Webinar Literasi Digital: Belajar Online Menggunakan Media Aplikasi Digital

Webinar Literasi Digital: Belajar Online Menggunakan Media Aplikasi Digital

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Kegiatan webinar literasi digital pada hari Kamis, 16 Juni 2021, pukul 14.00 WIB, dengan tema “Belajar Online dengan Media Aplikasi Digital” dibuka oleh moderator Sonnaria. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 10 menit sebelum acara dimulai. Kemudian, moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan.  Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Kemudian, moderator mempersilahkan Dirjen Aptika KEMKOMINFO, bapak Samuel A. Pangerapan untuk memberikan sambutan. Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu Fithri Widanarty, beliau adalah seorang influencer yang cukup aktif dalam menggunakan media sosial terutama Instagram. Menurut beliau, jika kita tidak melakukan filterisasi informasi yang baik mungkin kita bisa menerima informasi-informasi yang kurang baik. Terutama sekarang proses belajar mengajar menggunakan sistem online, bisa membuat kecerdasan anak semakin meningkat. Contoh seperti anaknya, yang diberikan tugas di sekolah dasar saat ini untuk melakukan business day dan mulai mengerti bahwa media sosial mampu digunakan untuk melakukan promosi sebuah produk. 

Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, ibu Dra. Hadijah Muhsin, M.M. beliau memaparkan bahwa melalui visi Indonesia 2045 yaitu menjadi Indonesia Maju sebgaai bangsa berkarakter dan cerdas. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam pendidikan karakter ada lima nilai utama yaitu religious, integritas, nasionalisme, gotong royong, dan kemandirian. 


Adanya globalisasi dan demokrasi serta arus informasi, budaya persaingan dan sebagainya membuat publik menuntut akuntabilitas penyelenggara pendidikan yang profesioanl. Masyarakat menunut mutu lulusan yang bekarakter baik. Permasalahan yang terjadi sekarang pada dunia pendidikan yang berkaitan dengan penguatan karakter yang baik seperti maraknya plagiarism. Literasi digital bagi pembelajaran daring saat ini masih dinilai lemah. Masih sering ditemukan dinformasi dari berbagai bidang politik, ekonomi atau fenomena sosial lainnya. Ada beberapa tips menggunakan perangkat dan aplikasi dalam melakukan pembelajaran jarak jauh, siapkan …

Dalam proses pemelajaran kita tentu kita sering berhubungan dengan menggunakan search engine. Dapat membantu mencari infromasi, membantu brand melalui konten yang dikemas, menyediakan infromasi melalui kata kunci, kemudian sebagai media pemasaran. Dalam mesin pencari juga kita bisa mencari jurnal yang terpercaya khusunya sangat membantu dalam penulisan karya ilmiah dalam proses pembelajaran. Kita harus melihat jurnal yang relevan sesuai dengan penelitian kita. Referensi jurnal terpercaya seperti google scholar, perpustakaan nasonal, academia.edu, reaserch gate, journal lipi, dan DOAJ.

Belajar mengajar secara online terutama untuk fitur pembelajaran jarak jauh bagi siswa dan mahaisiswa harus cerdas dalam memilih program pembelajaran jarak jauh. Kemudian menggunakan search engine dengan tepat agar dalam menemukan data lebih mudah dan memilih jurnal terpercaya dan disesuaikan dengan kebutuhan jurnal yang dicari.

Kemudian, setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu bapak Koharudin S.T yang memberikan pemaparan tentang fitur kemanan dalam media aplikasi digital untuk pembelajaran daring. Media sosial sebagai penyampaian informasi dan pesan secara instan termasuk menjadi media pembelajaran di dunia maya. Memberi kemudahan dalam membangun komunitas guru dan siswa serta menjadi alat pendukung pencegahan penularan virus berbahaya. Contoh aplikasi media pembelajaran seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, Zoom, Google Classroom, Youtube serta untuk penyimpanan data bisa digunakan seperti Google Drive. 

Beberapa tips mengindari dan menangkal bahaya spam, malware, spyware dan virus. Rajin untuk update system, back up data penting, gunakan anti virus, dan jangan klik link web atau download file yang tidak dikenal serta tidak memakai wifi publik. Saat ini pemerintah telah mengadakan jaringan internet aman atau JakWifi yaitu internet untuk semua. Berupaya untuk meyelesaikan kesenjangan digital dengan membangun program tersebut. Dilaksanakn dengan menyediakantiktik akses laynan internet bagi seluruh warga Jakarta secara gratis khususnya ditujukan kepada warga tidak mampu yang tinggal di pemukiman padat. Dalam berinternet yang aman kita dapat menggunakan beberapa tools seperti fitur private browser di Firefox, kemudian mode Incognito Window di Chrome, Thor browser, Hotspot Shield, ZenMATE, Tunnel Bear, dan Nord VPN.

Setelah itu, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu bapak Dr. Deni Satria, M.Pd. Beliau merupakan direktur Yayasan Pendidikan Cendana, yang menyampaikan materi tentang etika digital terkait dengan menambah wawasan interaksi di dunia digital. teknologi menjadi salah satu yan mempengaruhi dunia pendidikan. Kemudahan bersosialisasi menggunakan beragam aplikasi digital harus diimbangi dengan sikap dan perilaku yang bijaksana dan pemahaman atas aplikasi. Dalam berinterkasi dan berkolaborasi di ruag digital, hal yang pertama kita harus erpikiran dan berniat positif. lalu, sikap toleransi merupakan hal yang dibutuhkan dalam berinteraksi di ruang digital. 

Digitalisasi pendiidkan adalah sebuah konsekuensi logis dari perubahan zaman. Tidak bisa terprediksi bahwa teknologi akan diadopsi dengan cepat oleh indutri dan masyarakat. Sikap bijaksana dalam ruang digital kita harus meningkatkan literasi, hindari berita hoax, jangan mudah meyebar identitas, waspada terhadap penipuan digital, berperilaku baik agar jejak digital tetap bersih serta sellau awasi anak ketika beraktivitas khususnya di ruang digital. etika dan estetika ini sangat penting, semua itu tergantung pada lingkungan kita. Etika dapat dikontrol oleh agama, dan tuntutan dari lingkungan. Dalam dunia pendidikan, contohnya pada penggunaan aplikasi media pembelajaran harus didampingi oleh orang tua atau guru yang diiringi oleh nilai agama dan nilai keluarga agar anak-anak terhindar dari konten-konten atau informasi yang buruk. 

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan mateirnya dari bapak Dr. H. Mazuardi, M.Pd, beliau menyampaikan bahwa budaya digital itu adalah sebua produk dari inovasi teknologi digital yang memiliki karakter disruptif dalam kehidupan dan gaya hidup masyarakat. Dalam membangun budaya digital yaitu perlu adanya partisipasi masyarakat untuk memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Kemudian, adanya remediation, yaitu merubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat, laluada bricolage yaitu bagaimna memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru. Startegi untuk menumbuhkan perilaku dan budaya dalam transformasi digital yaitu kembangkan growt mindset seperti “saya akan mencoba” dan hindari fixed minded seperti “saya tidak bisa melakukan hal itu”. 

Saat ini fenomena yang terjadi memang anak-anak menggunakan teknologi e-learning, yang merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendiidkan dalam entuk sekolah maya. Hal yang perlu dilakukan oleh para guru dalam melakukan e-learning yaitu harus memilih media daring dengan bijak, memastikan jadwal pelaksanan pembelajaran, siapakan materi sesuai situasi, penugasan berbasi produk dan materi yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Perkembangan teknologi itu sesuai dengan apa yang kita manfaatkan karena teknologi seperti dua mata pisau bisa menjadi dampak baik ataupun buruk. Tri

Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Trivena Andrianta memberikan pertanyaan kepada ibu Dra. Hadijah Muhsin, M.M

Q : Bagaimana sebagai guru membentuk karakter siswa di era globalisasi serta bagaimana contohnya?

A : Anak-anak sekarang tidak bisa lagi dituntut dalam penuntasan pembelajaran melainkan dituntut berkarakter yang baik. Membutuhkan kerja sama antara guru dan orang tua bagi pembentukan karakter yang baik bagi anak. pendidikan dasar ini merupakan pendidikan yang baik untuk karakter anak-anak. Guru adalah cerminan bagi siswa. 

 

  1. Ummi Kholidah memberikan pertanyaan kepada bapak Koharudin S.T 

Q : Terkait media sosial, apakah Indonesia sudah membuat media sosial yang dibuat untuk pelajar yang berguna dalam pembelajaran?

A :  Di Indonesia sendiri sudah ada platform media sosial pembelajaran bagi siswa dan guru. Diantaranya, Rumah Belajar dari KEMENDIKBUD, dan SekolahKu. 

 

  1. Imam Fahrurozi memberikan pertanyaan kepada bapak Dr. Deni Satria, M.Pd. 

Q : Bagaimana literasi digital mulai digaungkan? Serta bagaimana peran pemerintah atas literasi digital baik di kota maupun daerah?

A : Pada daerah peolosok para guru dan pendidik bisa membagikan materi lewat WhatsApp, kendalanya bagi anak-anak kita yang tidak terjangkau karena terbatas sinyal. Peran pendidik dan orang tua saling bersinergi untuk bagaimana pendidikan berjalan. Di daerah mungkin untuk para guru dapat memberikan tugas bagi anak siswanya untuk dibawa pulang dan dikebalikan lagi seminggu kemudian

 

  1. Andik Pratama memberikan pertanyaan kepada bapak Dr. H. Mazuardi, M.Pd 

Q : Acuan atau indikator apa yang bisa dilakukan atas efektivitas pada kelancaran kegiatan belajar mengajar?

A : Pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak dituntut pada penuntasan kemudian pembelajaran yang bisa diikuti oleh siswa. Kemudian, ketika anak-anak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya. Lalu, dilakukan dengan metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran jarak jauh ini. Mencari aplikasi yang lebih baik dalam digital dan dalam konten memberikan soal-soal yang memberikan penalaran bagi anak-anak dan dengan waktu yang dibatasi. 

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, Fithriw Widanarty. Menurut beliau, dalam menggunakan media sosial kita harus memiliki filterisasi agar kita tidak terjebak hoax dan agar kita mengetahui bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan atau sharing hal-hal yang baik. Jika tidak pintar memilah dan memilih kita bisa mengkonsumsi informasi yang tidak sesuai usia. Jejak digital kita kan selalu ada. Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.