Webinar Literasi Digital: Menjaga Kualitas PJJ

Webinar Literasi Digital: Menjaga Kualitas PJJ

RIAUMANDIRI.CO, MERANTI - Webinar literasi digital pada pagi ini, Sabtu, 24 Juli 2021 dimulai pukul 09.10 yang dibuka oleh moderator, Lovenia Viona Gultom. Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada pagi ini adalah “Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah”. Moderator memersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo. 

Dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader, Joddy Caprinata selaku designer. Moderator berbincang dengan key opinion leader pada pukul 09.24.


Joddy Caprinata: Dari pandemi ini mendorong kita agar bercakap digital. Dulu kita bertemunya dengan pensil maupun buku, tetapi sekarang dituntut bertemu dengan handphone dan WIFI pastinya. Dengan belajar literasi digital ini bisa membuat kita semakin cakap akan digital

Moderator melanjutkan dengan membacakan tata tertib selama berjalannya webinar literasi digital. Setelah membacakan tata tertib, pukul 09.35 narasumber pertama yaitu, Nida Nidiana membawakan materi. Beliau adalah seorang Higher primary Academic coordinator Sekolah Madania. Materi yang disampaikan adalah “Keterampilan Digital”.

Summary: Di masa PJJ seperti ini menuntut para pendidik ataupun guru cakap akan aplikasi digital penunjang pembelajaran. Aplikasi yang bisa digunakan seperti Canva, Slides.go, dan Jamboard.

Digital skill adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan dan memanfaatkan digital devices untuk navigasi, evaluasi, dan membuat informasi untuk menunjang kebutuhan kita.

Keterampilan digital pada masa Pembelajaran Jarak Jauh meliputi pendidik maupun guru, gawai, dan juga murid.

Keterampilan digital untuk guru dan murid dalam menunjang pembelajaran  mengharuskan tampil pengoptimalkan gawai yang dimiliki, pastikan gawai dapat menunjang PJJ, memiliki aplikasi compatible pada gawai, tampil menggunakan platform kelas online, tampil membuat media pembelajaran yang menarik, dan tampil mengelola metakognisi pembelajaran.

Seberapa penting mengenal aplikasi digital?

Tentu sangat penting, karena di masa PJJ seperti ini menuntut para pendidik ataupun guru cakap akan aplikasi digital penunjang pembelajaran. Aplikasi yang bisa digunakan seperti Canva, Slides.go, dan Jamboard.

Pemaparan selesai pada pukul 09.47 WIB.

Narasumber kedua yaitu, Fadli Afriadi SP, MM Masrizal Umar, ST menyampaikan materi pada pukul 09.49. Beliau adalah seorang Chief marketing officer PT Spirit Inti Abadi. Materi yang disampaikan berjudul “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. 

Summary: Dampak negatif yang dihasilkan dari konten negative sendiri seperti terpapar ajaran radikalisme, bisa terpengaruh untuk memakai narkoba, kecanduan pornografi, misinformasi, menimbulkan kebencian, korban penipuan, dan menimbulkan rasa ketakutan. 

Jumlah pengguna perangkat digital terus bertambah menjadi 73 % total populasi Indonesia, transaksi daring semakin jamak dilakukan, dan sebanyak 4.250 kejahatan siber didapatkan hingga kini.

Terdapat strategi peningkatan kompetensi keaman digital seperti kognitif, afektif, dan behavioral. Kognitif sendiri merupakan membangun pengetahuan, afektif membentuk kesadaran untuk saling melindungi, dan behavioral untuk meningkatkan kesadaran juga kebiasaan. 

Internet sehat adalah aktifitas internet yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna internet secara kriteria umur, profesi, dan keyakinan yang bertujuan adanya konten yang pas juga tidak melanggar aturan hukum cyber yang berlaku.

Namun masih saja terdapat konten-konten negatif, contohnya; pornografi, pelanggaran hak paten, kekerasan, malware, perjudian, penipuan, narkoba, radikalisme, terorisme, SARA, ujaran kebencian dan hoax.

Dampak negatif yang dihasilkan dari konten negative sendiri seperti terpapar ajaran radikalisme, bisa terpengaruh untuk memakai narkoba, kecanduan pornografi, misinformasi, menimbulkan kebencian, korban penipuan, dan menimbulkan rasa ketakutan. 

Tips pembelajaran online:

  1. Ubah mindset dari teacher center learning ke student center learning

  2. Siapkan materi pembelajaran dengan baik

  3. Gunakan platforms pembelajaran online yang dikuasai dengan baik

  4. Berikan tugas atau ujian yang mendorong siswa untuk eksplorasi di internet

  5. Jangan teralu lama belajar secara sikronous,maksimal 2 jam

  6. Berikan respon dan nasehat secara positif

  7. Gunakan aplikasi yang memudahkan guru dalam bekerja

Pemaparan oleh narasumber kedua selesai pada pukul 09.11 WIB.

Materi selanjutnya disampaikan oleh narasumber ketiga yaitu Desisraheti, S.P pada pukul 09.14. Beliau selaku Kepala MAN 1 Kepulauan Meranti. Materi yang disampaikan adalah “Digital Ethnics”. 

Summary: Mari berbahasa yang benar dan beretika di ruang digital dengan cara penyampaian materi yang baik, menggunakan bahasa yang baik saat belajar online, serta cara menyikapi prilaku siswa saat pembelajaran online.

Selalu ingat! Bahwa tulisan adalah perwakilan diri kita dan yang diajak berkomunikasi adalah manusia.

Mari berbahasa yang benar dan beretika di ruang digital dengan cara penyampaian materi yang baik, menggunakan bahasa yang baik saat belajar online, serta cara menyikapi prilaku siswa saat pembelajaran online.

Penggunaan internet ataupun media sosial sebagai media pembelajaran akan sehat bila spiritual penggunanya sehat.

Apapun godaan di dunia maya, pondasi agama yang menentukan, baik atau buruk tergantung pada kekokohan anak-anak dalam membentengi akhlaknya.

Pemaparan oleh narasumber ketiga selesai pada pukul 10.32 WIB.

Materi keempat disampaikan oleh Syar’an Susilo, S.Pd selaku Kapala MAN 2 Kepulauan Meranti. Pemaparan dimulai pada pukul 10.37. Materi yang disampaikan oleh narasumber keempat berjudul “Budaya Bermedia Digital”.

Summary: Menjadi pendidik di era digital membutuhkan usaha yang lebih keras, berkembangnya dunia digital terkadang membuat guru dan siswa tidak lagi seperti yang diharapkan. 

Era digital telah membentuk tatanan baru dimana manusia dan teknologi hidup berdampingan dan senantiasa berkolaborasi. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan. 

Menjadi pendidik di era digital membutuhkan usaha yang lebih keras, berkembangnya dunia digital terkadang membuat guru dan siswa tidak lagi seperti yang diharapkan.

Dampak positif yang didapatkan memudahkan dalam mencari informasi maupun inovasi dalam pembelajaran, memudahkan proses pendidikan, dan meningkatkan kualitas pendidik serta murid dalam menggunakan media teknologi.

Sedangkan untuk dampak negatifnya seperti siswa terkadang menjadi tidak fokus dengan pelajarannya, banyak informasi mengenai game online, penyalahgunaan pengetahuan, maraknya penyebaran pornografi, dan pengaruh dari luar.

Pemaparan oleh narasumber keempat selesai pada pukul 15.52 WIB.

Setelah sesi pemaparan materi bersama para narasumber selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab dan diskusi antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money untuk yang beruntung.

  

  1. Khairiah memberikan pertanyaan kepada Nida Nidiana

Q : Bagaimana mengatasi problematika PJJ untuk tingkat TK, RA, SD, dan MI yang katakanlah hingga saat ini pembelajaran tatap muka masih dianggap sebagai paling efektif. Tentu tetap perlu disiapkan pembelajaran berbasis digital baik digital skill maupun konten pembelajaran yang efektif dan menarik anak?

A : Pembelajarannya singkat, jangan terlalu panjang. Berikan juga materi-materi kreatif. Dan bantu juga dengan alat-alat pelajaran untuk praktek.

 

  1. Putri Nur Annisyah  memberikan pertanyaan kepada Masrizal Umar, ST

Q : : Gimana cara kita untuk mengatasi agar tidak temakan omongan hoax? Lalu berinovasi agar terus baik dikalangan masyarakat?

A : Kembangkan bakatnya. Jangan menyamakan murid satu dengan murid lainnya, dan cobalah berkreasi agar para murid bisa eksplor.

 

  1. Sastri Wulandari memberikan pertanyaan kepada Desisraheti, S.Pd

Q : Bagaimana cara untuk bisa membuat murid-murid yang sedang mengikuti kelas Zoom agar mereka tidak bosan dan mereka bisa memahami apa yang telah disampaikan dengan baik dan benar?

A : Kita harus menyiapkan diri terlebih dahulu. Lalu siapkan background yang menarik. Selain background, materi yang akan dijelaskan juga dibuat semenarik mungkin. 

 

  1. Nova Nazira memberikan pertanyaan kepada Syar’an Susilo, S.Pd

Q : Bagaimana cara kita untuk menjaga budaya sendiri, melestarikan dari terciptanya sebuah budaya tanpa ada dampak negatif seperti tidak mempercayai sebuah budaya yang ada, dikarenakan tidak tertarik ataupun menginginkan sebuah budaya yang sudah dibangun diubah menjadi sebuah budaya yang berbeda?

A : Tidak semata-semata bisa merubah budaya asli, justru dengan adanya digital culture ini kita bisa menyaring dan memfilter mana yang valid dan juga yang tidak valid.

 

Sesi tanya jawab selesai pada pukul 11.22. Moderator kembali memanggil key opinion leader Joddy Caprinata. Beliau menyampaikan bahwa kita harus memiliki etika dalam bermedia dgitial. Untuk digital budaya, kita bisa mempromosikan budaya kita kepada orang luar, dan tetap melestarikan budaya hingga ke anak cucu nanti.

Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi pagi ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 11.37 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital!