Ganti Warna Pesawat Kepresidenan

Jamiluddin Ritonga: Sense of Crisis Benar-benar Menjauh dari Pimpinan Negeri Ini

Jamiluddin Ritonga: Sense of Crisis Benar-benar Menjauh dari Pimpinan Negeri Ini

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritonga menilai banyaknya kritikan terhadap perubahan warna pesawat Kepresidenan RI sangat beralasan. Sebab, di masa sulit seperti ini pemerintah seolah tidak tahu skala perioritas.

Padahal kata Jamil, semua sepakat bahwa saat ini seharusnya perhatian sepenuhnya pada penanganan Cobid-19. Termasuk alokasi anggaran semuanya diprioritaskan untuk penanganan Covid-19.

"Karena itu, sangat sulit dipahami kalau pemerintah masih sempat berpikir mengalokasikan anggaran untuk mengganti warna pesawat kepresidenan," kata Jamil dalam pernyataannya kepada Riaumandiri.co, Rabu (4/8/2021).

Kalau anggaran untuk itu masih ada, ulas Jamil, sepatutnya dialokasikan untuk membantu sebagian rakyat yang sudah susah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini yang seharusnya.menjadi prioritas pemerintah untuk segera diatasi.

Tentu bagi rakyat miskin yang sudah susah untuk makan, akan tergores batinnya menyaksikan perubahan warna pesawat tersebut. Kepekaan terhadap kepedihan rakyat inilah yang terkesan sudah luntur disebagian pimpinan negeri ini.

"Sense of crisis benar-benar sudah menjauh dari pimpinan negeri ini. Padahal, presiden Jokowi sudah berulang kali mengingatkan perihalnya penting sense of crisis disaat pandemi Covid-19," kata pengajar Universitas Esa Unggul itu.

Nyatanya, di Setneg sendirinya sense of crisis terkesan sudah tumpul. Kiranya ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi presiden untuk menanamkan sense of crisis di lingkungan terdekatnya. Hal ini penting agar sense of crisis tidak hanya dijadikan slogan untuk menghibur rakyat.

Terkait perubahan warna pesawat tersebut dikaitkan dengan warna bendera Partai Demokrat, Jamil menilai mengada-ngada. Sebab, pesawat kepresidenan RI awalnya berwarna biru. Sementara bendera dan pakaian Partai Demokrat berwarna biru dongker.
"Jadi, kalau ada yang mengaitkan kritik kader Demokrat dengan warna partainya, bisa jadi yang mengaitkan hal itu mungkin buta warna. Orang-orang seperti ini mungkin perlu pendamping dari ahli warna," tegas Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996 - 1999 itu.



Tags PESAWAT