Webinar Literasi Digital: Jaga Bersama Ruang Digital Kita

Webinar Literasi Digital: Jaga Bersama Ruang Digital Kita

RIAUMANDIRI.CO, ROHUL - Kegiatan webinar literasi digital pada hari Kamis, 9 September 2021, pukul 09.00 WIB, dengan tema "Jaga Bersama Ruang Digital Kita” dibuka oleh moderator Ayu Amelia. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 10 menit sebelum acara dimulai. Kemudian, moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan. Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika KEMKOMINFO.

Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu Leon Legoh, beliau adalah seorang Owner @rmlegoh. Beliau mengatakan,


Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah membacakan tata tertib, pada pukul 09.23 moderator mempersilahkan narasumber pertama yaitu ibu Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom, beliau adalah seorang Akademisi dan Penggiat Literasi Digital. Beliau akan menyampaikan materi tentang Bersama Lawan Kabar Bohong (Hoax). 

Internet adalah tempat dimana banyak orang mendapat dan memberi informasi secara cepat tentang apa saja. Kira-kira berapa banyakkah informasi yang beredar diinternet yang dapat kita percaya?, karena hoax ini terbagi menjadi 3 yaitu yang pertama ada misinformasi yaitu informasi yang tidak benar namun orang menyebarkannya percaya bahwa informasi tersebut adalah benar tanpa bermaksud membahayakan orang lain, dan yang kedua ada disinformasi yaitu informasi yang tidak benar dan orang yang menyebarkannya tahu bahwa informasi itu tidak benar dan yang terakhir ada mal-informasi yaitu sepenggal informasi benar namun digunakan dengan niat untuk merugikan seseorang atau kelompok tertentu. Jadi kit aini harus kita lawan dan kenapa harus kita lawan karena inilah yang membuat masyarakat merasa tidak aman,nyaman, dan kebingunan sehingga ini dapat membuat masyarakat mengambil keputusan yang lemah atau salah. 

Dan bagaimanakah cara kita mengetahui apakah itu konten negative atau positif yaitu kalau konten negative memiliki ciri-ciri yaitu:

  1. Cenderung menyudutkan pihak tertentu.

  2. Bermuatan fanatisme atas nama ideology.

  3. Judul penghantarnya provokatif.

  4. Isi pemberitaannya tidak berimbang.

  5. Mengakibatkan kecemasan,permusuhan, dan kebencian.

  6. Sumber beritanya tidak jelas.

  7. Memberikan penghakiman bahkan penghukuman tetapi menyembunyikan fakta dan data.

Jadi kita harus menjaga dunia digital kita agar tidak terjerumus ke hal negatifnya digital dan bagaimanakah cara kita menyikapinya jika bertemu konten yang negative yang pertama kita haurs mempunyai kemampuan memahami sesuatu (literasi), dan kita juga harus bisa berfikir kritis seperti apakah ini benar atau salah, siapa yang mengatakan, apa kepentingan, siapa yang dirugikan/diuntungkan, ketidak beresan sosial apa, dan juga ini dapat menumbuhkan rasa penasaran jadi kita harus check dan recheck, dan yang terakhir kita harus open minded.

Summary : “jadi internet adalah suatu tempat dimana kita dengan bebas mendapatkan atau menyebarkan informasi namun apakah informasi yang kita sebarkan atau kita dapatkan itu informasi yang benar atau salah atau bisa disebut hoax dan hoax ini ada 3 jenis yaitu misinformasi, disinformasi, dan mal-informasi jadi kita harus menjaga ruang digital kita agar tidak terjerumus dalam konten negative”

 

Pada pukul 09.34 narasumber pertama selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 09.35 moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu ibu Deden Mauli Darajat, M.Sc, beliau adalah seorang Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta. Beliau akan menyampaikan materi tentang Jaga Bersama Ruang Digital Kita (Kecakapan digital).

Ada data di januari 2021 ada 274,9 juta jiwa akan tetapi ada 345,3 perangkat digital di Indonesia yang berarti banyak sekali yang mengguakan mediasosial akan tetapi pahamkah kita bagaimana menjadi pengguna yang baik dan benar. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang melakukan kejahatan di Indonesia sehingga muncullah UU ITE atau undang-undang informasi dan transaksi elektronis atau UU ITE no 19 tahun 2016 yang mengatur tentang informasi serta transaksi elketronis, UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam UU ini baik, yang berada di wilayah Indonesia maupun diluar.

Apakah asas UU ITE yaitu pemanfaatan teknologi ITE dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. Dan apakah tujuan dari UU ITE ini yang pertama ada pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa , Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam ranka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan efektivitas dan efisien pelayanan public, dan memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggaraan teknologi informasi.

Summary : "jadi semakin berkembangnya teknologi  semakin berkembang juga pengguna digitalnya jadi saat ini kita harus paham bagaimanakah car akita menjadi pengguna yang baik dan benar karena di Indonesia sudah ada yang Namanya UU ITE jadi walaupun kita bebas di dunia digital bukan berate kitab isa melakukannya secara bebas kita harus memakai etika kita juga di dunia digital”

 

Pada pukul 09.55 narasumber kedua selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 09.56 moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu bapak Karyajayadi, S.Pd., MM.Pd, beliau adalah seorang Pengawas Pembina SMKN 1 Rambah. Beliau akan menyampaikan materi tentang budaya digital (Digital Culture)

Jadi seiring berkembangnya teknologi semakin rontok juga budaya kita dalam menggunakan digital, digital sebagai budaya dan budaya menjadi digital karena digital ini hasil dari budidaya manusia. Jadi digital culture atau budaya digital itu adalah produk dari teknologi yang meresap dan mengakses tanpa batas ke informasi, sebuah produk dari inovasi teknologi digital yang memiliki karakter disruptif dalam kehidupan dan gaya hidup digital masyarakat, dan digital culture adalah sebuah konsep gagasan bahwa teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara berinteraksi, dan juga budaya digital ialah hasil pemikiran, kreativitas, dan cipta karya masyarakat Indonesia yang menggunakan teknologi internet. 

Literasi bukan sekedar mampu membaca dan menulis literaksi bermakna bagaimana kita mampu berbicara sopan santun, bagaimana kita berprilaku sosial dan menjalin silahturahmi, bagaimana mengembangkan ilmu pengetahuan dan memahami budaya . teknologi digital adalah suatu hal yang hanya menggunakan komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh computer yang modern dan tidak lagi menggunakan atau memakai tenaga manusia. Dan juga wawasan kebangsaan ini adalah suatu cara pandang bangsa Indonesia tentang diri serta juga lingkungannya, mengutamakan kesatuan serta persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa serta juga bernegara.

Dan juga dalam budaya digital ini terdapat berbagai macam aplikasi seperti whatsapp, Instagram dll, dan ini adalah hasil dari budidaya masyarakat Indonesia. Dan juga dari budaya ke gaya hidup digital karena hamper seluruh aspek kehidupan termasuk kehidupan beragama, sudah dimasuki budaya digital, dan juga terdapat manfaat era digitalisasi dalam revolusi 4.0 yaitu kemudahan dalam berkomunikasi, mobile dan fleksible, internet lebih dominan ketimbang penggunaan pulsa, kemudahan dalam berbelanja dan mendapatkan apa yang diinginkan.

Summary : “Jadi seiring berkembangnya teknologi semakin rontok juga budaya kita dalam menggunakan digital, digital sebagai budaya dan budaya menjadi digital karena digital ini hasil dari budidaya manusia. Jadi digital culture atau budaya digital itu adalah produk dari teknologi yang meresap dan mengakses tanpa batas ke informasi, sebuah produk dari inovasi teknologi digital yang memiliki karakter disruptif dalam kehidupan dan gaya hidup digital masyarakat”

 

  Pada pukul 10.22 narasumber ketiga selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 10.23 moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya yaitu bapak Kasim Dahlan, S.Sos, MM, beliau adalah seorang Senior Surveyor. Beliau akan menyampaikan materi tentang Dampak Penyebaran Hoax.

Beredarnya berita bohong/palsu, fitnah atau hoaks, yang menjadi konsumsi sehari-haris masyarakat, telah dianggap sebagai informasi atau berita yang benar akibat masifnya berita hoaks itu. Sementara, masyarakat juga memiliki pengetahuan dan sumber yang cukup atau membedakan informasi atau berita yang diperolehnya benar atau salah. Dan menurut KBBI hoaks mengandung makna berita bohong, berita tidak bersumber. Penyebaran berita atau informasi hoaks menjadi isu yang berbahayadalam hidup berbangsa dan bermasyarakat. Isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), sehingga ujaran kebencian menjadi topik beerbahaya dalam penyebaran hoax terutama menjelang pemilu.

Penyebaran hoax dengan muatan isu SARA, harus menjadi kewaspadaan masyarakat agar jangan mau dimanfaatkan unutk kepentingan tertentu. Kemampuan memproduksi hoax yang jauh, lebih banyak dan cepat dibandingkan upaya pencegahan dan pemberantasan, harus diantisipasi, dengan pembekalan literasi digital dan non digital sehingga masyarakat mampu membedakan hoax serta tidak mudah dipancing provokasi yang dapat menebarkan konflik.

Dan fitnah ini ada berbagai macambentik yaitu menyebarkan isu tidak benar, menyebarkan berita bohong, memberikan persaksian palsu. Dan dampaknya adalah dapat menghambat karir, dijauhi banyak orang, membuat jiwa resah dan gelisah, menjadi budak setan maka dari itu kita harus pandai menjadi pengguna digital jangan sampai menjadi pengguna yang menyebarkan hoaks.

 

Summary : “jadi marilah kita menggunakan media sosial dengan bijak, karena di dalam media sosisal kita bisa melihat dunia tanpa batas kalau buku disebut dengan jendela dunia sementara media sosial adalah isi dari dunia yang bis akita lihat tanpa batas ruang dan waktu”

 

Pemaparan materi selesai pada pukul 10.50, setelah itu pada pukul 10.51 moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Citra Zaskiah Anugerah memberikan pertanyaan kepada bapak Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom

Q : bagaimana cara kita untuk menyikapi berita hoax yang sering tersebar terutama di whatsapp, karena terkadang orang tidak tau tentang hal tersebut adalah hoax tetapi tetap menyebarkannya. Bagaimana cara kita agar orang orang yang terkena hoax agar tidak terjebak lagi dengan berita hoax?

A : jadi Ketika kita bertemu informasi kita bisa melakukan check and recheck jadi Ketika kita sudah mengetahui apakah berita ini benar atau tidak kita bisa berhenti menyebarkannya, dan apabila kita menemukan orang yang menyebarkan hoaks kitab isa menegurnya dengan baik dan juga kita jangan memberi panggung terhadap berita tersebut.

 

  1. Sonya Afriliani memberikan pertanyaan kepada bapak Deden Mauli Darajat, M.Sc

Q : apa saja yang tidak boleh dishare karena bersifat privasi dan berpontensi disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab? Karena masih banyak yang tidak mengetahui data apa saja yang bersifat privasi seperti memposting foto sertifikat vaksin yang mencantumkan nik dan alamat?

A : banyak hal-hal yang kadang kita tidak sadar seperti hal yang ada barcodenya atau kadang kita Menyebarkan KTP dan ini hal yang harus diperhatikan karena kadang kita tidak sadar mana hal yang privet mana yang public karena data kita dapat digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

  

  1. Yudha memberikan pertanyaan kepada bapak Karyajayadi, S.Pd., MM.Pd 

Q : apakah saat ini ruang digital kita sudah terjaga? Bukan hanya ruang digital masyarakat saja tetapi juga ruang ruang aspirasi pada digital masyarakat dan pemerintah?

A : pemerintah ini paling tidak menyiapkan ruang terbuka untuk menyampaikan aspirasinya sehingga tidak semuanya menyebarkannya secara bebas jadi dan juga pemerintah juga harusnya membuka ruang kritik tersendiri, karena kita juga dalam UUD ada tentang kebebasan berekspresi dan agar tidak adanya menjelek”an pemerintah. 

 

  1. Maznah Fazurah memberikan pertanyaan kepada bapak Kasim Dahlan, S.Sos, MM

Q : Saat ini banyak sekali orang yang terpengaruh budaya luar karena internet terutama generasi muda. Bagaimana cara kita meningkatkan wawasan kebangsaan agar tidak terlalu terpengaruh dengan budaya luar?

A : kita tidak bisa memungkiri dan juga anak muda ini rasa ingin tahunya sangat tinggi jadi jangan sampai anak muda ini terlalu jauh jadi kita juga harus tahu mana yang baik dan mana yang tidak, dan juga kita posting Indonesia ini sangat kaya akan budayanya sehingga kita tidak terpengaruh dengan budaya luar sehingga budaya luar yang terpengaruh dengan budaya Indonesia.

 

Sesi tanya jawab selesai pada pukul 11.23, selanjutnya moderator kembali menyapa Key Opinion Leader Leon Legoh. Beliau mengatakan, jadi dalam mengbuat konten kita harus memerhatikan setiap detailnya jangan asal posting saja seperti designnya, jamnya, dll apalagi sekarang sudah mudah dalam membuat design, dan juga terkait dunia digital in saya menganggapnya seperti rumah kita sendiri dan juga berita hoaks ini saya anggap seperti sampah jadi jika bertemu ini bisa kita buang jauh-jauh dan juga kita harus melihat dahulu Ketika ingin memfollow seseorang, dan juga sekarang online ini membuat kita lebih mudah karena ini dapat memudahkan kita dalam melakukan apapun.

Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi pagi ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 11.33 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital!