullying, ujaran kebencian, serta permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antar golongan. Dan jangan menyebarkan hoax, pornografi, maupun penyebaran konten yang benar tetapi tidak sesuai tempat.

Pemaparan oleh narasumber ketiga selesai pada pukul 15.20 WIB.

Materi keempat disampaikan oleh Musa Thahir, M.Pd selaku Tutor UPBJJ Universitas Terbuka Pekanbaru dan tim ahli Lembaga Anotero Scientific Pekanbaru. Pemaparan dimulai pada pukul 15.26. Materi yang disampaikan oleh narasumber keempat berjudul “Literasi Digital Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”.

Summary: Perkembangan teknologi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya pembelajaran yang berbasis media digital di era revolusi industry 4.0 ini, wawasan kebangsaan dapat memanfaatkan media digital tersebut dalam pembelajaran, khususnya literasi digital.

Wawasan kebangsaan merupakan suatu cara pandang bangsa Indonesia tentang diri serta juga lingkungannya, mengutamakan kesatuan serta persatuan wilayah di dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa serta juga bernegara.

Namun, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011, faktor-faktor penyebab timbulnya berbagai permasalahan bangsa adalah wawasan kebangsaan. Kurangnya kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan bangsa serta kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan bangsa.

Perkembangan teknologi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya pembelajaran yang berbasis media digital di era revolusi industry 4.0 ini, wawasan kebangsaan dapat memanfaatkan media digital tersebut dalam pembelajaran, khususnya literasi digital. Dapat mengembangkan dan meningkatkan pemahaman. Dapat membuat peserta didik lebih melek terhadap bangsanya. Menemukan, memanfaatkan informasi yang didapat dari media digital dengan menggunakan kecakapan intelektual atau kognitif maupun secara teknikal.

Mampu memahami, menganalisis secara kritis, menjawab dan memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa.

Salah satu wawasan kebangsaan adalah meyakini nilai-nilai pancasila, bentuk budaya digital yang mewujudkan wawasan kebangsaan, produksi Konten Berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, distribusi Konten Berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, partisipasi Aktif Berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, kolaborasi Aktif dalam Komunitas Digital yang berlandaskan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pemaparan oleh narasumber keempat selesai pada pukul 15.49 WIB.

Setelah sesi pemaparan materi bersama para narasumber selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab dan diskusi antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money untuk yang beruntung.

 

  1. Fadilah memberikan pertanyaan kepada Dr. Muhtadi, M.Si

Q : Bagaimana agar mampu menyebarkan ilmu mengenai kecakapan digital?

A : Bisa dengan mengedukasinya lewat media sosial sehingga membuat kecakapan digital menjadi lebih baik.

 

  1. Abdul memberikan pertanyaan kepada Harry Sanjaya, S.Sos, M.Si

Q : Bagaimana cara kita melindungi data kita yang sudah terlanjur kesebar?

A : Berhati-hati dalam penggunaan WI-FI publik, jangan sembarangan men-drop data pribadi karena bisa terjadinya phising dan buatlah password yang tidak mudah ditebak.

 

  1. Ali memberikan pertanyaan kepada Andi Saputra, S.I.Kom

Q : Bagaimana cara menganalisis berita yang baru didapat? 

A : Bacalah dulu secara saksama, telaah bacaannya, pada dasarnya harus diyakini dalam diri terlebih dahulu apakah itu merupakan berita hoax atau bukan.  

 

  1. Angga memberikan pertanyaan kepada Musa Thahir, M.Pd

Q : Bagaimana cara menerapkan budaya digital di semua aspek kehidupan untuk siswa disemua pembelajaran daring?

A : Kita bisa menerapkan budaya gotong royong pada proses pembelajaran, pada pembelajaran juga jangan selalu didominasi oleh guru, serta konten atau materi yang diberikan pada siswa berisikan nilai-nilai pancasila yang mengarah pada budaya digital.

 

Sesi tanya jawab selesai pada pukul 16.09. Moderator kembali memanggil key opinion leader Nina. Beliau menyampaikan bahwa ia selalu mengecek berita, informasi, ataupun link terlebih dahulu. Ia berpesan sebarkan lah hal-hal yang baik dan jangan sampai menyebarkan informasi yang salah. 

Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi siang ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 16.16 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital!