Webinar Literasi Digital: Paham Digital ‘Jebakan Batman’ Hilang

Webinar Literasi Digital: Paham Digital ‘Jebakan Batman’ Hilang

RIAUMANDIRI.CO, ROHIL - webinar literasi digital pada hari Kamis, 9 September 2021, pukul 09.00 WIB, dengan tema "Paham Digital “Jebakan Batman” Hilang” dibuka oleh moderator Avicena Inovasanti. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 10 menit sebelum acara dimulai. Kemudian, moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan. Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika KEMKOMINFO.

Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu Tysa Novenny, beliau adalah seorang News Achor Tv One “Kabar Petang”, Profesional Moderator dan Pembawa Acara. Beliau mengatakan,


Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah membacakan tata tertib, pada pukul 09.23 moderator mempersilahkan narasumber pertama yaitu ibu Dian Ikha Pramayanti, S.Pt., M.Si, beliau adalah seorang Dosen dan Peneliti Digital. Beliau akan menyampaikan materi tentang Pahami digital jebakan batman hilang (Digital Skill).

Semakin berkembangnya zaman teknologi pun berkembang dengan sangat cepat sehingga membuat kita mudah melakukan apapun dan diera society 5.0 ini banyak sekali skill mudah yang harus kita miliki yaitu complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating with other, emotion intelligent, judgement and decision making, service orientation, negotiation, dan cognitive flexibility jadi jika kita mempunyai soft skill diatas itu dapat mempermudah kita dalam bekerja. Dan juga banyak digital skill yang harus kita punyai dizaman sekarang contohnya seperti search engine optimization, web development, digital marketing, desain grafis, content marketing, analytics. 

Keahlian digital, lulusan tidak dipersenjatai dengan keahlian yang memang dibutuhkan oleh perusahaan terutama dalam bidang keahlian digital. Ketimpang terjadi antara kebutuhan perusahaan dan profil pencari kerja. Pilihan khusus online dan offline di bidang teknologi digital dan inovasi. Bidang ini bisa meliputi coding, media planning, digital marketing, dll. Dan berkembangnya teknologi digital masa kini harus membekali diri dengan keahlian digital. 

Kecakapan digital untuk mencegah penipuan di dunia digital, yang pertama ada berfikir kritis, pelajari dan memiliki digital safety, tidak mengumbar secara terus menerus data pribadi kita, komunikasi, pengendalian emosi, dan jika kita memiliki semua digital skill tersebut kita dapat mencegah banyaknya kejahatan di dunia digital. Jadi gali keterampilan digital yang mendukung era society 5.0 mulai dari sekarang dengan pilihan mau/tidak.

Summary : “Semakin berkembangnya zaman teknologi pun berkembang dengan sangat cepat sehingga membuat kita mudah melakukan apapun dan diera society 5.0 ini banyak sekali skill mudah yang harus kita miliki, dan juga untuk mencegah kejahatan digital kita harus menjadi pengguna yang cakap dalam digital”

 

Pada pukul 09.34 narasumber pertama selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 09.35 moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu ibu Asrul Sani, S.T., M.Kom., MT, beliau adalah seorang Dosen dan Peneliti. Beliau akan menyampaikan materi tentang paham digital jebakan batman hilang (Digital Safety).

Ada data dari januari 2021 kita rata-rata menggunakan perangkat digital kita sehari adalah 8 jam dan juga rata-rata kita menggunakannya untuk chatting, ini terjadi karena perubahan besar yang terjadi di dunia digital saat pandemic ini dan pemerintah tetap memperioritaskan pembangunan infrastruktur untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. Pandemi COVID-19 telah memaksa percepatan tranformasi digital selama dua tahun terakhir.

Dan juga kita harus berhati-hati di dunia digital ini Social Media Anxiety Disorder (SMAD) merupakan gangguan dalam bentuk sebuah obsesi. Di mana penderita bahkan sangat terobsesi atau sangat kecanduan dengan akun media sosial miliknya dan juga Penggunaan media sosial berlebihan seperti ini bahkan dapat menjadikan penderita mengalami FoMO (Fear of Missing Out) Syndrome (kecanduan akut pada media sosial dan internet yang berbentuk perasaan atau dorongan berlebih untuk mengikuti trend di media sosial) dan perasaan tidak sabar serta ketidakpuasan dan juga ada tips menghindarinya dengan cara, Moderasi penggunaan medsos kita/Miliki hubungan terpisah dengan media sosial, be mindful, hindari menjadi pengguna pasif media sosial, ingatlah bahwa tidak semua di media sosial 100% akurat, dll. 

Dan juga ada pinjol online atau pinjaman online, Lebih waspada dan tidak asal mengunduh aplikasi di Android atau IOS. Pastikan aplikasi yang diunduh resmi dan perhatikan setiap permintaan akses aplikasi agar menghindari kegiatan pencurian data pribadi, jadi kita harus memahami cara menggunakan digital yang baik agar tidak terjerumus, dan caranya tingkatkan keamanan perangkat, perhatikan orang-orang di sekitar anda, gunakan https, pergunakan jaringan yang dikenal secara bijak dan aktifkan firewall dan juga kita harus menjaga diri kita di dunia digital dengan meningkatkan keamanan kita agar kita merasakan kenyamanan saat menggunakan digital.

Summary : "Seiring perkembangnya zaman membuat kita harus pandai menjaga diri karena banyaknya kejahatan di dunia digital karena jika kita menerapkannya dengan baik kita aka naman dan nyaman saat menggunakan digital”

 

Pada pukul 09.55 narasumber kedua selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 09.56 moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu bapak Nursari, S.Kom, beliau adalah seorang Guru Produktif Teknik Komputer dan Jaringan SMK Swasta Pembangunan Bagan Batu Rekan HIlir. Beliau akan menyampaikan materi tentang Etika Digital Menjadi Pengguna Internet yang Beradab.

Etika adalah prinsip-prinsip moral yang memengaruhi bagai mana orang membuat keputusan dan menjalani hidup mereka. Etika sangat berkaitan dengan apa yang baik bagi individu dan masyarakat dan juga digambarkan sebagai filsafat moral. Etika Mencakup Beberapa Hal, Bagaimana kita menjalani hidup dengan baik, Menggunakan bahasa benar dan salah, Bagaimana kita memenuhi hak dan tanggung jawab, Keputusan moral apa yang baik dan buruk, Etika sangat berguna dalam kehidupan karena memengaruhi cara manusia dalam berperilaku. Berinteraksi yang Santun Didunia Digital, Perkembangan teknologi yang sangat pesat mempengaruhi kita dalam berinteraksi, seperti memudahkan interaksi dengan orang lain melalui sosial media. Namun perlu diingat bahwa didalam sosial media setiap pengguna wajib memiliki etika dan sopan santun yang baik dalam berinteraksi melalui sosial media. 

Toleransi Terhadap Perbedaan Didunia Maya, Toleransi adalah sikap atau perilaku manusia yang mengikuti aturan, dimana seseorang dapat menghargai dan menghormati terhadap perilaku orang lain. Menurut Ida Ayu Putu Sri Widnyani seorang Dosen di Universitas Ngurah Rai dalam sebuah webinar teknologi yang baik adalah teknologi yang mampu menyatukan seluruh golongan masyarakat dalam perbedaan. Berperilaku Aman dan Tidak Merugikan Orang Lain, yaitu dengan berprilaku baik di dunia maya, jangan menyebar rumor, berfikir sebelum mengirim atau membagikan sesuatu, verifikasi berita atau informasi sebelum dibagikan.

Summary : “Bukan hanya di dunia asli kita harus menggunakan etika di dunia maya/digital pun kita harus menggunakan etika kita karena dunia maya ini sudah menjadi dunia kita yang kedua karena bila ada yang tersinggung di dunia maya sekarang sudah ada UU ITE”

 

   Pada pukul 10.22 narasumber ketiga selesai menyampaikan materinya. Selanjutnya pada pukul 10.23 moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya yaitu bapak Sulaimansyah, S.I.Kom, beliau adalah seorang Wasekum HMI Badku Riau-Kepri. Beliau akan menyampaikan materi tentang Literasi Digital (Digital Culture).

Apa itu budaya, Budaya digital merupakan prasyarat dalam melakukan transformasi digital karena penerapan budaya digital lebih kepada mengubah pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital, Budaya digital atau digital culture sudah menjadi tatanan kehidupan baru masyarakat. Hal ini juga memengaruhi gaya interaksi mereka sehingga menimbulkan kebiasaan baru, seperti menggunakan media sosial, berbelanja online, melakukan pembayaran digital, pendidikan online, dan work from home. 

masyakarat Indonesia menggunakan mobile phone (telepon bergerak/genggam) pada umumnya ketika mereka merasa menyendiri. Akan tetapi mereka akan cenderung menggunakan mobile phone ketika di tempat tidur (69%), ketika sedang menunggu seseorang/sesuatu (35%), ketika sedang menonton TV (29%), ketika sedang bersama keluarga (17%), ketika sedang berkendara (14%), ketika sedang rapat/kuliah (6%), dan ketika sedang di kamar mandi (6%). Budaya digital merupakan prasyarat dalam melakukan transformasi digital karena penerapan budaya digital lebih kepada mengubah pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital. “Orang yang dapat bertahan bukan yang paling kuat atau pintar, tapi yang bisa beradaptasi. 

Dan juga ada dampak negative dan positifnya di dunia digital yaitu dampak negative, Kejahatan dunia maya (cyber crime). Melemahkan dan menurunkan sensitifitas. Dan dampak positifnya adalah, Sebagai media penyebaran informasi maupun komunikasi, Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan, kreativitas dan sosial,  Memperluas jaringan pertemanan, Pembelajaran jarak jauh. Ingat kejahatan siber akan selalu ada dan hadir dengan berbagai modus lama maupun baru. Akan lebih baik apabila Anda selalu waspada dan senantiasa melakukan yang terbaik untuk melindungi data-data pribadi Anda. Jangan terlalu percaya atau tergiur dengan informasi berhadiah yang hanya berujung penipuan. Cermat saat beraktivitas online memang diperlukan agar Anda terhindar dari hal-hal yang merugikan dan Anda sesali di kemudian hari.

Summary : “teknologi ini berkembang sangat cepat tetapi budaya atau literasi digital kita tidak berkembang berebarengan dengan teknologi maka dari itu kita harus meningkatkan budaya digital agar kita dapat beradaptasi di dunia digital”

 

Pemaparan materi selesai pada pukul 10.50, setelah itu pada pukul 10.51 moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Laksamana Maeda memberikan pertanyaan kepada bapak Dian Ikha Pramayanti, S.Pt., M.Si

Q : Bagaimana sedini mungkin merubah mindset konsumtif menjadi mindset produktif  ?agar ketika dewasa kita bisa membuka usaha sendiri lalu apa langkah awal yang harus dilakukan?

A : kita bisa memanfaatkan platform yang kita gunakan seperti membuat konten kita bisa membuat nya hanya dengan tulisan lalu jika sudah berani dengan video mungkin juga seperti video tutorial, dan juga kitab isa menggunakannya untuk berbisnis online dan juga Ketika ingin berbisnis kita bisa mencari dulu apa yang sedang ramai diinginkan orang-orang.

 

  1. Muhammad hanif memberikan pertanyaan kepada bapak Asrul Sani, S.T., M.Kom., MT

Q : Apakah menurut bapak dengan adanya UU ITE dapat disalahgunakan sehingga tidak sesuai tujuannya ? kalau iya kenapa itu bisa terjadi dan bagaimana tindakan preventif & menanggulanginya jika sudah terjadi ?

A :  UU ITE ini diciptakan untuk membatasi agar orang tidak kelewat batas dalam menggunakan sosial media jadi baiknya masyarakat ini harus rajin mengedukasi semacam informasi tentang apa yang tidak boleh dilakukan di media sosial, atau juga kita juga harus bisa menahan diri, Sehingga media sosial menjadi lebih bermanfaat.

 

  1. Luhur Siregar memberikan pertanyaan kepada bapak Nursari, S.Kom 

Q : bagaimana cara berinteraksi didunia digital bagi para orang orang tua yang tidak begitu mengerti tentang sosial media?

A : kita bisa tahu apakah ini benar atau salah atau bisa disebut mengkonfirmasi dengan yang lebih tahu.

 

  1. Elisabeth Fransiska memberikan pertanyaan kepada bapak Sulaimansyah, S.I.Kom

Q : Ketika bermain media sosial banyak sekali berita hoax yang tersebar di beranda media sosial kita dan seringkali kita termakan berita hoax tersebut. bagaimana cara kita menyikapi dan cara melaporkan berita hoax?

A : kita harus pastikan terlebih dahulu apakah informasi itu hoaks atau tidak seperti mengecheck di media yang sudah besar dan juga cara melaporkannya kitab isa langsung ke webnya kemkominfo.

 

Sesi tanya jawab selesai pada pukul 11.23, selanjutnya moderator kembali menyapa Key Opinion Leader Tysa Novenni. Beliau mengatakan, jika kita ingin mengetahui apakah berita itu benar atau tidak itu Kembali lagi kediri kita apakah kita langsung menyebarkannya atau kita mengechecknya dan juga sudah ada caranya seperti mengkonfirmasi apakah berita itu ada di media sosial yang besar dan juga jika tidak ingin terjebak di kejahatan digital kita harus bisa memprotect diri kita seperti kita tidak boleh menyebar data pribadi kita di media sosial dan juga kita harus berusaha jika kita ingin menerapkan literasi digital. Kita juga harus dapat mengontrol emosi kita seperti kitab isa berbincang dengan orang yang diatas kita agar Ketika ada berita yang tidak benar emosi kita tidak terpancing.

Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi pagi ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 11.33 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital!