Webinar Literasi Digital: Promosi Budaya Indonesia Melalui Media Digital

Webinar Literasi Digital: Promosi Budaya Indonesia Melalui Media Digital

RIAUMANDIRI.CO, INHU - Webinar literasi digital pada pagi ini, Rabu, 25 Agustus 2021 dimulai pukul 08.57 yang dibuka oleh moderator, Sonaria. Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada pagi ini adalah “Promosi Budaya Indonesia Melalui Media Digital”. Moderator memersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan kedua sambutan dari keynote speech, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo dan Rezita Meylani Yopi, SE. selaku Bupati Indragiri Hulu. Dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader, @tysanovennysariosa selaku News Anchor Tv One “Kabar Petang”, Professional Moderator & Pembawa Acara. Moderator menyapa sekaligus berbincang dengan key opinion leader seputar tema webinar hari ini pada pukul 09.10.

Moderator melanjutkan dengan membacakan tata tertib selama berjalannya webinar literasi digital. Setelah membacakan tata tertib, pukul 09.25 narasumber pertama yaitu, Siti Chotijah, S.IP., MA. membawakan materi. Beliau adalah seorang Ketua Umum Generasi Pesona Indonesia. Materi yang disampaikan adalah “Memajukan Pariwisata Desa Melalui Media Digital”.


SUMMARY: Tips dengan media sosial kita dan dengan melakukan donasi jempol seperti like, comment, dan share postingan positif dan promosi budaya dan pariwisata. Promosikan secara teratur dan konsisten terus menerus. Posting konten dan berikan update secara berkala, masukkan pesan seperti story telling. Konten berupa jejak dan investasi digital, dan terakhir bangga terhadap pariwisata dan budaya Indonesia.

Pariwisata adalah jalan tercepat untuk mensejahterakan bangsa. Wonderful Indonesia menduduki posisi ke 48 dari 180 brand dari berbagai negara. 222 kawasan pengembangan pariwisata, 88 KSPN, dan 50 destinasi pariwisata nasional. Desa adalah kekuatan dan primadona karena membangun Indonesia dimulai dari desa. Pengguna aktif media sosial di Indonesia adalah pengguna yang produktif. Media digital sudah menjadi referensi utama masyarakat untuk mencari informasi, kita harus sadar masyarakat belum terliterasi dengan baik dengan melihat pengguna media sosial belum bisa dikatakan mampu memilah informasi dan menetralisir berita hoax. Kita tidak boleh pesimis karena media digital harus kita ikuti karena dampaknya sangat luar biasa. Social media memiliki perkembangan yang sangat luar biasa sehingga dapat melahirkan content creator. Apa yang ada di dunia nyata kita wajib kita bawa ke ranah digital seperti promosi budaya melalui media digital.

Konten akan bermakna jika didistribusikan dengan baik. Berbicara digital algoritmanya selalu berubah, kita harus mampu melakukan digital analytic. Kita harus memilah mana berita bohong, berita hoax, dan lain-lain. Wisata merupakan salah satu kontribusi pemerintah dan salah satu alternatif untuk melestarikan budaya Indonesia. Berbicara tentang konten produksi, ada satu tren agar semakin global. Orang akan melihat konten yang unik dan bersifat local. Konten yang semakin local maka akan semakin mudah untuk mengglobal. Tips dengan media sosial kita dan dengan melakukan donasi jempol seperti like, comment, dan share postingan positif dan promosi budaya dan pariwisata. Promosikan secara teratur dan konsisten terus menerus. Posting konten dan berikan update secara berkala, masukkan pesan seperti story telling. Konten berupa jejak dan investasi digital, dan terakhir bangga terhadap pariwisata dan budaya Indonesia. Pukul 09.44 pemaparan dari narasumber pertama selesai.

Narasumber kedua yaitu, Feri F. Alamsyah, M.I.Kom. menyampaikan materi pada pukul 09.46. Beliau adalah seorang Dosen Ilmu Komunikasi. Materi yang disampaikan berjudul “Promosi Budaya Indonesia Melalui Media Digital: Keamanan Digital”. 

SUMMARY: Jangan sembarang melakukan klik pada tautan iklan yang sering muncul, hati-hati dengan telepon dari nomer yang tidak dikenal, hati-hati membuka informasi berupa undian, hadiah jutaan rupiah melalui email, SMS, dan lain lain. Hindari login akun digital di computer atau Handphone orang lain, jangan lupa untuk selalu log out atau sign out setelah selesai, pastikan hapus aplikasi dan data di gadget lama, dan jangan lupa untuk rajin update di semua perangkat lunak anda.

Berbagai macam media seperti media massa ternama terdapat informasi yang tidak benar atau data yang fiktif setelah ditelusuri. Kategori informasi yang berbahaya adalah berita yang mengandung informasi bohong atau hoax, informasi yang dipelintir atau rekayasa, informasi yang dipilih atau diarahkan, dan informasi yang mengandung ujaran kebencian. Jika kebenaran informasi masih belum jelas, sebaiknya kita tidak mudah terpancing untuk re-share, re-post, re-upload, retweet, dan lain-lain. Semua yang kita lakukan di media sosial akan terekam dan menjadi jejak digital kita. Rekam jejak digital akan berdampak pada dunia bisnis, dunia pekerjaan, dunia politik, dan dunia sosial seperti pertemanan, keluarga, dan lain-lain.

Rekam jejak digital merupakan sebaran data, masing-masing gawai atau gadget berpotensi akan menyimpan data tersebut. Proses rekam jejak digital dimulai dari unggahan atau postingan berupa review, testimoni, prestasi, profil, rekam jejak multimedia melalui media sosial seperti facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Whatsapp, dan lain-lain. Dan juga media massa seperti TV, radio, surat kabar, majalah, media daring, dan lain-lain. Kita dapat melakukan keamanan data kita di ruang digital dengan cara membuat kombinasi yang beragam yang terdiri dari huruf, angka, dan symbol. Gunakan verifikasi 2 tahap atau 2 langkah, memperbaharui kata sandi secara berkala, gunakan kata sandi yang berbeda-beda pada setiap akun yang anda miliki, jangan beri tahu kata sandi kita pada orang lain, hati-hati dengan kode otentifikasi seperti OTP, dan jangan lupa untuk gunakan password manager. Kita juga perlu mengoptimalkan fitur media sosial dengan cara memprivate akun kita, membatasi lokasi, dan data pribadi kita, lakukan pembatasan seperti restricted mode, sharing accounts atau control orang tua, menghapus konten atau komentar, lakukan pembatasan jumlah komentar atau sama sekali dimatikan, dan blokir. Hindari media sosial kita dari phising yaitu Teknik penipuan yang bertujuan mencuri data dan informasi penting korban, sementara scam adalah Teknik penipuan yang mengandalkan perasaan korban.

Jangan sembarang melakukan klik pada tautan iklan yang sering muncul, hati-hati dengan telepon dari nomer yang tidak dikenal, hati-hati membuka informasi berupa undian, hadiah jutaan rupiah melalui email, SMS, dan lain lain. Hindari login akun digital di computer atau Handphone orang lain, jangan lupa untuk selalu log out atau sign out setelah selesai, pastikan hapus aplikasi dan data di gadget lama, dan jangan lupa untuk rajin update di semua perangkat lunak anda. Pemaparan selesai pada pukul 10.07 WIB.

Materi selanjutnya disampaikan oleh narasumber ketiga yaitu Mahmud H. Wafi, M.A. pada pukul 10.11. Beliau selaku Peneliti Budaya & Praktisi Digital. Materi yang disampaikan adalah “Kampanye Toleransi Via Media Sosial”. 

SUMMARY: Strategi kampanye di media sosial yang bisa kita gunakan adalah secara konsisten, terjadwal, dan dalam kuantitas yang besar. Metode maximum outgroup provit, melakukan rekategorisasi, ketahui wilayah personal dan wilayah moral, dan meningkatkan empati antarkelompok.

Sejumlah penelitian, mengkonfirmasi bahwa sikap toleransi, keterbukaan, dan penghargaan terhadap perbedaan termasuk kepada kelompok minoritas dan marjinal, aktor-aktor Pendidikan kita masih lemah. Di ranah Pendidikan tinggi, sejumlah studi menunjukkan merebaknya paham ekstremisme di kalangan perguruan tinggi, fenomena ekslusivisme dalam buku teks Pendidikan agama dikalangan perguruan tinggi umum, aktivis mahasiswa muslim memiliki pemahaman keagamaan yang cenderung tertutup. Kegiatan keagamaan di lingkungan kampus mendorong tumbuh suburnya pandangan keagamaan yang eksklusif. Media sosial secara tidak langsung telah menciptakan limitless interaction atau interaksi sosial tanpa batas ruang dan waktu. Dampak positif dan negatifnya adalah media sosial menyediakan fitur-fitur yang memungkinkan penggunanya untuk membentuk kelompoknya sendiri. Negatifnya adalah propaganda bahwa outgroup atau kelompok lain sebagai sebuah ancaman bagi ingroup atau kelompok sendiri.

Media sosial mampu membentuk intoleransi, informasi diskriminatif, hate speech seperti meningkatkan prasangka, mengurangi outgroup favoritism secara sangat signifikan serta memperkuat kompetisi sosial. Ancaman dari outgroup dalam hal ini merupakan predictor terkuat bagi perilaku intoleransi. Pentingnya toleransi tentunya merupakan sikap untuk menerima perbedaan, mengubah penyeragaman menjadi keragaman, mengakui hak orang lain, menghargai eksistensi orang lain, dan mendukung secara antusias terhadap perbedaan budaya dan keragaman ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Strategi kampanye di media sosial yang bisa kita gunakan adalah secara konsisten, terjadwal, dan dalam kuantitas yang besar. Metode maximum outgroup provit, melakukan rekategorisasi, ketahui wilayah personal dan wilayah moral, dan meningkatkan empati antarkelompok. Pemaparan oleh narasumber ketiga selesai pada pukul 10.32.

Materi keempat disampaikan oleh Nugroho Noto Susanto, S.IP. selaku KPU Provinsi Riau. Pemaparan dimulai pada pukul 10.36. Materi yang disampaikan oleh narasumber keempat berjudul “Promosi Budaya Indonesia Melalui Media Digital”.

SUMMARY: Cara untuk membangun budaya digital berkemajuan adalah dengan menanam Imaji keindonesia yang komprehensif, pendidikan multikultural yang autentik dan berjelanjutan, mewujudkan keadilan sosial pada sila ke lima Pancasila, menumbuhkan toleransi yang autentik, dan jadilah agen pribadi anak bangsa yang berkarakter.

Indonesia dikenal sebagai negara multikultur (Agama, Intra Agama, Suku, Bahasa, Warna Kulit, Geografis, Adat, Ideologi). Sejarah Keindonesiaan beberapa kali retak akibat adanya konflik berbasis identitas, atau ideologi. Budaya digital tak dapat dihindari. Teorema “internet is everything”, diikuti dengan budaya digital media baru, yaitu media sosial. Keindonesiaan pada hampir sewindu belakangan, acapkali tercoreng akibat menguatnya polarisasi masyarakat bahkan pembelahan masyarakat yang pemicunya adalah derasnya arus bias informasi di media sosial. Keretakan social di Indonesia dapat terjadi karena imaji keindonesiaan yang belum tuntas oleh warga negara, psikologis Massa Dalam Situasi Kesenjangan Sosial, dan Ekonomi. Kepentingan Elektoral dengan memanfaatkan Politisasi SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan), dan psikologis masyarakat modern yang membentuk budaya konsumerisme, individualisme. Cara untuk membangun budaya digital berkemajuan adalah dengan menanam Imaji keindonesia yang komprehensif, pendidikan multikultural yang autentik dan berjelanjutan, mewujudkan keadilan sosial pada sila ke lima Pancasila, menumbuhkan toleransi yang autentik, dan jadilah agen pribadi anak bangsa yang berkarakter. Pemaparan oleh narasumber ketiga selesai pada pukul 10.56.

Setelah sesi pemaparan materi bersama para narasumber selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab dan diskusi antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money untuk yang beruntung.

 

  1. Widya Ika memberikan pertanyaan kepada Siti Chotijah, S.IP., MA.

Q : Bagaimana kita sebagai generasi muda di desa kita, untuk membangun & meningkatkan destinasi desa berbasis digital, agar destinasi di desa kita dapat bersaing dengan destinasi desa lainnya, mengingat terkadang meskipun kita sudah berperan aktif melakukan promosi di media sosial akan tetapi destinasi di desa kita masih belum bisa bersaing? 

A : Apakah desa sudah siap untuk dipromosikan, dan memenuhi persyaratan seperti memenuhi kebutuhan wisatawan seperti home stay, dan lain-lain. Sudah siapkah produk wisatanya, lalu kita harus siap untuk mempromosikan wisata di desa kita. Lalu kita juga mengerti literasi digital seputar desa seperti jujur, update foto yang bagus, menjelaskan secara story telling. Harapannya adalah memakai hashtag khusus agar data bisa di tracking, meminta orang-orang untuk posting destinasi wisata kita, dan orang yang datang memberikan testimoni positif orang yang datang.

 

  1. Novita Sari memberikan pertanyaan kepada Feri F. Alamsyah, M.I.Kom.

Q : Bagaimana cara kita sebagai pengguna media sosial untuk menjaga dan mengamankan media sosial tersebut dari hacker dan apakah ada cara yang memang aman untuk menjaga akun media sosial itu dari kejahatan hacker?

A : Coba untuk logout setelah selesai menggunakan dan jangan menggunakan computer kantor, tetangga, saudara, teman untuk login media sosial Ibu. Jangan lupa di update gadget Ibu, dan update password secara berkala. 

 

  1. E. Mariani memberikan pertanyaan kepada Mahmud H. Wafi, M.A. 

Q : Bagaimana tips dan trik menurut bapak agar kita ramah dalam dunia digital dan berbisnis sekarang ini?

A : Mengetahui segmentasi yang sesuai dengan produk yang kita jual, sisipkan narasi local dan budaya agar menjadi daya Tarik sendiri untuk konsumen.

 

  1. Predy Siswanto memberikan pertanyaan kepada Nugroho Noto Susanto, S.IP.

Q : Bagaimana meningkatkan literasi untuk meningkatkan kecintaan terhadap nilai-nilai kebudayaan daerah ketika globalisasi dan kemajuan teknologi mulai menggerusnya, dimana salah satu buktinya adalah kecintaan anak-anak muda akan budaya kebarat-baratan dan malah menganggap budaya sendiri kuno dan aneh?

A : Kita perlu menambah dan memperkuat informasi tentang kebudayaan kita. Mari sama-sama kita filter kebudayaan luar, tidak semua budaya luar jelek dan tidak semua budaya luar baik. Kita akomodasi antarbudaya untuk saling berdialog.

 

Sesi tanya jawab selesai pada pukul 11.15. Moderator kembali memanggil key opinion leader @ tysanovennysariosa: “Memperkenalkan budaya Indonesia tidak hanya ke luar negeri tetapi bisa antar masyarakat.”

Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi pagi ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 11.25 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital!