PTM Saat Pandemi: Belajar 2 Jam, Isi Kelas 50 Persen

PTM Saat Pandemi: Belajar 2 Jam, Isi Kelas 50 Persen

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Pembelajaran tatap muka (PTM) untuk tingkat SMA/SMK sederajat di Riau sudah dimulai pada Rabu (8/9), dengan penerapan protokol kesehatan (Prokes) ketat. Hal itu sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri di masa pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Zul Ikram menjelaskan, secara umum pelaksanaan PTM berjalan sesuai aturan. Pihaknya telah memberikan petunjuk teknis yang disesuaikan dengan SKB 4 Menteri.

“Sekolah tatap muka sudah dimulai, tergantung kesiapan sekolah petunjuk teknisnya yang kita berikan disesuaikan dengan aturan. Seperti meminta persetujuan Tim Gugus Covid-19 kabupaten/kota. Kalau sekolah mendapatkan itu, mereka sudah jalan. Yang jelas sudah kita mulai,” ujar Zul Ikram, Rabu (8/9/2021).


Ditambahkan Zul Ikram, untuk tahap awal sesuai dengan penerapan level PPKM di seluruh daerah masih berada di level 3. Untuk itu sekolah secara bertahap memulai dengan 50 persen kehadiran jumlah siswa setiap kelasnya. Setiap harinya sekolah mengatur jadwal belajar, jika melebihi kuota maka sekolah menggunakan sistem shif atau ada yang masuk pagi, siang, dan jumlah hari dalam seminggu.

“Jika satu kelas jumlah siswanya 50 tentu yang masuk 25 siswa, disesuaikan dengan jumlah siswa. Dan selama pembelajaran, siswa menjaga jarak, siswa wajib menggunakan masker, dan mencuci tangan sebelum masuk. Jumlah belajarnya juga dibatasi selama dua jam,” jelas Kadisdik.

Lebih jauh dikatakan Kadisdik, pihak telah membuat tiga pola dalam proses belajar mengajar di tengah masa pandemi Covid-19. Termasuk memberikan pilihan bagi orang tua, bisa mengizinkan anaknya sekolah tatap muka, atau tetap belajar daring dengan tugas yang diberikan oleh pihak sekolah.

“Dinas pendidikan memberikan proses belajar dengan pola, belajar jarak jauh dan tatap muka terbatas. Siswa bisa menjalankan dengan pola ketiga, pola satu, dan pola dua. Lalu dari pihak sekolah memberikan opsi juga kepada anak-anak melalui orang tua, pihak sekolah berhak memberikan untuk memilih daring atau tatap muka terbatas dari persetujaun orang tua,” jelas Zul Ikram.

“Yang ketiga, sekolah yang sudah mengisi daftar periksa di Dapodik secara online, dan diajukan ke kementerian sesuai SKB 4 menteri yang berhubungan protokol kesehatan. Sekolah tatap muka ini agar ada interkasi anak-anak di sekolah. Pertemuan yang terbatas ini juga dapat memfasilitasi kesulitan belajar yang dilakukan secara daring,” katanya mengakhiri.

Sementara itu, Wakil Humas SMA Negeri 1 Pekanbaru, Budi Arianto mengatakan, oihaknya telah menggelar PTM dengan mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, di masa pandemi COVID-19 ini.

"Hari ini kami sudah melaksanakan sekolah tatap muka terbatas dengan dua sesi. Kan kapasitasnya 50 persen. Berarti kalau satu kelas itu 36 jadi satu sesi yang hadir itu sekitar 18 orang," ujarnya kepada Haluan Riau, Rabu (8/9).

Dijelaskan Budi, untuk proses belajar-mengajar hanya diperbolehkan 2 jam. Ia juga menyebut belajar tatap muka terbatas ini berlaku untuk seluruh kelas.

"Hanya 2 jam untuk satu sesi. Sesi pertama dimulai dari 7.30-9.30. Selanjutnya 1 jam dipakai istirahat. Kemudian disambung sesi ke dua, 2 jam lagi belajar. Sesi dua ini dari jam 10.30-12.30," jelasnya

"Belajar tatap muka terbatas berlaku untuk seluruhnya. Dari kelas sepuluh, sebelas, juga dua belas. Intinya sudah disesuaikan dengan aturan jam masuk," tambahnya.

Diungkapkan Budi, sekolah tatap muka terbatas ini hanya dilakukan dari Senin hingga Kamis. Sementara untuk Jumat masih secara online atau daring.

"Kita tatap muka terbatas dari Senin-Kamis. Sementara Jumat tetap daring,"
pungkasnya.

Selain itu, Budi meminta agar pihak sekolah tetap menjalankan prokes yang ketat, sebagaimana aturan yang berlaku. Ia juga meminta para guru-guru lebih memperhatikan kondisi anak-anak.

"Harapannya, semua pihak sekolah bisa menjalankan tatap muka terbatas ini dengan prokes yang ketat. Kita juga dari pihak guru, berupaya semaksimal mungkin menyampaikan kepada anak-anak untuk selalu menjaga diri. Kita juga berharap tidak ada anak-anak yang sakit," tutupnya.