Webinar Literasi Digital: Menjadi Mahasiswa Cerdas Dunia Digital

Webinar Literasi Digital: Menjadi Mahasiswa Cerdas Dunia Digital

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU- Mustiantono BSc. (hons) Meng., beliau menyampaikan bahwa masalah komunikasi dalam belajar mengajar daring ini tentunya koneksi internet serta aplikasi yang dipergunakan. Aplikasi yang dipergunakan seperti Zoom, Google Meet dan lainnya. Kemudian, dalam hal presentasi, dapat membuat Power Point Design di slidemodel, slidesgo, dan canva. Kemudian, adanya Gogle Scholar dan Google Books bisa digunakan untuk menacri literatur ilmiah.

Bayu Wardhana, beliau menyampaikan tentang digital safety. Keamanan digital meliputi keamanan perangkat keras dan perangkat lunak. Untuk menjaga keamanan perangkat keras harus selalu mengamankan ponsel, laptop dan tablet dengan sandi atau password untuk masuk. Selain itu untuk mengamankan perangkat kita bisa melakukan verifikasi dua langkah (2FA). Untuk perangkat lunak bisa lakukan pengecekan pembaharuan aplikasi untuk mempercepat kinerjanya dan pembaharuan operating system. 

Pahmi, S.Pd., MA, beliau menyampaikan dalam bermedia sosial kita harus berbagi pesan yang bermanfaat untuk informasi mendidik dan menghibur. Menghindari membahas isu sensitif seperti isu SARA. Cara berinteraksi di media digital adalah cerminan diri kita. Segala hal yang kita bagikan atau cari di dunia digital akan tetap ada di internet bisa dilihat atau dicek oleh orang lain dari seluruh penjuru dunia. Maka tinggalkanlah rekam jejak digital yang baik.


Safroni, SH, beliau menyampaikan apa yang kita bagikan memperlihatkan kualitas kita. Kita harus bijak dalam menyebarkan suatu berita kepada teman atau keluarga kita. Campaign internet positif harus dilakukan dengan cara stop perundungan, jangan mendistribusikan konten negatif dan kebenaran informasi adalah sebuah keharusan.

* Hari memberikan pertanyaan kepada Pahmi, S.Pd., MA,

Q : Bagaimana sebagai mahasiswa untuk berperan aktif meliterasi digital untuk masyarakat yang didominasi oleh anak muda untuk menjadi tameng dari konten bullying, kekerasan dan pornografi?

A : Untuk kegiatan seperti ini adalah langkah pemerintah untuk mendukung literasi ini. Mahasiswa jangan hanya menjadi peserta, untuk di kampus ada BEM atau HIMA disarankan untuk melakukan kerja sama dengan mahasiswa universitas tersebut. Intinya kita mulai dari diri kita, kampus kita, dan lingkungan kita. Kemudian, di kampus ada program pengabdian ke desa dan bisa melakukan program tersebut untuk melakukan program literasi digital untuk warga desa.






 

Kegiatan webinar literasi digital pada hari Jumat, 02 Juli 2021, pukul 14.00 WIB, dengan tema “Menjadi Mahasiswa Cerdas Digital” dibuka oleh moderator Aljira Fitya Hapsari. Moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan. Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.  

Kemudian, moderator mempersilahkan Dirjen Aptika KEMKOMINFO, bapak Samuel A. Pangerapan untuk memberikan sambutan. Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu Chika Audhika, beliau adalah seorang Co-Founder & CMO of Bicara Project. Pada tema kali ini, dalam komunitas Bicara Project ini merupakan wadah untuk softskill. Bukan hanay tentang akademik tetapi sepertikemmapuan public speaking dan kemampuan digital juga dibutuhkan. Dalam Bicara Project ini membuat bagaimana para generasi muda ini untuk bisa personal branding dan social media branding.

Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, Mustiantono BSc. (hons) Meng. Beliau adalah Head IT Infrastructure at Banking Industry. Beliau menyampaikan tentang kemampuan digital dalam pembelajaran online. Dengan adanya situasi Covid-19 pemakaian pembelajaran online mulai diberlakukan secara umum. Problematika dalam pembelajaran online adalah tentang komunikasi, presentasi, referensi, dan penugasan atau ulangan. 

Masalah komunikasi dalam belajar mengajar daring ini tentunya koneksi internet serta aplikasi yang dipergunakan. Penggunaan koneksi internet yang handal dan pastikan kita melakukan backup jika terjadi permasalahan. Aplikasi yang dipergunakan seperti Zoom, Microsft Teams, Google Meet, Google Classroom dan CISCO Webex. Kemudian dalam hal presentasi, dapat membuat Power Point Design di slidemodel, slidesgo, dan canva. 

Lalu, dalam mencari referensi bisa dicari di bookmate, uderny.com. Dalam masalah penugasan dan ulangan bisa juga memanfaatkan aplikasi seperti Quzizz.com, Kahoot.it, dan Quizlet.com. Kemudian, adanya Gogle Scholar dan Google Books bisa digunakan untuk menacri literatur ilmiah seperti artikel, thesis, buku, abstrak, repositori online dan universitas.  Jadi dalam pembelajaran online yang perlu diperhatikan adalah pemanfaatan komunikasi dengan baik, persiapakan presentasi yang menarik untuk audiens, pemanfaatan refrensi dengan baik, serta penugasan dan ulangan dengan menggunakan aplikasi atau layanan digital yang bisa dimanfaatkan. 

Kemudian, setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu Bayu Wardhana, yang merupakan Pemimpin Redaksi Independen.id. Beliau menyampaikan tentang digital safety. Keamanan digital meliputi keamanan perangkat keras dan perangkat lunak. Untuk menjaga keamanan perangkat keras harus selalu mengamankan ponsel, laptop dan tablet dengan sandi atau password untuk masuk. Selain itu untuk mengamankan perangkat kita bisa melakukan verifikasi dua langkah (2FA). Untuk perangkat lunak bisa lakukan pengecekan pembaharuan aplikasi untuk mempercepat kinerjanya dan pembaharuan operating system. 

Banyak kejadian modus pembajakan pada beberapa media sosial seperti WhatsApp, maka kita perlu melakukan pengaturan verifikasi dua langkah atau two factor authenctication. Kemudian, kita juha harus memperhatikan email kita aman atau tidak. Dapat melakukan pengecekan di monitor.firefox, avast.com, haveibeenpwned.com. Jangan menggunakan wifi publik atau free wifi karena tidak aman dan mudah tercuri data pribadi kita. Dalam keamanan digital termasuk keamanan karya digital kita yang diatur dalam Hak Cipta Intelektual, yang tidak boleh menggunakan karya orang lain baik itu foto, video atau gambar tanpa seizin pemiliknya. Karya-karya tersebut boleh digunakan untuk kegiatan non-komersial.  

Setelah itu, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu Pahmi, S.Pd., MA, beliau adalah seorang Wakil Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Riau. Beliau menyampaikan tentang digital ethics. Dalam menerapkan perilaku Netiket kita harus ingat akan keberadaan orang lain di dunia maya. Tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan para pengguna internet lainnya. Membentuk citra diri yang positif, menghormati privasi orang lain, memberi saran dan komentar yang baik. lalu, mengakses hal-hal yang baik dan bersifat tidak dilaran, hormati waktu dan bandwith dengan orang lain serta tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.

Dalam bermedia sosial kita harus berbagi pesan yang bermanfaat untuk informasi mendidik dan menghibur. Menghindari membahas isu sensitif seperti isu SARA. Cara berinteraksi di media digital adalah cerminan diri kita. Segala hal yang kita bagikan atau cari di dunia digital akan tetap ada di internet bisa dilihat atau dicek oleh orang lain dari seluruh penjuru dunia. Maka tinggalkanlah rekam jejak digital yang baik.

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya dari Safroni, SH. Beliau seorang Komisioner KPU Kabupaten Bengkalis. Beliau menyampaikan, digital culture atau budaya digital merupakan prasayarat dalam melakukan transformasi digital. Ada tiga aspek penting dalam membangun budaya digital, yaitu participation, remediation, dan evaluation. Startegi untuk menumbuhkan perilaku dan budaya dalam transformasi digital dibedakan menjadi dua yaitu orang dengan fixed mindset atau growth mindset. Seseorang dengan fixed mindset adalah orang yang menganggap ia tidak bisa melakukan perubahan. Sedangkan growth mindset yaitu seseorang yang terbuka serta bisa melakukan perubahan. 

Apa yang kita bagikan memperlihatkan kualitas kita. Kita harus bijak dalam menyebarkan suatu berita kepada teman atau keluarga kita. Campaign internet positif harus dilakukan dengan cara stop perundungan, jangan mendistribusikan konten negatif dan kebenaran informasi adalah sebuah keharusan. Kompetensi literasi digital yang harus dimiliki kita adalah ketrampilan untuk mengkonsumsi infromasi secara fungsional dan dengan kritis. Lalu, keterampilan prosuming atau produksi fungsional dan keterampilan prosuming kritis.untuk membangun budaya digital yang sehat adalah dengancerdas menanggapi berita hoax yaitu dengan perhaikan sumber berita, baca keseluruhan berita, cek keaslian foto dan video yang disebarkan serta kritis dan cerdas dalam membaca berita. 

Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada beberapa penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Armanisyah memberikan pertanyaan kepada Mustiantono BSc. (hons) Meng.

Q : Apakah kemampuan digital skill memerlukan sertifkasi untuk masuk ke dunia kerja?

A : Akan sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Jika dalam bidang teknologi, untuk domain atau jenis pekerjaan tertentu memerlukan sertifikasi tertentu pula. Untuk pribadi beliau, orang yang tidak memiliki sertifikasi namun memiliki kemampuan sesuai dengan standar sertifikasi maka akan diterima. Tetapi, jika untuk beberapa perusahaan memang meminta sertifikasi itu. Ada yang meminta untuk menggunakan sertifikasi itu, tetapi ada juga yang mampu menunjukkan kemampuan sesuai sertifikasi tersebut.

 

  1. Rian Kurniawan memberikan pertanyaan kepada Bayu Wardhana

Q : Bagaimana cara agar karya kita tidak dicuri oleh orang lain?

A : Standarnya kita harus memberi watermark pada foto atau video kita. Untuk teks atau tulisan seperti artikel itu tidak bisa kita hindari, tetapi di internet, jika yang memposting pertama kali adalah pemilik awalnya. Yang melakukan copy-paste itu akan terdekteksi dengan aplikasi cek plagiarisme seperti Turnitin. 

 

  1. Hari memberikan pertanyaan kepada Pahmi, S.Pd., MA,

Q : Bagaimana sebagai mahasiswa untuk berperan aktif meliterasi digital untuk masyarakat yang didominasi oleh anak muda untuk menjadi tameng dari konten bullying, kekerasan dan pornografi?

A : Untuk kegiatan seperti ini adalah langkah pemerintah untuk mendukung literasi ini. Mahasiswa jangan hanya menjadi peserta, untuk di kampus ada BEM atau HIMA disarankan untuk melakukan kerja sama dengan mahasiswa universitas tersebut. Intinya kita mulai dari diri kita, kampus kita, dan lingkungan kita. Kemudian, di kampus ada program pengabdian ke desa dan bisa melakukan program tersebut untuk melakukan program literasi digital untuk warga desa.

 

  1. Ade Firmansyah memberikan pertanyaan kepada Safroni, SH

Q  : Masyarakat masih banyak yang menggunakan internet dengan tidak produktif, digunakan untuk menonton film, mencari hiburan saja. Perlu adakah mindset yang berubah? 

A  : Pola pikir seseorang sangat sulit merubahnya, tapi tidak menutup kemungkinan untuk merubah indset orang lain. Di lingkungan keluarga, sehari-harinya menggunakan gadgetnya untukbermain media sosial, mereka menggunakan media digital secara tidak maksimal. Sedangkan keinginan kita mereka menggunakannya dnegan maksimal. Di dalam tugas sekolah anak-anak kita diberikan tugas dan pengumpulannya di media digital. Salahnya ada di kita karena kita yang justru mencari jawaban dari tugas anak-anak kita. Oleh karena itu, anak-anak kita tidak menggunakan gadgetnya dengan produktif. 

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, Chika Audhika. Menurut beliau, di dunia digital ini jika mendapat manfaat yang baik kita juga bisa mendapatkan peluang, relasi, dan bisnis.  Beliau menyerukan bahwa generasi sekarang harus memanfaatkan media sosial sebaik mungkin, bisa untuk mendorong personal branding kita. Beliau menggunakan media sosial untuk mencari dan membagikan nformasi serta menjadi CV Online. Ketika kita mengunggah sesuatu impactnya tidak hanya bagi kita tetapi juga memberi impact untuk orang lain. Maka kita harus menjaga dan membagikan yang positif. Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator memanggil kembali para penanya terpilih lainnya yang berhak mendapat e-money sebesar Rp. 100.000,-. Setelah itu moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.