Webinar Literasi Digital: Jaga Kualitas Belajar dari Rumah

Webinar Literasi Digital: Jaga Kualitas Belajar dari Rumah

RIAUMANDIRI.CO, INHU - Eval Wari, ACC. memaparkan tips pembelajaran online, yaitu: 1) ubah mindset dari Teacher Center Learning ke Student Center Learning; 2) siapkan materi pembelajaran dengan baik (teks, video, referensi); 3) gunakan platform pembelajaran online yang dikuasai dengan baik (misalnya google site, google classroom, Edmodo, moodle, dll); 4) berikan tugas atau ujian yang mendorong siswa untuk eksplorasi di internet (teks, video, infografis, dll); 5) jangan terlalu lama belajar secara sikronous (online), maksimal dua jam; 6) berikan respon dan nasehat secara positif bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) online secara baik; dan 7) gunakan aplikasi yang memudahkan guru dalam bekerja (misalnya google drive, google form, dll).

Dr. Agustina M. Purnomo, S.P., M.Si. memaparkan resiko ber-internet tidak sehat, yaitu kebiasan menyalin dari internet, bullying, penyebaran terorisme, pelunturan budaya lokal, kecanduan media online, hyperreality, pornografi, dan kurangnya kemampuan bersosialisasi. Internet menawarkan banyak jalan pintas. Kebiasaan menyalin (copy paste) dari internet, membuat para pelajar malas membaca buku. Belajar itu menjadi tahu, bisa, terampil, menerapkan, memperbaiki kepribadian. Bukan untuk mendapatkan nilai. 

Bynton Simanungkalit menjelaskan bahwa kecanggihan internet memberikan kemudahan bagi masyarakat sehingga menimbulkan budaya baru dan shock culture di masyarakat. Ketika kita berinteraksi di dunia maya, ada etika yang harus dijunjung para pengguna internet dan ada Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang mengatur perilaku kita di dalamnya. Tantangan baru dan etika di era digitalisasi. Hukum melindungi hak cipta dan kekayaan intelektual. Kita harus menampilkan sumber kutipan, gambar, dan video. Kita harus memberikan informasi yang sesuai fakta dan mengedepankan sopan santun. 


Andi Saputra, S.I.Kom. menjelaskan yang bisa diterapkan dalam pembelajaran daring, yaitu manajemen waktu, menjadi pembelajar yang mandiri, dan jaga kesehatan. Pendidikan dan teknologi harus saling berdampingan. Membangun budaya digital yang sehat. Nilai-nilai utama Pancasila seperti cinta kasih, kesetaraan, harmoni, demokratis, dan gotong royong yang harus kita tanamkan di dunia digital. Kunci interaksi media digital, yaitu 

@donikoil menyampaikan bahwa kita harus beradaptasi dengan dunia digital. Perlu adanya kerja sama antara pendidik, orang tua, dan pemerintah, agar membuat pembelajaran daring semakin menarik. Tips untuk menjaga kualitas belajar dari rumah, yaitu kita harus memiliki fasilitas yang baik dan mumpuni. Selain itu, buatlah ruangan khusus untuk belajar. Ada pekerjaan yang ditinggalkan, tetapi ada banyak peluang pekerjaan yang hadir saat ini. Yang kita butuhkan saat ini adalah temukan minat bakat yang kita sukai. Lalu kita cari peluang tersebut.

Ahmad Samsudin memberikan pertanyaan kepada Eval Wari, ACC.

Q : Bagaimana cara mengelola media sosial agar bisa digunakan untuk hal-hal produktif? Adakah kiat-kiat khusus untuk ini?

A : Pertama, kita harus memiliki pola pikir bahwa gadget seperti pisau bermata dua. Atur waktu kita untuk hal-hal produktif, juga buat tujuan yang ingin dicapai. Biasakan dengan time management kita. Siapa yang bisa mengatur waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, maka dia akan berhasil. Lakukan hal-hal yang bermanfaat sesuai tujuan kita. Efektifkan time managemenet agar kita tidak dikendalikan oleh teknologi, melainkan kita sendiri yang mengendalikannya, agar kita menjadi orang yang produktif bukan konsumtif.




















 

Kegiatan webinar literasi digital pada hari Jumat pukul 14.00 WIB, dengan tema “Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah” dibuka oleh moderator Irman Heryana. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 10 menit sebelum acara dimulai. Kemudian, moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan.  Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Kemudian, moderator mempersilahkan Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Samuel A. Pangerapan dan Bupati Indragiri Hulu, Rezita Meylani Yopi, S.E., untuk memberikan sambutan. Setelah rangkaian cara sambutan, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader, @donikoil, beliau adalah owner @godstarinc.

Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, Eval Wari, ACC. Beliau adalah Secretary General International Coaching Federation (ICF) Indonesia dan CEO Leadership Resources Indonesia, yang memberikan materi tentang “Digital Skill”. Beliau memaparkan tips belajar daring dengan efektif dan tenang, yaitu: 1) siapkan alat-alat yang menunjang pembelajaran sistem daring, 2) pilihlah tempat dan waktu yang paling nyaman agar tidak mudah terganggu dan merasa bosan dengan suasana yang monoton, 3) pilih juga gaya belajar yang paling kita sukai, 4) siapkan target belajar untuk menambahkan semangat, dan 5) jangan lupa waktu untuk menghibut diri agar merefresh kembali otak kita.

Etiket interaksi daring, yaitu: 1) login dengan identitas NAMA, 2) gunakan headset,
3) mute microphone dan klik simbol tangan untuk interupsi, 4) nonaktifkan video ketika tidak diminta oleh fasilitator, 5) izin via chat kepada fasilitator ketika meninggalkan ruang interaksi, dan 6) gunakan fasilitas/fitur dengan baik dan tanggung jawab. Tips pembelajaran online, yaitu: 1) ubah mindset dari Teacher Center Learning ke Student Center Learning; 2) siapkan materi pembelajaran dengan baik (teks, video, referensi); 3) gunakan platform pembelajaran online yang dikuasai dengan baik (misalnya google site, google classroom, Edmodo, moodle, dll); 4) berikan tugas atau ujian yang mendorong siswa untuk eksplorasi di internet (teks, video, infografis, dll); 5) jangan terlalu lama belajar secara sikronous (online), maksimal dua jam; 6) berikan respon dan nasehat secara positif bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) online secara baik; dan 7) gunakan aplikasi yang memudahkan guru dalam bekerja (misalnya google drive, google form, dll).

Kemudian, setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu Dr. Agustina M. Purnomo, S.P., M.Si. Beliau adalah seorang dosen Universitas Djuanda, yang memaparkan tentang “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Beliau menjelaskan bahwa pembelajaran online memerlukan kesiapan agar belajar online secara sehat. Para pelajar memerlukan kemampuan untuk mengatur diri sendiri, untuk belajar, untuk menentukan fokus, dan untuk mengatur target akademis sendiri. Selain itu, para pelajar harus mampu mengatur waktu mengerjakan tugas, istirahat, dan bermain internet. 

Resiko ber-internet tidak sehat, yaitu kebiasan menyalin dari internet, bullying, penyebaran terorisme, pelunturan budaya lokal, kecanduan media online, hyperreality, pornografi, dan kurangnya kemampuan bersosialisasi. Internet menawarkan banyak jalan pintas. Kebiasaan menyalin (copy paste) dari internet, membuat para pelajar malas membaca buku. Belajar itu menjadi tahu, bisa, terampil, menerapkan, memperbaiki kepribadian. Bukan untuk mendapatkan nilai. 

Setelah itu, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu Bynton Simanungkalit. Beliau adalah seorang reporter Tribun Pekanbaru, yang menyampaikan materi tentang “Etika Digital”. Beliau menjelaskan bahwa internet adalah sistem jaringan komputer yang saling terhubung secara global. Sedangkan media sosial adalah salah satu aplikasi berbasis internet. Kecanggihan internet memberikan kemudahan bagi masyarakat sehingga menimbulkan budaya baru dan shock culture di masyarakat. Ketika kita berinteraksi di dunia maya, ada etika yang harus dijunjung para pengguna internet dan ada Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang mengatur perilaku kita di dalamnya.

Tantangan baru dan etika di era digitalisasi. Hukum melindungi hak cipta dan kekayaan intelektual. Kita harus menampilkan sumber kutipan, gambar, dan video. Kita harus memberikan informasi yang sesuai fakta dan mengedepankan sopan santun. Beliau mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib, “Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.”

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya dari Andi Saputra, S.I.Kom. Beliau Researcher at Insight Institute, yang memberikan materi tentang “Budaya Digital”. Beliau menjelaskan bahwa budaya digital merupakan tatanan baru di mana manusia dan teknologi hidup berdampingan dan senantiasa berkolaborasi. Budaya digital adalah keseluruhan gaya hidup dan kebiasaan yang diciptakan oleh inovasi yang dibawa oleh zaman di mana manusia hidup. Teknologi lebih banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

Presiden Joko Widodo mengarahkan pemanfaatan konektivitas digital harus diiringi dengan tetap berpegang teguh pada kedaulatan bangsa. Sehingga konektivitas mampu memperkuat integrasi dan keberagaman bangsa melalui perilaku sikap etis dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Yang bisa diterapkan dalam pembelajaran daring, yaitu manajemen waktu, menjadi pembelajar yang mandiri, dan jaga kesehatan. Pendidikan dan teknologi harus saling berdampingan. Membangun budaya digital yang sehat. Nilai-nilai utama Pancasila seperti cinta kasih, kesetaraan, harmoni, demokratis, dan gotong royong yang harus kita tanamkan di dunia digital. Kunci interaksi media digital, yaitu melek huruf, melek teknologi, melek informasi, dan melek peradaban.

Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada beberapa penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000, -

  1. Ahmad Samsudin memberikan pertanyaan kepada Eval Wari, ACC.

Q : Bagaimana cara mengelola media sosial agar bisa digunakan untuk hal-hal produktif? Adakah kiat-kiat khusus untuk ini?

A : Pertama, kita harus memiliki pola pikir bahwa gadget seperti pisau bermata dua. Atur waktu kita untuk hal-hal produktif, juga buat tujuan yang ingin dicapai. Biasakan dengan time management kita. Siapa yang bisa mengatur waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, maka dia akan berhasil. Lakukan hal-hal yang bermanfaat sesuai tujuan kita. Efektifkan time managemenet agar kita tidak dikendalikan oleh teknologi, melainkan kita sendiri yang mengendalikannya. Agar kita menjadi orang yang produktif bukan konsumtif.


 

  1. Purna Sari memberikan pertanyaan kepada Dr. Agustina M. Purnomo, S.P., M.Si.

Q : Bagaimana cara agar kegiatan belajar lebih maksimal dan lebih efisien?

A : Yang merasakan kesulitan dalam belajar online bukan hanya siswa, melainkan juga gurunya. Power point tetap disediakan, tetapi frekuensi interaksi langsung antara guru dan murid harus lebih intens.

  1. Mahalita memberikan pertanyaan kepada Bynton Simanungkalit

Q : Bagaimana tips dan trik agar generasi merasa secure dari ujaran kebencian dan cyberbullying di media digital?

A : Undang-undang (UU) ITE tidak berjalan dengan sendirinya. Perlu ada pelaporan ke aparat, agar UU berjalan. Bully itu adalah karakter yang ada pemicunya. Kita harus lihat dari keluarga dan lingkungan si pembuli. Narsisme membuat seseorang melakukan pembulian.

  1. Rahmat Edi memberikan pertanyaan kepada Andi Saputra, S.I.Kom.

Q : Bagaimana pendapat Anda tentang pengguna internet yang menelan informasi di internet secara mentah-mentah? Apa saja barometer yang bisa menyerap budaya luar tanpa bertentangan dengan budaya Indonesia?

A : Banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa melek huruf, teknologi, informasi, dan melek peradaban. Sehingga mereka menelan informasi di internet secara mentah-mentah. Kita edukasi mereka dengan budaya-budaya yang tidak bertentangan dengan budaya Indonesia. Kita aktualkan dengan budaya yang ada.

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, @donikoil. Beliau menyampaikan bahwa kita harus beradaptasi dengan dunia digital. Beliau mengakui bahwa sulit untuk membuat anak agar berdiam diri di depan layar gadget untuk belajar. Harus ada kerja sama antara pendidik, orang tua, dan pemerintah, agar membuat pembelajaran daring semakin menarik. Tips untuk menjaga kualitas belajar dari rumah, yaitu kita harus memiliki fasilitas yang baik dan mumpuni. Selain itu, buatlah ruangan khusus untuk belajar. Ada pekerjaan yang ditinggalkan, tetapi ada banyak peluang pekerjaan yang hadir saat ini. Yang kita butuhkan saat ini adalah temukan minat bakat yang kita sukai. Lalu kita cari peluang tersebut.

Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.