Peringatan Hari Konstitusi, Ketua MPR RI: Belajarlah dari Agus Salim dan Bung Hatta

Peringatan Hari Konstitusi, Ketua MPR RI: Belajarlah dari Agus Salim dan Bung Hatta

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak bangsa Indonesia belajar dan meneladani para pendiri dan pemimpin bangsa ini di masa lalu, seperti H. Agus Salim, Bung Hatta dan M. Natsir.

Ketika menyampaikan pidato pada Peringatan Hari Konstitusi dan Kelahiran MPR di gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/8/2021), Bamsoet menyampaikan beberapa kisah kehidupan para pendiri bangsa yang patut diteladani.

"Jika kita ingin belajar kesahajaan dan kesederhanaan, cukuplah kita belajar dari H. Agus Salim. Dia adalah seorang diplomat ulung yang tidak malu mengenakan jas lusuh dan bertambal, seorang menteri, dan pendiri bangsa yang sering kekurangan uang belanja," ujar Bamsoet.

Dalam kehidupan kesehariannya, Bamsoet menyebut H. Agus Salim adalah  seorang kontraktor, karena tempat tinggalnya selalu berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya.

Salah satu kontrakannya adalah sebuah rumah mungil dengan satu ruangan besar, yang berada di gang sempit dan padat penduduk di bilangan Jatinegara.

"Begitu pintu dibuka akan ada koper-koper terkumpul di sudut rumah, dan kasur-kasur digulung di sudut lainnya. Di situlah H. Agus salim menerima tamu, makan, dan tidur bersama isteri dan anak-anaknya Kontrakan yang paling dikenangnya adalah di gang listrik, yang justru harus hidup tanpa listrik gara-gara ia tidak mampu membayar tagihan listrik," kisah Bamsoet.

Bamsoet juga mengisahkan ketika salah satu anaknya meninggal dunia, H. Agus Salim tidak punya uang untuk membeli kain kafan. Jenazah anaknya dibungkus dengan taplak meja dan kelambu dan menolak pemberian kain kafan baru.

“Orang yang masih hidup lebih berhak memakai kain baru. Untuk yang mati cukuplah kain itu,” kata Bamsoet mengutip pernyataan Agus Salim.

"Itulah H. Agus Salim yang mewakafkan dirinya untuk mengabdi kepada Sang Pencipta, bahwa memimpin itu adalah ibadah," ulas Bamsoet.

Bamsoet juga meminta bangsa ini mencontoh dan meneladani persahabatan antara Bung Karno dan Bung Hatta. Meski sudah tidak bisa bersama lagi, keduanya tetap hangat dan akrab.

"Padahal, mereka berbeda pandangan yang tak ada titik temunya tentang demokrasi. Pak Kasimo dan Pak Natsir pun demikian, keduanya bisa berboncengan naik sepeda setelah debat sengit di parlemen," ungkap Bamsoet.



Tags Nasional