Webinar Literasi Digital: Cerdas Medsos Generasi Millenial

Webinar Literasi Digital: Cerdas Medsos Generasi Millenial

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU

Summary Materi Narasumber

No


Nama Narasumber

Summary

1. 

Jimi N. Mahameruaji, M.Si

Beliau menyampaikan materi tentang cerdas dalam bermedia sosial. Media sosial itu masuk ke dalam media digital, yaitu media yang isi kontennya berupa data digital, baik itu teks, foto, audio ada di dalam perangkat. Berbeda dengan zaman dulu yang ada bentuk fisiknya. Lalu pada akhirnya terjadi transformasi hingga menjadi digitalisasi. Beliau juga menyampaikan tentang Fungsi Media sosial yaitu tempat untuk bersosialisasi, sebagai wadah kreativitas, media promosi yang biasnaya untuk bisnis, lalu media sosial dapat menjadi sumber informasi yang beritanya sama seperti di koran dan televisi, namun balik lagi kita tetap harus memilih mana yang akurat dan mana yang bukan. 

2. 

Arie Maya Lestari, S.Si

Beliau menyebutkan bahwa kita harus pintar memilih teman dan menggunakan sosial media dengan bijak. Lalu beliau juga menjelaskan beberapa fitur keamanan yang ada di berbagai platform media sosial, sehingga akun pengguna dapat melindungi akunnya dari ancaman pembajak dan orang-orang yang tidak di inginkan. Lalu ibu Arie juga menjelaskan cara-cara agar pengguna dapat lebih nyaman menggunakan media sosialnya. Lalu beliau juga menjelaskan tentang hal-hal yang harus di hindari agar akun kita aman, misalnya tidak mengklik tautan yang tidak jelas asalnya. Beliau juga menyebutkan bahwa menggunakan sandi dengan kata yang unik sangat penting. Dan beliau juga menyebutkan kita sebagai pengguna harus membuat konten yang bijak dan bermanfaat untuk mencegah ancaman privacy dan segala hal yang tidak di inginkan.

3. 

Dr. Irawan Harahap, S.H., S.E., M.Kn, CLA

Beliau menyampaikan tentang etika penggunaan media sosial, kalau kita ingin di citrakan baik maka gunakan juga dengan baik media sosial kita. Karena jika membagikan status di media sosial maka akan dilihat banyak orang dan bersifat sosial. 

4.

Dr. Junaidi, S.S., M.Hum

Beliau menjelaskan tentang Digital Culture and Literacy. Beliau berkalikali mengingatkan untuk selalu kritis saat melihat berita dan pahami betul perubahan-perubahan yang ada di budaya digi

Kegiatan webinar literasi digital pada hari Kamis, 24 Juni 2021, pada siang hari ini terjadi sedikit kendala teknis dan dimulai pada pukul 14.04 WIB, dengan tema “Cerdas Bermedsos Generasi Millenial” dibuka oleh moderator Eka Ardhinie. Moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan. Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Kemudian, moderator mempersilahkan Dirjen Aptika KEMKOMINFO, bapak Samuel A. Pangerapan untuk memberikan sambutan. Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu @hannafaridl, beliau adalah seorang Host Podcast Informasi Seputar Perkembangan Industri Fashion Muslim Indonesia melalui akun @modestalk.id. ia menyebutkan bahwa dunia digital sangat bermanfaat karena banyak peluang yang bisa diciptakan melalui media digital, asal kita bisa menggunakannya dengan bijak, terus belajar, hingga dapat menebar manfaat. 

Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, bapak Jimi N. Mahameruaji, M.Si. beliau merupakan dosen program studi Televisi dan Film Fikom Unpad. Beliau menyampaikan materi tentang cerdas dalam bermedia sosial. Media sosial itu masuk ke dalam media digital, yaitu media yang isi kontennya berupa data digital, baik itu teks, foto, audio ada di dalam perangkat. Berbeda dengan zaman dulu yang ada bentuk fisiknya. Lalu pada akhirnya terjadi transformasi hingga menjadi digitalisasi. Zaman dulu kita memakai buku namun sekarang semua Sudah berubah jadi digital. lalu media sosial juga dapat digunakan untuk social branding. Namun tetap ada konsekuensi bentuk data digital menjadi mudah untuk dimanipulasi, dalam artian ditambahkan, dikurangi, diperbanyak, dan lainnya. Tergantung dengan penggunanya apakah bisa bijak dalam menggunakan media sosial.   

Pertama, mengenal jenis media sosial, yaitu jejaring sosial (facebook, Instagram, twitter, dll) lalu ada platform streaming (seperti Youtube, Spotify, Vimeo, dll). Masyarakat bebas mengakses platform tersebut, kecuali jika berbayar, anda harus membayar terlebih dahulu baru bisa menggunakannya. Kemudian ada instant Messenger (whatsapp, Line, Telegram, dll). Semua media sosial yang sudah disebutkan tentunya memiliki fitur-fitur andalan mereka. Seperti ada Instagram yang memiliki fitur baru bernama “Reels” yang tampilannya mirip dengan TikTok. 

Kedua, Fungsi Media sosial yaitu tempat untuk bersosialisasi, sebagai wadah kreativitas, media promosi yang biasnaya untuk bisnis, lalu media sosial dapat menjadi sumber informasi yang beritanya sama seperti di koran dan televisi, namun balik lagi kita tetap harus memilih mana yang akurat dan mana yang bukan. Dan yang paling sering digunakan yaitu Broadcast Message, yaitu Teknik yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi ke banyak penerima sekaligus. Misalnya saat menyebarkan pengumuman, tidak perlu menggunakan toa masjid tapi bisa menggunakan fitur broadcast. 

Strategi penggunaan media sosial yaitu diawali dengan merancang komunikannya, harus dipahami siapa yang menjadi sasarannya , dari mulai hobi dan letak demografisnya. Setelah itu kita dapat melihat melalui kognisi suka atau tidak, lalu memilah medianya dan pesannya seperti apa, dan komunikatornya seperti apa. Namun karena bebasnya penggunaan media sosial, tidak sedikit juga netizen yang menggunakan media dengan tidak bijak sehingga menghujat orang dengan suka hati dan kebanyakan menggunakan second account untuk menutup identitasnya.

Kemudian, setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu ibu Arie Maya Lestari, S.Si. Beliau merupakan Konsutlan Pendamping UKM Provinsi Sumater Utara dan Master Mentor SIGAP UMKM. Ibu Arie memberikan pemaparan materi tentang bermedsos yang sehat dan aman. Pertama, memahami fitur verifikasi dua langkah. Fitur ini menambahkan lapisan perlindungan dengan memasukan PIN yang hanya diketahui oleh pengguna. Lalu yang kedua ada Touch ID atau Face ID yang hanya bisa dilakukan oleh pengguna. Lalu ada fitur pengaturan provasi grup, kita bisa mengontrol siapa yang dapat menambahkan mereka ke grup whatsapp. Lalu ada profil privasi yang memungkinkan pengguna mengontrol detail apa saja yang dapat dilihat oleh pengguna lain. Lalu jika di LINE ada fitur keamanan bernama Reject Messages fungsinya yaitu melarang orang yang tidak dikenal untuk mengirim pesan yang tidak diinginkan, lalu ada passcode lock yang sama seperti PIN dan fitur lainnya. 

Di dalam media sosial WhatsApp ada beberapa fitur keamanan seperti mematikan laporan dibacam menghapus dan melaporkan spam, mengatur foto akun, membersihkan pesan chat. Kemudian, fitur keamanan lainnya seperti mengendalikan setelan privasi, memblokir pengguna yang tidak diinginkan, lalu meninggalkan grup yang tidak dinginkan, serta dapat mengaktifkan verifikasi dua langkah. 

Beliau menyampaikan tentang memahami perbedaan hacker dan cracker. Hacker adalah ornag yang mempelajari, menganalisis, meodifikasi, menerobos masuk ke dalam computer dan jaringan untuk keuntungan dan dimotivasi oleh tantangan. Sifat hacker sebenarnya tidak merugikan, lain halnya dengan cracker yang merugikan karena dia mencuri data mengubah tampilan dan lainnya. lalu tujuan cracker yaitu menyusup stuatu system atau jaringan computer dengan tujuan untuk mencuri informasi, ia juga cenderung merusak. Cracker umunya bekerja secara sembunyi-sembunyi karena memiliki tujuan yang merugikan dan illegal, seperti mebobol data. Berbeda dengan hacker yang kadang memiliki komunitas untuk tujuan mendalami ilmu. 

Tips membuat password:

  • Yang harus dihindari yaitu penggunaan kombinasi kata yang mudah, menggunakan nama, nama tempat tinggal atau tanggal lahir, lalu jangan menggunakan password yang sederhana

  • Baiknya menggunakan kombinasi angka, huruf kapital dan kecil untuk memperkuat password

  • Dan jangan pernah memberitahu password karena akunmu dapat di akses oleh orang lain selain dirimu sendiri

Setelah itu, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu bapak Dr. Irawan Harahap, S.H., S.E., M.Kn, CLA. Beliau adalah Kepala Badan Hukum dan Etika Universitas Lancang Kuning yang menyampaikan tentang Etika penggunaan media sosial dan komunikasi digital. Hampir seluruh generasi muda pasti menggunakan media sosial karenamedia dapat diartikan sebagai alat komunikasi. Beliau mengatakan ada benda yang dapat mengubah seluruh kehidupan bermasyarakat. Misal Ketika sebelum ada telfon kita berkomunikasi dengan surat. Lalu setelah itu ada yang Namanya telfon umum, lalu pager, lalu muncul internet. 

Komunikasi yang dilakukan dalam media sosial tidak selalu menggunakan Bahasa yang baku, sehingga terkadang pengguna media sosial mengabaikan aspek, nilai, norma, dan etika berkomunikasi sehingga pengguna terkadang bisa mendapatkan masalah. Misalnya saat seseorang membagikan informasi yang belum tau itu benar atau tidak dan banyak orang yang melihat, pengguna bisa jadi terkena masalah karena hal itu. Akibatnya timbul friksi antar pengguna media sosial yang dapat berujung konfilk di dunia maya maupun dunia nyata. 

Etika komunikasi dalam media sosial sangat diperlukan, baik Ketika memasukkan sebuah gambar, menuliskan sebuah status atau Ketika memberikan komentar, karena semua kita lakukan butuh penanggungjawaban. Etika komunikasi media sosial dan komunikasi digital, etika merupakan aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antar sesamanya dan menegaskan mana yang baik dan mana yang buruk. Beliau menyebutkan bahwa mana yang benar dan yang salah masuk ke dalam hukum, namun tau yang baik dan buruk merupakan etika. Dampak jika tidak beretika yaitu, Ketertiban tidak terjaga, Dapat timbul sanksi sosial, Dapat memunculkan konflik, dapat merusak citra dan reputasi pribadi.

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan mateirnya dari bapak Dr. Junaidi, S.S., M.Hum rector Universitas Lancang Kuning. Beliau menyampaikan tentang Digital Culture and Literacy. Sejak pandemic kita dipaksa untuk melakukan hal-hla secara online, seperti kuliah. Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana budaya digital dan literasi agar kita bisa bijak bermedia dan beretika saat menggunakan media sosial. Budaya digital mengacu pada budaya yang dibentuk oleh kemunculan dan penggunaan teknologi digital. teknologi digital tidak bisa ditolak, yang paling penting adalah budaya digital yang dihasilkan oleh teknologi digital ini tidak menghilangkan identitas budaya kita sendiri. Sekarang bahkan ada aplikasi yang menyediakan jasa untuk membelikan makanan untuk kita sehingga kita tidak perlu memasak jika tidak ingin. Lalu munculnya Laundry yang membuat orang jadi malas mencuci baju dirumah.

Digitalisasi telah menjadi pengaruh yang sangat meresap pada budaya karena munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa dan meluaskan penggunaan computer pribadi dan perangkat lain seperti telepon pintar. Lalu munculnya whatsapp yang memudahkan masyarakat membuat grup sebanyak mungkin. Artinya dengan kehadiran produk digital akan mempengaruhi budaya dan car akita berkomunikasi. Lalu digital culture memiliki hal penting, yaitu human (yang memiliki budaya) kemudian teknologi (yang mempengaruhi budaya). Budaya yang dimaksud adalah kehidupan sehari-hari. Dunia digital sangat penting karena dalam dunia kerja dapat mematahkan hierarcy, misalnya dulu sebelum ada fitur chat, karyawan akan sulit menghubungi atasannya, beda halnya dengan seakarang. Tetapi karena ada fasilitas dalam budaya digital, maka semua menjadi mudah. Lalu dengan adanya dunia digital akan lebih banyak anak-anak yang kreatif dan produktif. 

Dalam budaya digital sangat banyak informasi yang disampaikan oleh produk digital. namun karena banyakanya informasi membuat orang jadi malas dan mencari jalan pintas. Lalu hindari literasi konten negative agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak di ingikan karena banyak anka muda yang mudah terpengaruh. Solusinya yaitu menjadikan konten negative sebagai motivasi. Lalu keuntungan teknologi digital yaitu social connectivity, communication speed, learning opportunities, and automation. Lalu yang menghambat teknologi digital yaitu budaya kita sendiri yang harus diubah. Setelah memahami budaya digital, maka selanjutnya harus ada literasi, literasi adalah paham, kritis, dan menulis. Anak muda zaman sekarang harusnya kritis terhadap informasi yang menyebar di dunia digital. karena seseorang yang melek digital memiliki berbagai keterampilan. 

Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada beberapa penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,- 

  1. Muhammad Raul Akbar memberikan pertanyaan kepada ibu Jimi N. Mahameruaji, M.Si 

Q : Bagaimana Upaya kita dalam Mengatasi Pengguna media sosial yang menggunakan Bahasa kurang sopan?

A :  Untuk meredam ujaran kebencian diawali dengan sudah adanya UU ITE yang dibuat oleh pemerintah, segalanya lebih baik diserahkan ke hukum. Untuk kita yang menyaksikan bisa memilih untuk menonton atau tidak, namun balik lagi ke pribadi masing-masing, jika menonton sebuah konten akan lebih baik jika tidak membawa perasaan sehingga ujaran kebencian pun terhindar. Lagi-lagi semua balik ke diri kita masing-masing, kita bisa memilih ingin ikut terlibat atau hanya menonton, atau malah tidak menonton sama sekali. 

 

  1. Dafa Hutama Winata memberikan pertanyaan kepada ibu Arie Maya Lestari, S.Si

Q : Bagaimana kita mendidik anak-anak bahkan orang tua dari ancaman digital?

A :  kita seharusnya menggunakan media sosial dengan baik, bijak, aman, dan hanya membuka hal-hal yang positif sehingga orangtua yang melihat kita menggunakan media sosial dengan benar.

 

  1. Mardian Nata memberikan pertanyaan kepada bapak Dr. Irawan Harahap, S.H., S.E., M.Kn, CLA

Q : bagaimana penjelasan mengenai UU ITE yang mengatur penghinaan atau pencemaran nama baik? Dan apa saja dasar hukum serta contoh kasusnya?

A : Saat ini memang di atur UU ITE. Kalau kita baca dalam UU tersebut kita sering sekali menyebutkan kata hoax. Pada pasal 27 ayat 1 dijelaskan bahwa melalui media sosial pun kita dapat memunculkan tentang perjudian. Misalnya saat ada pertandingan bola, banyak sekali yang mengajak taruhan club bola mana yang akan menang. Untuk pencemaran nama baik, contohnya body shaming, meskipun memang yang dikatakan adalah fakta dan orang itu tidak suka jika dibilang seperti itu, maka itu sudah bisa disebut pencemaran nama baik. Memang yang sering terjadi adalah yang muda-muda hanya berniat bercanda namun yang menjadi korban ini tidak terima. Maka dari itu hati-hati dalam beretika di media sosial sangat diperlukan, semua yang kita sampaikan harus di filet dan dipikirkan apa dampak yang akan timbul. 

 

  1. Aprianto Siregar memberikan pertanyaan kepada bapak Dr. Junaidi, S.S., M.Hum

Q  : Apakah teknologi bisa hilang? Dan apa factor yang mempengaruhinya?

A : Teknologi pasti bisa hilang jika sudah tidak dibutuhkan. Seperti contoh handphone jadul juga telegram sudah hilang. Teknologi ini berkolerasi dengan kehidupan manusia. Misalnya ada aplikasi zoom yang dapat membuat kita tidak perlu dating dinas dan rapat secara offline. Tapi inget Kembali, sebelum pandemic muncul, aplikasi zoom bahkan tidak banyak yang tahu. Lalu yang perlu kita lakukan adalah pandai menahan diri di dunia digital ini. Semua tergantung pilihan diri masing-masing orang, apakah kita menggunakan media dengan bijak atau tidak

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, Hanna Farid. Menurut beliau, mengenai hal yang telah didisukusikan. Dalam hal teknologi memang sulit dibatasi, media memang sangat mempermudah namun media juga bisa menjadi hal yang menyeramkan. Teknologi memang semuanya serba cepat dan serba instan. Apapun yang kita kerjakan goalsnya jangan lagi di viewers dan angka. Tapi nikmati prosesnya. Karena mie instan juga butuh proses sampai bisa dimakan. Setiap kita posting konten jangan menganggap kita ini tidak maju, nikmati prosesnya, konsisten, dan bijak. Era digital ini bisa dibilang setiap peluang bisa diciptakan. Semua hal diciptakan dari masalah dan keresahan, mungkin bisa jadi hal itu merupakan perubahan. Karena pada masa ini lebih baik menjadi solusi sebuah masalah yang ada di sekitar kita. Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.