Webinar Literasi Digital: Upaya Cegah Hadapi dan Lawan Perundungan Digital

Webinar Literasi Digital: Upaya Cegah Hadapi dan Lawan Perundungan Digital

RIAUMANDIRI.CO, DUMAI - Webinar literasi digital pada siang ini Sabtu, 14 Agustus 2021 dimulai pukul 09.00 yang dibuka oleh moderator, Ghaji MR Fauzan. Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada siang ini adalah “Upaya Mencegah, Menghadapi dan Melawan Perundungan Digital (cyberbullying)”. Moderator memersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. 

Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dari Bupati Indragiri Hulu, Rezita Meylani Yopi, SE. Lalu, setelah acara sambutan selesai, dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader, @queenpopi selaku owner @gaiabiai, Konten Kreator Youtube Bilik Biai. 

Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, yaitu Dr. Gushevinalti, M.Si – Dosen Ilmu Komunikasi dan Penggiat Literasi Digital. Beliau menyampaikan materi tentang “Digital Skills: Jaga Bersama Ruang Digital Kita”. *SUMMARY: Ada tiga bentuk cyberbullying di media sosial seperti harrashment atau perkataan mengancam atau menyakiti. Lalu, cyberstalking atau memata-matai kehidupan seseorang dan menghinanya di media soial. Kemudian, outing atau trickery, yang merupakan membagi informasi orang lain yang berpotensi menyakiti, dan menjebak orang lain sehingga tanpa sadar orang tersebut tidak sadar membagikan informasi diri yang memalukan. 


Beliau menyampaikan bahwa, sebuah penelitian dari Microsoft, saat ini Indonesia menjadi netizen yang paling tidak sopan di media sosial se-Asia Tenggara. Selain itu, dengan banyaknya konten negatif seperti ujaran kebencian, scamming, hoaks dan sebagainya. Namun, tidak hanya dampak negative tentunya banyak dampak positif di dunia digital ini. Salah satunya dengan banyak manfaat internet untuk memudahkan segala aktivitas kita. Tetapi, saat ini Kesehatan Digital adalah menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang mampu merusak kesehatan digital seperti, kekerasan, cyberbullying, pornografi, self-harm atau suicide, kekerasan seksual dan sebagainya. Saat ini masyarakat sudah berubah, dalam berkomunikasi, mencari informasi, dan cara atau etika dalam menggunakan media dan muncul karakter baru yaitu user-audience generated. 

Salah satu konten negatif di media sosial adalah tentang cyberbullying, yaitu semua perilaku yang berulang dan bertujuan untuk menyakiti dan menghina seseorang dengan menggunakan internet dan media digital lainnya. Ada tiga bentuk cyberbullying di media sosial seperti harrashment atau perkataan mengancam atau menyakiti. Lalu, cyberstalking atau memata-matai kehidupan seseorang dan menghinanya di media soial. Kemudian, outing atau trickery, yang merupakan membagi informasi orang lain yang berpotensi menyakiti, dan menjebak orang lain sehingga tanpa sadar orang tersbeut tidak sadar membagikan informasi diri yang memalukan. 

Maka, tips agar aman dari cyberbullying dengan mengoptimalkan fitur keamanan di media sosial kita, pikirkan baik-baik sebelum posting, perhatikan konten dan menjaga sikap, menjaga mental yang sehat dengan saring kata kunci ternetu dari komentar yang masuk serta lindungi data pribadi.

Kemudian, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu Mayrianti Annisa Anwar, SP., M.Si – Kerjasama – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang menyampaikan materi tentang Pelajar dan Guru Terampil Belajar Daring. *SUMMARY: Tips aman dari cyberbullying yaitu dengan: Berpikir sebelum menulis seusau di media sosial, Tidak sembarang bercerita di sosial media, Tidak posting terlalu sering atau banyak, Perhatikan fitur pengaduan yang ada di media sosial, Hindari konten posting-an yang aneh, Atur media sosial dengan private account, Pintar-pintar memilih teman di sosial media dan gunakan fitur Unfollow, Blokir, Laporkan.

Beliau menyampaikan bahwa, Internet Sehat atau Internet Safety atau Cyber Safety adalah sebuah bentuk keamanan saat mengakses internet. Penggunaan internet secara berhati-hati, mengakses informasi yang baik-baik dan tidak mengakses halhal yang berbau negatif. Pengaruh konten negatif sudah sering diberitakan di berbagai media berupa pemuatan gambar pornografi, perjudian, penipuan, pelecehan, pencemaran nama baik dan berita bohong serta dampak cyberbullying yang biasanya menimpa anak-anak dan sesama remaja. Bahkan kejahatan dunia maya yang dikenal sebagai cybercrime sudah sampai pada peretasan situs - situs penting dalam negeri. 

Cyberbullying atau perundungan dunia maya ialah perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel. Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Namun cyberbullying meninggalkan jejak digital atau sebuah rekaman maupun catatan yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku salah ini. 

Tips aman dari cyberbullying yaitu dengan: Berpikir sebelum menulis seusau di media sosial, Tidak sembarang bercerita di sosial media, Tidak posting terlalu sering atau banyak, Perhatikan fitur pengaduan yang ada di media sosial, Hindari konten posting-an yang aneh, Atur media sosial dengan private account, Pintar-pintar memilih teman di sosial media dan gunakan fitur Unfollow, Blokir, Laporkan. Untuk menghindari hal tersebut kita perlu mengamankan perangkat kita dengan cara memiliki software pelindung aplikasi dan gadget, seperti Anti Spam Call. Lalu, update antivirus secara rutin, selektif memilih spyware, dan Proteksi dari Physing menggunakan Netcraft Phishing Protection.

Setelah itu, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu Fitrianis, S.Pd – Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu, yang menyampakan materi tentang “Etika Digital: Interaksi Online Nyaman, Kikis Perundungan Digital”. *SUMMARY: Untuk menyikapi Cyberbullying di dunia digital dengan cara : Tidak Perlu Ditanggapi, Tanggapi Dengan Kata-Kata Menyejukan, Jangan Masukan Ke Dalam Hati dan Blokir atau Laporkan ke Pihak Berwajib. Bijaklah dalam menggunakan Media Sosial serta harus pintar dalam memilih pertemanan di Media Sosial serta tidak sembarang bercerita di Media Sosial.

Beliau menyampaikan bahwa, etika dalam berinetraksi di dunia maya dan bersikap terhadap sesame pengguna internet dengan selalu berhati-hati membagi informasi seperti bicara seputar kehidupan pribadi, terlebih sangat pribadi dan sensitive, Tidak bicara dan membagi konten yang memiliki unsur SARA dan Pornografi, dan Hindari bicara yang merendahkan harga diri atau melecehkan orang lain, kelompok, ras, atau bangsa lain. Lalu, selain itu, Hindari bicara yang bersifat adu domba, memaki, menyalahkan, atau bersengketa, mendeskriminasikan, memburuk-burukan, mencela, atau yang menyinggung dan dapat menimbulkan konflik sehingga dapat berakhir di meja hijau. 

Yang dibutuhkan adalah Toleransi terhadap pengguna lain di dunia maya dengan membuat media sosial untuk sarana peningkatan harmonisasi antar umat beragama dengan menggunakan akun-akun yang toleran dan menggunakan media
daring untuk kegiatan-kegiatan kooperatif dan kontak antarumat beragama. Maka, untuk menyikapi Cyberbullying di dunia digital dengan cara :

  1. Tidak Perlu Di Tanggapi

  2. Tanggapi Dengan Kata-Kata Menyejukan

  3. Jangan Masukan Ke Dalam Hati

  4. Blokir atau Laporkan ke Pihak Berwajib

Bijaklah dalam menggunakan Media Sosial serta harus pintar dalam memilih pertemanan di Media Sosial serta tidak sembarang bercerita di Media Sosial.

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya dari Husnul Qari, S.E., Sy., M.Si – Lingkar Studi Ketahanan Nasional. Beliau menyampaikan materi tentang “Membangun Budaya Digital Melalui Nilai-Nilai Pancasila”. *SUMMARY: Nilai-nilai Pancasila dalam membangun budaya digital dengan membina kerukunan hidup umat beragama, dengan tidak melakukan penghinaan, perendahan, pengucilan, perundungan terhadap kelompok tertentu. Menjunjung tinggi kerjasama dibanding memprovokasi konflik dan tidak melakukan ujaran kebencian. Lalu, mengusahakan, memprioritaskan, mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau kelompok. Kemudian, terakhir dengan mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja keras, dan peduli sesama. 

Beliau menyampaikan bahwa, Budaya Digital mengacu pada budaya yang dibentuk oleh kemunculan dan penggunaan teknologi digital. Budaya digital adalah sebuah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia. Ini adalah acara kita berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam masyarakat. Ini berlaku untuk banyak topik tetapi turun ke satu tema menyeluruh, hubungan antara manusia dan teknologi. 

Dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta. Waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit dan aplikasi yang paling banyak digunakan, secara berurutan posisi pertama adalah YouTube, WhatsApp, Instagram, Facebook, lalu Twitter.fenomena yang etrjadi di duna digital saat ini seperti banyaknya berita hoax, ujaran kebencian (hatespeech), bullying, penjualan data dan child grooming. 

Nilai-nilai Pancasila dalam membangun budaya digital dari sila pertama, untuk membina kerukunan hidup umat beragama dan tidak Melakukan perundungan baik verbal maupun nonverbal berdasarkan agama. Pada sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, dnegan tidak melakukan penghinaan, perendahan, pengucilan, perundungan terhadap kelompok tertentu. Sila ketiga, persatuan Indonesia, dengan menjunjung tinggi kerjasama dibanding memprovokasi konflik dan tidak melakukan ujaran kebencian. Sila keempat, dengan Mengusahakan, memprioritaskan, mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau kelompok. Kemudian, sila kelima, dengan Mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja keras, dan peduli sesama. 

Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada beberapa penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Devi Ningtyas memberikan pertanyaan kepada Dr. Gushevinalti, M.Si

Q : Bagaimana cara kita memilah berita hoax di media sosial? dan bagaimana cara meningkatkan mutu baca masyarakat yang kita ketahui suka banget hanya membaca judul besarnya saja yang sering membuat masyarakat tergiring ke opini yang salah?

A : Untuk hoax ini menjadi ancaman bangsa, caranya dengan unduh aplikasi hoax buster tools (HBT), lalu bisa cek lewat whatsapp melalui chat bot atau kunjungi situs turnbackhoax atau cekfakta.com. Hoax beredar ketika masyaraakt tidak selesai membaca suatu berita. Maka, kita perlu membaca sampai selesai, cek sumber berita, cek judul dan isinya, baru setelah itu bisa dibagikan atau jika menemukan yang tidak benar maka cukup berhenti di kita. 

 

  1. Mardiyah memberikan pertanyaan kepada ayrianti Annisa Anwar, SP., M.Si

Q : Apa kiat kita untuk mampu melihat dan mencerna informasi yang bertebaran di dunia maya agar tidak ‘tersesat’, terutama untuk kaum muda atau pelajar?

A : Kita harus lebih cakap dalam memilah yang positif dan negative di internet. Kita perlu lakukan riset, riset dan riset dan tidak langsung menilai sesuatu secara cepat. Jangan mudah percaya atau terhasut  dan melihat informasi yang aktual. 

 

  1. Rabbuni memberikan pertanyaan kepada Fitrianis, S.Pd

Q : Bagaimana cara kita bebas berekspresi di media sosial, tanpa harus takut dengan stigma akan susah mencari pekerjaan ke depannya?

A : *NARASUMBER KETIGA OUTFRAME DALAM ZOOM, DIBANTU OLEH NARASUMBER PERTAMA UNTUK MENJAWAB*

Dr. Gushevinalti, M.Si: Untuk stigma tersebut, yang menjaga jejak digital kita adalah diri kita sendiri harus perhatikan apa yang kita bagikan di media sosial. Karena rekam ejjak digital ini sangat kejam, dunia maya sekarang bukan lagi dunia alternatif  tetapi sudah menjadi dunia yang nyata untuk menggambarkan diri kita. 

 

  1. Adira Rahman memberikan pertanyaan kepada Husnul Qari, S.E., Sy., M.Si

Q  : Bagaimana tips untuk mengurangi pengaruh buruk dari teknologi bagi generasi muda yang dapat dikatakan belum cukup kuat untuk menangkal pengaruh buruknya?

A  : Untuk mengurangi pengaruh buruk ini yang melanda generasi muda, jangan sampai melakukan hal-hal yang seblumnya tidak kita pikirkan. Hal-hal yang kita tuju dan kita cari di media sosial itu hanya untuk yang positif. Gunakan digital ini sebagai sarana untuk melakukan hal yang positif. Lebih menjaga untuk tidak melakukan hal buruk dan meningkatkan literasi digital. 

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, yaitu @queenpopi. Beliau menyampaikan bahwa,  dengan adanya fenome cyberbullying ini adalah fenomena yang sangat disayangkan terjadi media sosial. Dalam perkembangan teknologi digital ini, jika kita menggunakan media sosial secara positif maka yang akan kita dapatkan maka akan kembali positif. Fokus terhadap diri sendiri dan hobi agar lebih produktif di media sosial. Jika kita menemukan berita negatif maka cukup berhenti di diri kita sendiri. Kalau kita tidak bisa membatasi diri maka kita akan lepas menuju ke arah yang mungkin negatif. Kembali lagi ke diri kita masing-masing untuk bijaksana dan memilah serta memilih yang baik. 

Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator memanggil kembali para penanya terpilih lainnya yang berhak mendapat e-money sebesar Rp. 100.000,-. Setelah itu moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.